Pages

And so i play my guitar, I always play my guitar. Karamiau saigetsu wo tadoru tabiji de. Mabuta ni kanjiru yuuitsu no honoo. Natsu no nagori wo utsusu mina no ne. Hanatsu senritsu yo tooku tooku kanawanakutomo ~Loreley~

2010/04/24

[Sexy08] Red Hell_3

“Hyde!!!!!” teriak Aka terjaga dari tidurnya. Terjaga dari mimpi yang mengungkung dirinya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Aka melihat ke sekeliling. Dia masih di kamar hotel, dan disebelahnya…
“Aka.. kamu kenapa..??” tanya Tetsu yang terbangun mendengar teriakannya.
“Tetsu…” kata Aka pelan, mencoba mencerna apa yang dialaminya. Dia bermimpi Hyde pergi meninggalkannya, karena dia sendiri yang lebih dulu meninggalkan cintanya, “Hyde…??” Aka nampak seperti orang yang tak sadar di mata Tetsu. Kenapa dia bertanya ‘Hyde..??’
“Hyde..?? kenapa sama Hyde..??”
“I have to go..!!” ujar Aka, dia langsung beranjak dari tempat tidur dan memakai kembali celana panjangnya.
“kamu mau pergi kemana.??!!” Tetsu masih heran dengan semua kelakuan Aka.
Aka terdiam sesaat, lalu menatap Tetsu, “ini gak bisa dilanjutin lagi…” ujarnya kemudian.
Tetsu pun terdiam, “oke.. aku ngerti..” Tetsu beranjak dari tempat tidur dan mendekati Aka, memegang kedua pundaknya, “…Aka, mental kamu lagi gak seimbang.. so, jangan buru-buru, pikir dulu baik-baik.. I’m here..”
Sekali lagi Aka hampir saja terbuai lagi oleh kata-kata Tetsu dan tatapan lembutnya. Tapi dia bisa menyingkirkan tangan Tetsu dari pundaknya, “Tetsu.. bukan kamu yang ngalamin mimpi kayak tadi..!!”
“it’s just a dream, okay..”
“Tetsu.. kita gak akan pernah bisa bersama selama masih ada Hyde dan Kuro..!” Aka menguatkan dirinya untuk mengatakan hal itu, hal yang membuat Tetsu pun terhenyak.
“tapi kita saling cinta kan..?? ya kan..??”
“aku cinta sama kamu.. tapi aku lebih sayang sama Hyde, aku lebih gak mau kehilangan dia.. kita gak akan pernah bersama selama masih ada mereka, ngerti itu Tetsu..!!” Aka mulai mengeluarkan air mata.
“kalau perlu aku tinggalin Kuro---“
Plaakk… Aka memotong perkataan Tetsu dengan menamparnya, “Tetsu.. kamu gak akan pernah ninggalin Kuro.. kamu tahu itu, kalau gini bukan cinta.. Cuma ada nafsu.. kamu dan aku, sesal.. kamu dan aku,” ujar Aka bergetar.
Setelah itu Tetsu tak berkata apa-apa lagi, dia lunglai, terjatuh di samping tempat tidur, memegangi pipinya, lalu menerawang jauh keluar, ke langit fajar. Waktu menunjukkan pukul 3.30 pagi. Tanpa berpikir apa-apa lagi, Aka langsung mengambil jaket dan pergi dari hadapan Tetsu yang sama sekali tak melihatnya.
“Tetsu, Kuro sedang menunggu…” kata-kata terakhir yang diucapkan Aka sebelum dia menutup pintu kamar hotel itu.
Seperti orang gila, Aka terus saja mempercepat langkahnya. Matanya begitu lurus ke depan, keringat sudah mengucur deras di keningnya. Yang ada di pikirannya hanyalah Hyde. Kalau dia tak melakukan ini, dia yakin penyesalannya akan bertambah besar dan tak mungkin disembuhkan lagi. Mengingat betapa berharganya dia sendiri untuk hidup Hyde, seperti yang selalu Hyde katakan padanya, membuat hatinya luluh untuk pertama kalinya oleh cinta dari seorang lelaki. Walaupun Tetsu adalah cinta di hidupnya, tapi Hyde hidup dalam cintanya. Hyde yang membuat cintanya hidup.
Aka segera memanggil taksi dan menyuruh supir taksinya untuk segera ngebut sampai ke rumahnya. Setengah jam kemudian, Aka sampai di rumahnya sendiri, rumah yang dia bangun dengan cinta bersama Hyde. Aka segera berlari ke depan pintu rumah, dan ternyata pintunya tak dikunci. Lalu di dalam rumahnya sendiri, dia meneriakkan nama Hyde, mencarinya kemana-mana, tapi ternyata Hyde tak berada dimanapun.
“Aka-chan…” panggil seseorang dari daun pintu, yang dicarinya sedari tadi.
Hyde tampak baru pulang dari semalam, masih dengan pakaian yang dipakainya ke konser dan membawa kunci mobil di tangan kanannya.
“Hyde..” seru Aka, dia langsung berlari ke pelukan Hyde.
“hei.. kupikir ada maling masuk rumah, are you okay..?? where’s Tetsu..??” tanya Hyde yang masih heran dengan kepulangan Aka pagi-pagi buta begini.
“I don’t know.. I had a bad dream, Tetsu.. gak tahu deh, yang jelas tadi aku tampar muka dia,” jawab Aka yang Hyde lihat tampak kusut dan sepertinya shock berat.
“gitu…” Hyde membawanya untuk duduk di sofa, “…jadi, Tetsu gak anterin kamu pulang…?”
“gak, yang aku inget Cuma, aku butuh kamu, bukan butuh Tetsu.. itu aja,” ujar Aka, dia pun terkulai di paha Hyde.
“so.. what was your dream..?? tanya Hyde sambil mengelus rambut merah Aka.
“sorry, but I can’t tell..” Aka duduk dan menatap mata Hyde, “please, never ask about the dream anymore.. karena aku gak mau ninggalin kamu..” Aka begitu memelas.
Hyde terdiam sebentar, tapi akhirnya berkata, “oke.. kiss me..!!” pinta Hyde.
Lalu mereka berdua pun tersenyum dan akhirnya Aka mencium bibir Hyde dengan lembut dan penuh kerinduan di dalam bibir yang sama-sama mungil itu, “can I ask you one thing…?” tanya Hyde di sela-sela ciuman itu. Aka hanya mengangguk, “Tetsu… gak ngapa-ngapain kamu, kan..? ngapa-ngapain dalam hal ‘itu’..”
Aka terhenyak, “maksud kamu..??”
“ya ‘itu’… ngerti maksud aku..” Hyde menegaskan.
Haruskah Aka berkata jujur, bahwa memang dia telah ‘diapa-apakan’ oleh Tetsu, ‘shit.. kamu pengen Hyde mati sekarang..??’ seru batin Aka.
“dia…” kata Aka kemudian, “mana berani… kamu kan jago karate, ntar dia babak belur lagi.. lagian kamu kan yang nyuruh kita sekamar..”
Good save..
Hyde mengangguk, “karena…” dia berdiri dan langsung menggendong Aka, Aka menjerit kaget, “…Cuma aku yang boleh ‘apa-apain’ kamu…” kata Hyde lalu membawa Aka ke kamar.
>>> what happen to Tetsu…???
Tetsu masih terduduk di bawah tempat tidur, memikirkan kata-kata Aka. Dan perlahan-lahan rasa bersalahnya muncul. Aka meninggalkannya dalam kegalauan, hanya seginikah cinta Aka untuknya ? lalu dimana cinta itu. Dimana lagi dia akan menemui cinta itu. Tetsu sudah sadar bahwa Aka tak mungkin lagi bisa didapatkannya.
Beberapa menit kemudian, matahari muncul dan langsung menyorot Tetsu. Dalam cahaya itu, Tetsu seakan melihat Kuro tersenyum padanya, tapi hanya sepintas, lalu akhirnya hanya ada matahari disana.
Akhirnya tanpa berpikir apa-apa lagi, Tetsu bergegas memakai kembali kaos dan jaketnya lalu berlari keluar kamar hotel. Di depan lift, dia bertemu Ari..
“hei.. mau kemana lo..??” tanyanya.
Tetsu langsung masuk ke lift, setelah lift itu akan menutup kembali, Tetsu baru menjawab pertanyaan Ari, “sorry.. gue harus pulang..” lalu melambaikan tangannya pada Ari yang heran dengan kelakuan Tetsu.
Tetsu mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Dia melihat foto Kuro yang tergantung di dashboard. Yang beberapa hari ini tak pernah lagi dia tatap karena Aka selalu berada di sampingnya.
Akhirnya sampailah dia di depan pintu rumahnya sendiri, dengan tergesa, dia mencari kunci rumah di sakunya, lalu setelah ditemukan, Tetsu langsung membukanya. Dia mencari Kuro, lalu menemukannya di tangga. Nampak Kuro baru bangun dari tidurnya, masih memakai lingery hitam kesayangannya.
“Tecchan…” seru Kuro sambil menggosok-gosok matanya karena masih agak ngantuk, juga karena takut ini mimpi mendapati Tetsu di depannya.
Tetsu langsung menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai Kuro setelah itu langsung mencium bibirnya, “can I ask you for forgiveness, for all the thing that I have done to you…”
“you…”
Tetsu memotong apa yang akan dikatakan Kuro dengan menempelkan jarinya di bibir Kuro, “yes, sure.. Tecchan.. cause your eyes are like a little puppy, and my apologize always opened for you…” ujarnya kemudian, kata-kata yang selalu diucapkan Kuro kalau Tetsu minta maaf.
Kuro tertawa kecil, “apa yang terjadi sama kamu, Tecchan…?”
“I don’t know.. I just don’t want to lose chance for having you in the entire of my life..” ujar Tetsu.
“what…?”
Tetsu memotongnya lagi, “siap buat sesuatu yang dahsyat..? karena aku udah gak bisa tahan rindu ini…” Tetsu langsung menarik Kuro ke kamarnya lagi.
“you’re such a playboy…” Kuro tertawa lagi.
“yes ma’am… tapi setelah ini enggak.. aku, pengen denger kamu cinta dan sayang sama aku…!” Tetsu meminta dengan tatapan mata serius. Dia memutuskan, sekali ini Kuro bilang cinta dan sayang padanya, inilah hidupnya untuk selamanya.
Tapi Kuro malah terdiam, senyuman itu hilang sekejap, membuat Tetsu hampir putus asa. Tapi tiba-tiba Kuro tertawa, dia menyentuh kedua pipi Tetsu, “aku cinta dan sayang sama kamu, Tetsu… mau denger berapa kali..??”
Tetsu tersenyum gembira. Di sinilah hidupnya, di sinilah ternyata cintanya, Aka benar, dia dan Aka bersama bukan karena cinta, tapi karena rasa takut dan hanya ingin menggapai apa yang dulu pernah diidam-idamkan. Itu cinta yang semu, cinta yang sebenarnya sudah hilang tapi pura-pura kembali lagi. Hanya nafsu sesaat.
“beribu-ribu kali…!!!” kata Tetsu lalu menarik Kuro masuk ke dalam kamar.



Kalau yang semu itu memang masih menapakkan jejak
Di tempatku berdiri,,
Rasa yang kunistakan tak pelak lagi ku tentang.
Tentang dia yang gila
Dia yang tak peka
Sampai dia yang tak punya cinta,,
Aku yang cinta
Aku tak sadar kalau yang semu itu cinta
Kalau yang semu itu terbungkus lagi janji palsu
Maka akulah yang selamanya ratu,
Dalam kebohongan yang masih saja kuterima
Untuk kubentuk jujur.
Saat yang sepi diindah sendiri
Melantun nyanyian sunyi yang perih,, tapi cantik..
Yang pergi itu telah kembali
Tepat di hadapanku di depan mataku
Akankah ku lagi-lagi terbelenggu?
Hey... cinta yang itu semu
Aka masih berada di atas tubuh Hyde. Mereka masih mengobrol, saling telanjang, setelah beberapa waktu lalu mereka bercinta begitu lama, melepas kerinduan. Bagi Aka ini adalah titik balik dirinya. Dia sudah sadar dari penyakit jiwanya yang berusaha meninggalkan suami yang begitu mencintainya.
Handphone Aka berbunyi diatas kepala Hyde, dia mengambil dan mengangkatnya, “halo..”
“hei.. lo dimana..?” terdengar suara Midori di seberang sana.
“diatas Hyde..” jawab Aka, lalu dia tertawa.
“bitch… eh, gue kok gak bisa hubungin Kuro ya..?? Kuro gak bisa, Tetsu gak bisa, ke rumahnya juga gak diangkat.. mereka kemana sih..??” tanya Midori terdengar kesal.
“honeymoon kali.. hehe.. emang kenapa..??”
“jam 10 kita ketemu di studio… oke..! dan lo, turun dari sana..!” seru Midori.
Aka dengan santai melihat jam wekernya, dan disana menunjukkan angka 9, “shit.. Midori..!!!!” Aka memanggil-manggil lagi Midori, tapi keburu ditutup.
“kenapa..??” tanya Hyde.
Aka turun dari atas tubuh Hyde, “Midori suruh kita ke studio jam 10, dan sekarang udah jam 9, she such a goddamned boss.. dasar..!” katanya kesal berniat turun dari tempat tidurnya, tapi Hyde menarik lagi Aka ke dekatnya.
“masih sejam lagi kan..!” ujar Hyde dan memeluk Aka erat, menciumi lehernya, juga meraba-raba bagian sensitif Aka.
“Hyde… kamu ngapain..??” Aka berpura-pura mengelak, padahal dia sendiri masih ingin bersama Hyde. “honey.. nanti aku telat, bisa-bisa Midori ngamuk nanti..”



Midori masih bolak-balik seperti setrikaan di depan Aka dan Lady, untung saja Aka cepat datang, kalau tidak amarahnya akan jadi dua kali lipat. Sekarang sudah pukul 10.30, tapi Kuro belum juga datang. Sms darinya sudah pasti diterima, tapi telfonnya tidak juga Kuro angkat.
“mommy kemana sih..?? telfon gue gak diangkat-angkat juga…” Midori tampak kesal sekali.
“Tetsu-nya belum dateng kali…” ujar Aka refleks.
“oh.. lo gak pulang bareng Tetsu..??” tanya Lady.
Aka menggeleng, “enggak.. gue tinggalin dia di—”
“halo, semuanya..!!!!”
Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu itu datang juga. Kuro datang sambil menari-nari riang dan tampak keceriaan di wajahnya. Dia pun menciumi kedua pipi Midori.
“lo kenapa..??” tanya Midori benar-benar heran.
“Tetsu… oh my God.. !!” kata Kuro sambil tersenyum membayangkan sesuatu, membuat orang-orang yang mendengar pasti penasaran.
“Tetsu, what..??”
“itu dia.. gue baru mau tanya sama Aka..”
“gue..??” Aka lebih heran daripada Midori.
“iya.. semenjak dia pulang pagi-pagi tadi, dia kasih sesuatu yang dahsyat sama gue..” ujar Kuro.
Lady dan Midori mulai antusias untuk mendengar cerita Kuro yang satu ini. Pasti dia habis bercinta penuh gairah dengan Tetsu. Dan bahan pembicaraan ini sudah menjadi menu utama Sexy setiap mereka hanya bergosip berempat.
“so.. you have a great morning sex, right..?” tanya Midori.
“uh-huh.. dan gue mau tanya sama Aka, apa yang udah dia lakuin ke Tetsu..” Kuro menatap kedua mata Aka, dan semuanya pun refleks ingin tahu apa jawaban Aka.
Aka terdiam dipelototi seperti itu. Apa ?? ada apa dengan Tetsu ?? sampai sekarang Aka sendiri belum tahu bagaimana perasaan Tetsu setelah dia meninggalkannya di kamar hotel.
“gue… gue gak tahu kalau bagian sensitif Tetsu itu di pipinya..!” jawab Aka akhirnya.
“hah..?? maksud lo..??” Kuro malah tambah heran.
“tadi subuh sih, gue tampar dia gitu.. gue, agak marah sama dia.. selanjutnya gue gak tahu, gue pulang jauh sebelum dia…!”
Oh My God.. another lie!! Gue janji deh, selain hal ini gue gak akan pernah berbohong sama kalian…
“wow… Cuma ditampar, dia bisa segitu ‘buasnya’ sama gue..?? that’s awesome..!” Kuro terbelalak dan cukup puas dengan jawaban Aka.
“buas..?? ya ampun, kata-katanya…” seru Midori mencibir Kuro, diselingi tawanya.
“gue pikir mulai sekarang lo tampar Tetsu dulu deh sebelum having sex..” Lady memberikan sarannya.
“iya bener, yang banyak aja, biar dia bisa lebih buasss!!” timpal Midori.
“eh..eh.. dia bukan masochist kayak Ken, ya.. please deh..!” balas Kuro sampai mendapat pelototan dari Midori.
“Ken gak se-masochist itu kali..!!!” elak Midori.
Semuanya tertawa. Aka tak ingin kehilangan moment-moment semacam ini sampai kapanpun. Karena tak mungkin lagi dia dapatkan kalau dia memilih bersama Tetsu. Tetsu… aku masih ingin jadi sahabat terbaik kamu..?? Aka mulai rindu pada Tetsu, untuk kembali curhat padanya sebagai sahabat, bermain dan bercanda lagi dengannya.
“oke gals.. kita mau bicarain soal debut kita di Baskerville (negara tetangga)…!” seru Midori akhirnya.
Semuanya terbelalak tak percaya, mereka akan manggung di negara lain, “Baskerville…!!!”



Aku memang terlanjur mencintaimu.. dan tak pernah kusesali itu.
Tetsu baru saja masuk ke ruang makan di studio Ciel. Ketika itu Hyde langsung memanggil untuk duduk di sebelahnya. Karena sebelum itu dia melewati dulu Ken, Tetsu pun menyapanya dulu, “hey.. what’s up..??” lalu setelah itu menuruti panggilan Hyde, “what..??” tanyanya.
Hyde yang sedang merokok tanpa ekspresi itu hampir membuat Tetsu cemas. Kebohongan apa yang dikatakan Aka pada Hyde, takutnya kebohongan yang dikatakan Tetsu akan berbeda dan mengacaukan semuanya.
“katanya Aka, lo ditampar dia ya..??” tanya Hyde sambil tertawa kecil.
“iya.. katanya dia mimpi buruk gitu, gak ngerti gue.. dia malah pergi aja dan manggil-manggil nama elo..! tapi gue juga---” Tetsu memotong pembicaraannya sendiri lalu terdiam.
“lo, apa..??”
Tetsu menggeleng, “sorry nih… hanya aja, gue agak berantem sama Aka..!”
Hyde mengangkat sebelah alisnya, “jadi, tamparan itu bukan gak sengaja..??” kata Hyde, terdengar sedikit nada amarah pada suaranya.
“ya, gue gak tahu… sorry, gue masih agak, emh, gak tahu ya, tapi rada kesel gitu deh, sama dia..!”
Ya.. itu benar, Aka ninggalin gue disana sendirian, gue gak punya alasan buat marah sih, Cuma.. pokoknya… kita butuh ngomong deh, Aka-chan…
“oh gitu, ya urusan kalian deh.. jangan lama-lama marahan sama dia ya Tecchan…” Hyde menampakkan wajah childish dan memelas seperti anak cewek, secara dia memang dijuluki cowok cantik.
Tetsu mengernyitkan dahinya. “eh..eh.. lo kenapa..??”
“kalo elo marahan sama Aka, ntar dia gak bisa dapet masukan lagi tentang gue dari elo..”
“alah… manja lo..!” Tetsu mendorong kepala vokalisnya itu.
Lalu mereka berdua tertawa bersama. Hei Hyde, gue pernah having sex sama istri lo.. gimana kalo elo tahu itu, ya..?? iya juga, gue bisa abis kali… ah Hyde.. gimana cara gue minta maaf sama elo..??



Yuki mengendarai mobilnya bersama Tetsu disampingnya, juga Hyde dan Ken di jok belakang. Mereka semua ingin bersantai dulu di sebuah tempat sejuk yang nuansanya biru. Tempat itu selalu sejuk walau di siang bolong, kalaupun sudah mulai gerah, bisa langsung berenang di kolam renang besar di luar pekarangan. Rumah pasangan drummer dan gitaris, Yuki dan Lady.
Rumah mereka adalah rumah yang ruangannya paling lengkap diantara yang lainnya. Rumah yang tampak satu lantai itu, padahal terdiri dari dua lantai. Warna cat luarnya putih dan dark purple dengan kaca tinggi yang berejejer 4 buah di samping pintu satu daun, 4 meter x 30 cm. Ketika memasuki pintu warna putih itu, kita disambut Genkan transparan dan dibawahnya ada pasir dan batu-batu karang juga kerang dari laut. Lalu ruangan pertama begitu luas, di samping kanan hanya ada tempat kosong, lalu ada beberapa anak tangga ke arah dua buah sofa abu-abu yang besar dengan tatanan lampu seperti bintang. Lantai rumah ini ala-ala lantai rumah pantai modern. Jika kita memandang lurus ke depan, disana ada dapur kecil bernuansa putih. Sebelum masuk ke dapur, di samping kiri ada pintu menuju ke kolam renang dan sebelumnya ada tangga menuju lantai bawah tanah juga tangga menuju lantai atas. Di samping tangga ke lantai atas ada pintu menuju kamar yang tak dipakai sama sekali. Di lantai bawah adalah studio tempat penyimpanan drum-drum milik Yuki juga gitar-gitar milik Lady. Disana juga ada tempat kerja Yuki sebagai remixer. Di lantai atas, hanya ada kamar, dua buah kamar dan satu walking-closet, tidak ada tempat duduk atau apapun. Kamar yang paling kanan adalah kamar cinta Yuki dan Lady. Semua desain rumah itu, Yuki yang membuat tanpa sepengetahuan Lady. Ketika mereka menikah, barulah Yuki memberitahu Lady bahwa mereka sudah punya rumah sendiri.
Ciel datang setelah beberapa menit yang lalu Sexy tiba. Kuro dan Aka sedang, entah, membahas semacam lirik lagu. Mereka duduk di tengah sofa yang menghadap barat, Lady pun ikutan dengan gitar dan rokoknya duduk di sudut sofa yang menghadap utara. Sedangkan Midori, seperti biasa, kebiasaannya adalah menyiapkan makanan dan minuman di dapur. Midori adalah koki terbaik bagi mereka.
Ketika melihat Ciel datang, Kuro langsung menjauh dari Aka dan memberi ruang untuk Tetsu duduk diantaranya. Sebenarnya ini seperti biasa saja, tapi entah kenapa Tetsu agak canggung untuk duduk di samping Aka, dia tak berbicara sepatah kata pun pada Aka, begitupun sebaliknya. Aka malah pura-pura terfokus terus pada lirik yang ditulisnya, lalu pergi ke dapur menghampiri Midori.
Kuro mencolek pipi Tetsu lalu berbisik di telinganya, “kamu marahan sama Aka..??” tanyanya. Lalu Tetsu hanya mengangguk, “alah.. klise tuh, jangan gitu ah.. dia kan sohib kamu, masalahnya apa, pak..?? ngomong gih sana..!!”
Tetsu malah menggeleng, “enggak ah, nanti aja….” Katanya polos.
“aah, kalian berdua sama aja.. udah lama gak berantem ya, heuh.. kemaren aja masih dapet chemistry-nya.. sekarang tahu-tahu udah marahan, aku aneh sama kalian berdua…!” ujar Kuro.
“udah lah, say.. entar aku ngomong sama dia..!” Tetsu pun mencium pipi Kuro.
Sementara itu, sedari datang tadi Hyde langsung mengikuti Aka ke dapur. Aka pikir, Tetsu pasti ngomong-ngomong sesuatu sama Hyde, “Aka-chan.. ternyata kamu berantem ya sama Tetsu..?!” tanyanya sambil mencomot kue kecil yang dibuat Midori.
Aka menatap Hyde, “ya gitu deh…” lalu berpaling darinya ketika menjawab.
“lo berantem sama Tetsu..??” Ken tiba-tiba ikut nimbrung dengan suaranya yang keras, membuat semua orang di ruang tamu juga menoleh padanya.
“iih.. apaan sih, penting banget ya..??” timpal Aka pelan tapi dengan nada kesal.
“oops..” Ken menutup mulutnya.
“ngomong gih..!” suruh Hyde.
Aka malah mengangkat bahunya, “enggak mau…”
“kamu susah banget sih…” Hyde mengeluh, lalu mengusap kepala Aka dan setelah itu tak bicara tentang Tetsu lagi.
Kedelapan sahabat itu pun duduk lagi di tempatnya masing-masing bersama pasangannya masing-masing. Aka masih tetap berada di dekat Tetsu seperti biasa. Tapi, suasana agak mencekam, sampai saat ini Aka dan Tetsu belum berbicara satu patah kata pun. Terutama untuk sofa yang ditempati mereka.
Hyde yang duduk di sudut, berbisik-bisik dengan Lady soal istrinya. Lady hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil memetik gitar dengan rokok di jarinya. Semua membicarakan Aka dan Tetsu sambil bisik-bisik. Karena Aka masih saja berkutik dengan lirik yang ditulisnya, dan Tetsu terkulai sambil memejamkan mata di pundak Kuro yang mengobrol jauh-jauhan dan bisik-bisik tentang suaminya pada Ken.
Lady akhirnya sadar ini tak bisa didiamkan lagi. Dia pun menarik buku dari tangan Aka dengan paksa, “eh..eh.. lo ngapain..??” Aka kesal.
“ngomong sana..!!” suruh Lady tanpa suara.
“iih.. kenapa sih..? Hyde…” Aka merajuk pada Hyde meminta bantuannya. Memang Lady itu adalah teman yang paling sering mengerjai Aka, dan karena itulah Hyde jadi begitu dekat dengan Lady, selain karena penampilan Lady yang menurut Hyde sama dengan seleranya.
“heei.. Lady tuh bener…!” seru Hyde.
Aka makin cemberut dengan jawaban suaminya itu, “kok gitu…” dia menghela nafas dan melirik Tetsu, ternyata dia pikir Tetsu sedang tidur, jadi ada alasan baginya, “Tetsu-nya tidur…” katanya datar.
Kuro menggerak-gerakkan pundaknya agar Tetsu terhenyak dan Tetsu pun akhirnya mau membuka mata, “what..??” tanyanya pada Kuro. Kuro menunjuk Aka dengan dagunya. Tetsu melirik Aka yang sedang menatapnya tanpa ekspresi. Lalu tanpa berkata apa-apa, Aka langsung beranjak ke arah kolam renang di luar. Tetsu malah bengong dan tak tahu apa yang harus dia lakukan.
Tetsu menatap Hyde, “sana…” kata Hyde menyuruh Tetsu mengejar Aka.
Tetsu berpikir dulu sebentar, lalu Kuro mendorongnya dan akhirnya Tetsu beranjak juga. ketika dia berjalan batinnya berpikir, mereka kok malah ndukung gitu sih, gak tahu apa bakal ada kemungkinan kita selingkuh lagi… makanya gue gak mau dulu ngomong sama Aka..
Tetsu menaiki 3 anak tangga dari pintu menuju kolam renang outdoor itu, dia lihat Aka dari samping yang terlihat sekali kalau dia benar-benar cemas, tampak dari tangan dan kakinya yang tak bisa diam, juga kukunya yang dia gigiti. Tetsu terus berjalan sampai berdiri hampir 1 meter di samping Aka. Aka tampak tak menyadarinya.
“tamparan kamu udah gak kerasa kok…!” kata Tetsu membuat Aka terkaget.
Aka melirik ke arah Tetsu yang menatap lurus ke depan, namun ketika Tetsu akan membalas tatapan itu Aka segera menunduk lagi, “oh.. eeuh, I’m very sorry..!” katanya tanpa berani menatap Tetsu.
“don’t worry.. tamparan itu nyadarin gue..!” kata Tetsu.
Aka terhenyak dengan kata ‘gue’, ketika mereka bersahabat begitu dekat tak ada rasa canggung di antara mereka. Aka hanya bilang ‘aku kamu’ untuk Hyde, dan Tetsu pun hanya untuk Kuro, sebelum perselingkuhan ini tentunya.
Aka sekarang menatap Tetsu dan Tetsu pun balas menatapnya. Rasa takut itu muncul sedikit, kali ini rasa takut cinta itu kembali. Tak boleh lagi terjadi. Beberapa saat kemudian mereka berdua tertawa bersama.
“gue pikir kita ini emang soulmate… pikiran kita tuh kadang sama banget, ngerti maksud gue..? dan… kenapa elo bilang lagi marahan sama gue..??” ujar Tetsu.
Aka menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “emh.. gak tahu, alasan doang kali..!” lalu mereka pun tertawa lagi.
“ya, itu dia.. kita gak mungkin selamanya sehati ya kan.. so, kalau lo butuh alasan, jangan lupa kasih tahu gue dulu alasannya apa, oke..!”
“hai.. wakatta..!!” jawab Aka tegas. Tapi seketika tawa Aka berubah jadi senyuman kecil, “Tetsu… sorry for loving you…” katanya. Lalu Aka memeluk Tetsu dengan hangat sebagai sahabat.
Tetsu terdiam dan lalu menggeleng, “kita gak seharusnya saling minta maaf.. kita masih butuh maaf dari mereka, tapi, kita juga gak tahu caranya gimana kan..??” ujarnya.
Aka pun mengangguk, “dan… gue udah cukup bisa ngewujudin satu mimpi gue..!”
“ya.. gue juga..”
“apa..?”
Tetsu mendekatkan wajahnya ke telinga Aka, “bisa nidurin elo…”
Aka terbelalak sampai mulutnya ternganga, “Tetsu…!!”
Tetsu pun berlari, Aka mengejarnya lagi, lalu tak sengaja Tetsu terdorong Aka hingga masuk ke kolam renang. Yang di dalam rumah mendengar suara ceburan itu dan mereka pun beranjak ke arah kolam renang. Terlihat Aka begitu puas menertawakan Tetsu yang hampir tenggelam di dalam kolam renang.
“heei… sial..!!” seru Tetsu.
Kuro pun tak bisa menahan tawanya, dia terjongkok di sisi kolam renang dan menertawakan Tetsu. Tetsu mengulurkan tangan ke Kuro dengan innocent, makanya Kuro berniat membantu Tetsu keluar. Tapi ternyata Tetsu menariknya ke dalam kolam renang.
Yuki paling tidak bisa menahan tawanya, sampai Lady bertanya, “sayang.. kamu belum mandi kan hari ini…??”
“hah..” Yuki heran. Lalu dengan seketika Lady menceburkan Yuki ke kolam renang, “rambut gue…!!” Yuki berteriak.
Selanjutnya, Hyde yang menceburkan Aka ke dalam kolam. Tinggallah Hyde, Lady, Ken dan Midori yang masih kering. Mereka berempat saling pandang satu sama lain. Kira-kira sekarang giliran siapa… dan yap.. Hyde mendorong Lady, tapi Lady terlalu cerdas dan akhirnya dia bisa menarik Hyde juga ke dalam kolam.
Lalu Ken menggendong Midori dan memasukkannya juga ke dalam kolam. Dan tinggallah Ken sendirian yang masih kering. Tetsu, Hyde dan Yuki keluar kolam dan dengan paksa memasukkan Ken ke dalam kolam. Setelah itu, mereka bertiga menceburkan dirinya sendiri masuk ke dalam kolam. Lalu mereka berdelapan bagai anak kecil bermain-main air di dalam sana.
Tetsu dan Aka sudah yakin dengan keputusannya, mereka tidak akan pernah bisa bersama selama masih ada Kuro dan Hyde yang begitu mencintainya. Kalau mereka berjodoh pun, hal itu belum terpikirkan di pikiran mereka. Yang jelas, cinta itu ada untuk pasangannya masing-masing. Ini sudah diakhiri, mereka sudah sampai di garis finish itu, dimana ternyata disana menunggu suaminya dan istrinya sendiri, dengan penuh cinta dan kasih sayang. Apalagi kepercayaan itu tak ternilai harganya, sementara mereka malah mengkhianatinya, manusia macam apa. Yang penting, mereka sadar bahwa cinta itu hanyalah masa lalu, dan nafsu iblis sudah mengobrak-abriknya dan mencampuradukkannya dengan masa kini. Tak bisa dibiarkan, karena itu bukan yang semestinya terjadi. Karena Tetsu ditakdirkan bersama Kuro dan Aka bersama Hyde. Tetsu ditakdirkan menjadi sahabat sejati Hyde dan Aka menjadi sahabat Kuro. Itu saja!



A/N Cuma iseng, sorry kalo namanya personil L'Arc~en~Ciel.. ^^ Peace, anggep aja fanfiction haha..

[Sexy08] Red Hell_2

Setelah Aka yakin bahwa dia bisa melewati ini semua karena ada Tetsu disampingnya. Aka tak peduli lagi pada yang lainnya, suaminya, juga Kuro. Aka bisa bersama lagi dengan Tetsu ketika mereka kembali lagi ke Kota Kayu untuk melanjutkan proyek mereka. Hanya seminggu lagi mereka akan mengadakan konser, dan 4 hari untuk memantapkan latihan.
Tetsu dan Aka mencari hotel sendiri. Mereka pikir, melakukan ini pun tak apa-apa, karena tak akan ada seorangpun yang curiga, partner-partner mereka. Mereka sangat tahu siapa Tetsu dan juga Aka. Hotelnya agak jauh dari hotel tempat Ari dan beberapa teman menginap. Tetsu dan Aka memutuskan untuk menginap di hotel itu, tanpa tahu bahaya apa yang sedang mengintainya yang akan menghancurkan lagi apa yang akan mereka putuskan nantinya.
“Tetsu, apa ini akan berakhir bahagia dengan hanya aku dan kamu..?? cinta aku dan kamu..??” Aka menerawang jauh keluar jendela dari lantai 11, matanya terfokus pada air mancur di tengah jalan yang besar dan bersinar.
Sementara Tetsu, bertelanjang dada sedang menyetel Zon bass-nya, tadinya serius, tapi sekarang pikirannya jadi tertuju pada kata-kata Aka. Tetsu beranjak dan menyimpan bass warna putih itu di tempatnya di sebelah pintu kamar mandi. Dia menghampiri Aka yang masih fokus pada kehidupan di luar hotel ini.
Tetsu memeluk Aka dari belakang dan menciumi lehernya, “kamu harus yakin kalau ini akan berakhir.. entah…” Tetsu memotong kata-katanya untuk mengambil nafas terlebih dahulu.
“entah apa..??” tanya Aka, dia berbalik menghadap muka Tetsu, “..entah kamu sama aku atau sama Kuro..! gitu..??” tampak kekesalan di wajahnya.
Tetsu menarik nafas lebih panjang lagi dengan masih menatapi mata coklat Aka, begitu berbeda dengan Kuro yang warna matanya hitam legam bisa menjadi cerminan Tetsu selama ini, “iya..” jawab Tetsu akhirnya, “..ini akan berakhir, dan aku harap aku bisa punya keberanian untuk meyakini bahwa di garis finish nanti Cuma ada kamu..”
Tetsu menarik Aka ke dekatnya, hingga tubuh mereka tak berjarak 1 inci pun. Aka tak bisa mengelak lagi. Tetsu sudah mendekapnya begitu erat, Aka terjebak antara Tetsu dan jendela. Tetsu sudah mengunci kaki Aka yang nude. Tetsu mulai menjamah bagian atas Aka dari pelipis, pipi, telinga, leher sampai dada. Segala yang menghalangi, Tetsu singkirkan, termasuk kancing piyama Aka, dia buka satu persatu sambil mencumbu bibir Aka begitu dalam. Sensasi per sensasi mereka rasakan berdua. Apa ini bukan cinta namanya, kalau bukan, mengapa bisa seenak ini dan bisa senyaman ini..?
Setelah beberapa waktu lalu kasur itu menanjak-anjak, Tetsu dan Aka berpeluh begitu banyak diatasnya. Mereka tak mendengar suara apa-apa lagi, hanya ada deru nafas mereka yang begitu terpacu. Aka masih belum bisa memuaskan dirinya sendiri, Tetsu yang terkulai di sebelahnya, berkeringat, membuatnya tak bisa menahan keajaiban dalam diri Tetsu yang menariknya ke dalam angan yang nyata dan indah.
Aka naik ke atas tubuh Tetsu, mencumbu mulai dari bibirnya yang kecil, “Tetsu.. sekali lagi, boleh..??” pinta Aka dengan seductive eye¬-nya.
Tetsu mengibaskan tangannya, “aku mau..” kata Tetsu dengan nafas terengah-engah, “..tapi, aku gak bisa gerak lagi.. sekarang terserah kamu..!!”
Aka menegakkan badannya dan mulai memberi rangsangan pada bagian sensitif Tetsu, “give it to me..” katanya.
Dan mereka melakukan itu sepanjang malam, Tetsu pun akhirnya tak bisa lama-lama menahan perasaan inginnya. Ingin memeluk Aka, mencium bibirnya dan merasakan semua cumbuannya.



Siang ini, Aka dan Tetsu sedang dalam perjalanan menuju hall concert terkenal di pinggiran ibu kota. Hall concert itu selalu dipakai oleh band-band papan atas untuk konser, dan sekarang dipakai oleh para bassis yang mengadakan suatu proyek besar-besaran, melibatkan 50 orang pemain bass dan 30 orang pemain musik lainnya. Mereka membawakan beberapa lagu hits dari dalam dan luar negeri.
Aka dan Tetsu sampai juga ke tempat yang bisa menampung 50.000 orang itu. Disana sudah menunggu beberapa pengikut acara. Pementasan ini pasti akan menarik perhatian semua kalangan yang mau menikmati, karena pementasan seperti ini begitu jarang dilakukan.
Aka melihat spanduk yang terpasang di backstage. Disana tertulis “Rhytm Of Thump, Play Music Swing It Together”
“ini keren..” tiba-tiba sebuah suara familiar bergema di telinganya. Aka berbalik ke arah suara itu, dan Hyde ada disana. Suami yang tak ditemuinya selama 4 hari, suami yang dilupakannya selama 4 malam.
Aka begitu kaget dengan kehadiran Hyde disini, “hei.. ngapain disini..??”
“aku kebetulan lewat, ternyata di backstage udah banyak orang, jadi aku cari kamu.. mana Tetsu..??”
Sementara itu, Tetsu melihat Aka sedang bicara berdua dengan seseorang tapi tak terlihat, jadi dia memanggilnya, “cinta…” baru setelah dia mendekat, ternyata itu Hyde.
Tetsu dan Aka mati berdiri, melihat Hyde yang heran dengan kata ‘cinta’ tadi. Aka merasa lemas dan ingin mengubur dirinya sendiri sekarang juga, come on.. think smart..!!
“eeuh.. lagu pertama gak jadi lagu Cinta.. Aka..!” kata Tetsu berusaha mengelak, semoga Hyde tidak menyadarinya, “hei.. Hyde-sama, tahu darimana kita udah disini..??” Tetsu bersikap bersahabat pada Hyde. Personil dari band yang dia dirikan selama 7 tahun dan seorang teman yang mau diajak susah maupun senang juga percaya satu sama lain selama lebih dari 7 tahun.
“gue.. kebetulan aja lewat, ternyata kalian udah ada disini.. hehe, sebenernya kejutan sih..” canda Hyde.
Tetsu hanya tertawa kecil. Dia ingin segera pergi lagi dari hadapan Hyde, kalau emosinya tidak mau keluar sekarang juga. Dan akhirnya Aka memberinya peluang.
“Tetsu.. boleh kita keluar sebentar..?” pinta Aka dengan lemas, membuat Hyde agak cemas lagi kepadanya.
Dengan berat hati Tetsu menajwab, “sure..” nadanya datar.
Aka langsung menarik tangan Hyde untuk keluar, “kamu gak apa-apa..?” tanya Hyde sambil berjalan dan merangkul pundak Aka.
Aka tersenyum lebar dan membalas rangkulan Hyde dengan merangkul pinggangnya lagi, “aku gak apa-apa sayang.. stop cemasin aku deh.. kamu nih ya, orangnya parno-an mulu..” kata Aka sambil mencubit hidung Hyde.
Tetsu merelakan semua itu. Dia merasa rela. Begitu rela. Begitu rela sampai dia rela buta sekarang juga agar tak ada lagi pandangan seperti ini yang bisa dia tangkap. Tapi, melihat Hyde sebegitu relanya datang kesini untuk menemui Aka, Tetsu jadi ingat akan Kuro. Dia seringkali menemui Kuro kalau ada kesempatan dimanapun Kuro manggung, sama seperti Hyde. Rasa rindu Tetsu pada Kuro seperti rasa rindu pada ibunya sendiri, karena Kuro merubahnya jadi lebih dewasa dalam menghadapi banyak hal. Kuro adalah pacar yang baik, istri yang baik dan akan menjadi ibu yang baik nantinya, selalu.
Tak terasa, Tetsu sudah bersandar di tembok selama 15 menit, di tempat dimana dia melepas Aka pergi bersama Hyde tadi. Sampai dia melihat orang berlalu-lalang di depannya membawa property.
“Tetsu-sama..??” panggil seseorang dari jauh. Tetsu meliriknya, suaranya familiar, Hiroshi, manajer Ciel.
“aa.. Hiroshi.. pagi..!!” sapa Tetsu.
“pagi..??” Hiroshi kebingungan, “ini udah jam 1 siang.. Tetsu..!”
Tetsu tercengang, dia melihat jam tangannya, “oh ya.. maaf..” Tetsu garuk-garuk kepalanya sendiri, “sama siapa kesini..??”
“Asaki-chan.. dan kru, tentunya..” jawabnya terbata.
Tetsu kaget lagi, “Asaki-chan..?? kamu berani jemput dia..?”
Asaki adalah co-produser Ciel dan didaulat untuk jadi manajer Sexy semenjak Sexy masuk label yang sama dengan Ciel. Sementara Hiroshi adalah mantan pacarnya 2 tahun lalu. Asaki dulunya humas di label Ciel, makanya dia dan Hiroshi cukup dekat, tapi setelah Asaki jadi co-produser Ciel, Asaki agak jauh dari Hiroshi dan mereka putus, dan sekarang ketika mereka sama-sama jadi manajer, mereka dekat kembali.
“enggak..enggak..” Hiroshi mengibas-ngibaskan kedua tangannya di depan Tetsu, agak salah tingkah, “…saya kesini sama kru, kebetulan stylishnya Cuma satu, kamu yang minta kan..!?”
“iya..iya.. sekarang dimana dia..??” Tetsu tersenyum licik.
“ketemu Aka dan Hyde-sama di depan.. emh.. Aka-chan kok nangis ya..??”
Tetsu tercengang, menghentikan senyumannya. Kenapa Aka bisa nangis, tadi dia disini baik-baik saja. Hati Tetsu ingin sekali menemui Aka, tapi disana ada Hyde, pasti lebih bisa mengatasi hati Aka. Tetsu benar-benar dillema, berat untuk melangkah, “eeh.. gak tahu..” katanya sambil mengajak Hiroshi ke ruang ganti.



Aka dan Tetsu sedang peregangan terakhir bersama dengan bass-nya masing-masing tepat di belakang panggung untuk pembukaan beberapa saat lagi. Sebab Aka menangis tadi di depan Hyde, masih terngiang-ngiang di pikiran Tetsu. Apalagi karena setelah Aka datang kepadanya, tak sedikitpun tanda-tanda kesedihan di wajah Aka. Saat ini pun, Aka malah bercanda dengan pemain-pemain yang lain. Pikirannya jadi melayang kemana-mana, dari dia yang tak pantas untuk Aka, sampai dia yang tak berhak sedikitpun mengetahui perasaan Aka, pokoknya, Tetsu jadi putus asa dengan perasaannya pada Aka.
“wooi..!!” seorang bassis bergaya gothic menepuk punggung Tetsu agak keras.
Tetsu tersenyum padanya, “kenapa..??”
“maju..! udah mau mulai, pak..!! ngelamun aje..!” katanya.
Tetsu pun menurutinya, dia maju, setelah mendengar nada dimana dia harus masuk, Tetsu berjalan ke tengah panggung. Dia ada di tengah panggung bagian bawah, sementara Aka ada di tengah panggung bagian atas. Aka diperlakukan seperti ratu dalam konser itu. Dia satu-satunya bassis wanita disana.
Selama dua jam setengah konser itu berlangsung, dihadiri pengamat musik terkenal, produser-produser handal, dan musisi-musisi lainnya. Semua melakukan standing applause di akhir konser. Tampak Ciel dan Sexy berada di deretan yang sama, tersenyum pada Aka dan Tetsu. Aka menjadi penutup di acara itu, membuat sebuah case yang apik dengan Tetsu dan Ari, tiga bassis dengan aliran berbeda tapi punya jiwa yang sama. Aka dengan rock-gothic, Tetsu dengan pop-rock, Ari pop-jazz, tapi mereka bisa berbaur satu sama lain melahirkan musik yang indah dan tentunya penuh dengan jiwa yang bebas.
Setelah acaranya selesai, para pengisi acara merayakannya di ballroom. Disana juga boleh dihadiri oleh tamu undangan, juga sekalian untuk konferensi pers (sekalian bahan gosip untuk para media, karena disana begitu banyak artis). Ketiga personil Ciel dan Sexy juga hadir disana.
Kuro menepuk pundak Aka yang sedang bercengkrama dengan Tetsu, Ari dan dua pemain lainnya. Ketika melihat Kuro, Aka refleks melakukan apa yang selalu dia lakukan, yaitu memeluk Kuro erat dan bilang ‘miss you mommy..’
“you looked so great..!!” puji Kuro.
Mereka berdua saling memandang mata masing-masing. Aka baru sadar akan ‘kesalahan’ yang dia lakukan. Tawa di wajahnya seketika berubah jadi senyum palsu. Kuro bisa melihat itu.
Kuro menempelkan tangannya di kedua pipi Aka, “hei.. you were have fun ?”
Oh God.. apa yang gue lakuin, gue gak seharusnya berekspresi kayak gitu. “what do you mean mommy ? di panggung tadi hebat banget.. I love it so much….!!!” ujar Aka akhirnya.
“keren banget… sumpah..!!” Hyde nyelonong masuk dalam pembicaraan, tiba-tiba sudah ada di samping Kuro.
“atta…” Kuro merangkul pundak Hyde, memicingkan mata liciknya pada Hyde, “emang gue gak tahu, Hyde manis ini udah mau bunuh orang pas adegan muka Tetsu deket-deket leher lo..!”
“gue gak gitu..!!” Hyde mengelak, keringatnya hampir saja turun.
“jealous, right..?” Tetsu tiba-tiba menyambar di samping Aka.
“hai..” Kuro menyapa Tetsu, suaminya, lalu memeluk dan menciumnya, dia berdiri diantara Tetsu dan Aka dan merangkul mereka berdua, “kalian berdua, keren banget deh, great works..!”
“kamu nampak semangat sekali hari ini..??” tanya Tetsu pada Kuro.
“oh..jelas, cause I really miss you, honey..” jawab Kuro.
Ya, dibanding Hyde dan Aka, mereka berdua lebih jarang bertemu. Karena Kuro bukanlah lelaki yang nekat seperti Hyde, melakukan video call malam-malam atau menemuinya ke backstage. Kuro adalah wanita dewasa yang percaya dengan apa yang dilakukan suaminya.
Sementara Kuro dan Tetsu berpelukan melepas kerinduannya, Hyde menarik tangan Aka yang tak mau menatap lurus ke depan, “Aka, kamu udah baikan, kan..??” bisik Hyde.
“ya.. I’m okay…!” jawabnya dengan senyuman lebar.
“aku sangat ngerti dengan perasaan kamu, karena perasaan itu tentang aku juga kan, you have done the best.. I love you.. and I’ll always do.. you know that.. semua yang absurd, jangan dipikirin deh.. oke, aku selalu ada disini untuk kamu.. kamu tahu apa janjiku.. gak usah aku paparkan lagi..!” ujar Hyde dengan suara pelan.
Aka mengangguk, “tapi tadi aku have fun banget, thank’s to you…” lalu mereka berdua tersenyum. Baru wajah mereka akan mendekat, Lady dan Yuki juga Ken dan Midori mengagetkan mereka, dan membuat meriah suasana. Kedelapan sahabat itu berkumpul disana, dengan pasangannya masing-masing, dan cintanya masing-masing.

Sampai satu jam kemudian, acaranya selesai semua. Para pengisi acara masih harus berkumpul di tempat private untuk merayakan kesuksesan ini sekali lagi dan pastinya acara yang ini sampai malam di sebuah hotel yang dibooking private kalau-kalau mereka mau menginap dulu disana.
Sebelum itu, Aka dan Tetsu mengantar dulu Kuro dan Hyde (juga Yuki dan Lady dan Ken dan Midori). Entah kenapa ketika Kuro pergi bersama Hyde, Tetsu ingin sekali mengucapkan ini, “Hyde.. take care of her..” ketika Kuro dan Hyde baru mau masuk ke mobil. Kata-kata itu membuat Aka menoleh tak percaya pada Tetsu yang terus saja memandang ke depan.
“I’ll make it up to you…” jawab Hyde sambil mengacungkan telunjuknya, seperti berkata, ‘aku berhutang satu’.
Ketika mereka semua menghilang dengan mobilnya masing-masing. Aka berjalan lebih dulu, agak berlari, untuk menghampiri sedan Tetsu yang agak jauh dari tempatnya berdiri. Tetsu yang berjalan dibelakangnya berusaha untuk mengejar Aka yang tidak berbicara sepatah katapun, dan langsung menyergap tangannya.
“I have to talk to you…” kata Tetsu masih menggenggam tangan Aka dan mempercepat langkahnya sampai ke sedan silver metallic Tetsu.
Aka hanya terdiam di dalam mobil Tetsu, sampai Tetsu bertanya kepadanya, “kenapa tadi kamu nangis..??” tanya Tetsu membuat jantung Aka seperti berhenti karena kaget.
Aka menoleh berat ke arah Tetsu, “kapan..?? gue…”
“sebelum manggung kamu nangis kan..??” potong Tetsu.
“gue.. gak…”
Ckiit…… mobil direm Tetsu seketika. Tetsu menatap lurus ke depan, “kenapa kamu nangis.. apa karena aku..?? kamu…”
“Tetsu.. kapan aku nangis..??” kali ini Aka yang memotong.
Tetsu memandang mata Aka dalam-dalam, “tadi kamu nangis.. Hiroshi kasih tahu aku..”
Aka terdiam beberapa saat, lalu tak sadar dia mengeluarkan jawaban seperti ini, “bukan urusanmu…” dengan datar.
Tetsu langsung lemas dengan jawaban seperti itu. Keringat dingin hampir saja mengalir di keningnya. Lalu menjalankan kembali mobilnya tanpa bertanya apapun lagi. Sementara Aka berusaha untuk menahan emosinya agar yang keluar nanti bukan sesuatu yang akan menyinggung perasaan Tetsu.
Hingga mereka sampai di tempat tujuan, mereka masih saling diam seribu bahasa. Sampai tiba-tiba sebelum Tetsu membuka pintu mobilnya, Aka berkata, “I’m sorry…”
Tetsu terdiam beberapa saat sambil memegangi engsel pintu mobil. Tanpa sedikitpun berbalik ke Aka, dia langsung turun dan membukakan pintu mobil untuk Aka. Tetsu menarik tangannya dan menggenggamnya erat. Dia tak berani untuk memeluknya walaupun hatinya ingin, karena disana sudah banyak orang yang datang.
“heeei… Tetsu, Aka.. kemana aja lo..??” seru Ari dari pintu masuk hotel.
Tetsu melambai pada Ari lalu segera membawa Aka menghampiri Ari dan mereka bertiga masuk ke ruangan private pengisi acara. Disana, Aka dan Tetsu tidak bergairah untuk bergabung bersama teman-teman yang lainnya. Mereka masih saling diam. Sampai akhirnya Tetsu menghampiri Ari.
“Ari.. gue butuh kamar sekarang juga.. Aka..” pintanya.
“oh ya, everybody have to use the room.. semuanya harus disini dulu sampai besok pagi.. jadi, kalian pake aja… ehm, mau gue ambilin kuncinya..?”
“ya, please.. thank’s before..”
Ari pun pergi untuk mengambil kunci dan beberapa saat kemudian sudah kembali lagi ke Tetsu dan menyerahkan kuncinya. Tetsu kebagian kamar di lantai 9, satu lantai sebelum lantai yang terakhir. Dia memanggil Aka dan mengajaknya untuk keluar dari private room itu dan langsung naik lift menuju kamar mereka.
Ketika sampai di depan kamar mereka yang lorongnya tampak sepi, Tetsu membuka pintu yang terkunci itu dan duluan mempersilahkan Aka masuk. Ada rasa yang aneh ketika mereka berdua memasuki kamar hotel itu. Rasa yang membuat mereka seperti memasuki neraka. Jadi mereka berdua ingin cepat-cepat keluar lagi.
Tapi Aka berusaha menenangkan dirinya. Dia duduk di ujung tempat tidur yang mengarah ke jendela besar yang tampak seperti lukisan terangnya kota di malam hari. Sementara Tetsu langsung ke kamar mandi. Aka lalu menjatuhkan kepalanya ke bantal empuk tanpa memalingkan pandangannya keluar sana. Terdengar suara pintu kamar mandi dibuka dan suara langkah Tetsu yang menuju tempat tidur.
“Tetsu… aren’t you tired..?” tanya Aka tiba-tiba.
Tetsu agak lama berpikir untuk menjawab pertanyaan Aka itu, karena Aka tampak seperti sedang melamun dan tak serius mengucapkan kata-katanya. Tetsu mengambil handuk dan mengeringkan rambutnya yang basah lalu duduk di ujung tempat tidur ke arah yang berbeda dengan Aka.
“ya.. lumayan..” jawab Tetsu akhirnya.
“kalau aku sih.. capek banget..” timpal Aka datar, sepertinya masih menerawang jauh, pikir Tetsu.
Tetsu menyalakan lampu meja di sebelah kanan tempat tidur, yang terdekat dengannya. Lalu naik ke atas tempat tidur dan menyalakan lampu meja yang ada dekat dengan Aka dari balik punggung Aka. Tetsu menyentuh pundak Aka yang masih tak mau berbalik padanya lalu mengelus lengan Aka dengan penuh kasih sayang.
Akhirnya Aka pun mau beranjak dan tersenyum pada Tetsu. Dia menatap kedua mata Tetsu, memegang kepalanya lalu mencium pipi kanannya. Setelah itu Aka membuka jaketnya, “ke kamar mandi dulu ah, bentar..” dan Aka pun segera bergegas mengambil handuk satunya lagi lalu masuk ke kamar mandi.
Tetsu pun yang biasanya ‘semangat’ buat ikut masuk ke kamar mandi bersama, kali ini hanya diam di atas tempat tidur dan memikirkan arti ciuman pipi tadi. Rasanya sama seperti ketika dicium saat mereka bertemu di studio sebagai sahabat yang dibutuhkan. Ciuman sahabat.
Shit..! Tetsu teringat lagi akan pertanyaan yang dia simpan beberapa waktu lalu dan akhirnya dia ucapkan namun tak mendapat jawaban yang memuaskan. Kata-kata ‘bukan urusanmu…’ itu sebenarnya menyangkut sekali di hatinya. Tetsu seharusnya sakit hati, tapi lagi-lagi perasaan tak pantas itulah yang membuatnya yakin bahwa kata-kata Aka itu ada benarnya juga. Tetsu tak berhak untuk tahu masalahnya dengan Hyde, suaminya sendiri.
Tetsu pun akhirnya terbaring santai di atas tempat tidur, bertelanjang dada dan menutup wajahnya dengan handuk. Tak lama kemudian, terdengar pintu kamar mandi dibuka. Tetsu pun membuka wajahnya dari handuk yang menutupi dan mengulurkan tangannya agar Aka lebih mendekat padanya. Dan tidak seperti biasanya yang tanpa pikir panjang, sekarang entah kenapa Aka sedikit berpikir dulu untuk membalas uluran Tetsu. Tapi dia tak ingin Tetsu berpikir macam-macam lagi tentangnya, dia langsung mendekati Tetsu dan menggenggam tangannya. Tetsu beranjak duduk lalu mencium bibir Aka. Terus menciumnya dan melumatnya sampai basah. Tapi ketika ciuman itu mengarah lebih dalam, Tetsu merasakan Aka tidak membalasnya sama sekali, namun Aka tak menampakannya.
“bisa gak.. malem ini kita istirahat..?” tanya Aka.
Tetsu berpikir, membuat Aka jadi tak enak padanya. Tapi sebenarnya, tak ada yang salah dengan pertanyaan Aka. Hanya saja Tetsu pun merasa dia belum memasukkan dirinya sendiri ke dalam diri Aka untuk saat ini.
Aka pun menempati tempat tidur di samping Tetsu, lalu mengajak Tetsu berbaring bersamanya. Tetsu berbalik ke arah Aka, dan Aka menarik tangan Tetsu untuk menyentuh pipinya. Tanpa sadar, Tetsu malah memeluk Aka begitu erat, seakan setelah ini Tetsu akan kehilangannya.
“sorry for today..” bisik Aka.
“you know.. if I see you cry.. I just don’t know what I should do..” ujar Tetsu dalam pelukannya.
“then I don’t want you to see me cry..” Aka menutup matanya untuk menahan air matanya keluar.
Dan tak beberapa lama lagi, Aka pun tertidur dalam pelukan Tetsu. Begitupun dengan Tetsu, setelah mencium kening Aka, Tetsu akhirnya tertidur juga begitu ingin sekali dekat dengan tubuh Aka.



Ditemani hari yang cerah, Aka tertawa keras ketika Tetsu merajah seluruh tubuhnya di balik kemeja merahnya di atas tempat tidur hotel. Tetsu menciumi dada Aka sampai ke perutnya, lalu kembali ke atas, melumat bibir Aka dan menciumnya dalam sekali. Sampai akhirnya Tetsu menindih tubuh Aka dan mulai merambah bagian sensitif Aka, leher dan cuping telinganya, membuat kissmark disitu.
“Tetsu…” terdengar suara lembut seorang wanita yang sekarang ini terdengar berat, begitu familiar di telinga Tetsu, sampai Tetsu yang masih berada diatas tubuh Aka kaget setengah mati.
Tetsu langsung turun dari tempat tidur, dan menemukan Kuro disana. Tak sendirian, dia bersama Hyde. Tak hanya Hyde, disana juga ada Lady, Yuki, Ken dan Midori, menatap tak percaya pada apa yang dilihat mereka. Sementara itu Aka yang tak kalah kagetnya, masih berdiam diri di atas tempat tidur dan tubuhnya mulai bergetar.
Tak kuat menahan emosinya, Hyde menghampiri Tetsu dan langsung menonjok mukanya dengan setengah kekuatan, karena tubuhnya juga bergetar melihat istrinya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Tapi masih bisa membuat Tetsu kehilangan keseimbangannya. Dan sebelum Hyde makin menjadi, Ken dan Yuki langsung menahan Hyde.
“stop it..!!!!!” teriak Kuro yang tangisannya makin menjadi-jadi. Lalu berlari keluar kamar hotel.
“Kuro-chan…!!” panggil Tetsu lalu berniat untuk menyusulnya, tapi Ken menghadangnya.
“you don’t deserve…” kata Ken dengan tatapan dingin pada Tetsu. Ketika Ken mendapat panggilan dari Midori, Ken segera menggiring Hyde keluar walau dia tak mau, Ken memaksanya.
“Hyde…” panggil Aka, lalu dia berniat juga mengejar Hyde, tapi kali ini Lady yang menahannya.
Aka menatap mata Lady yang tampak begitu mengasihaninya lalu menangis dalam dekapannya. Aka menangis sebisanya, karena untuk menangis pun begitu sakit. Dia tak dapat lagi bergerak, karena sakitnya sudah menjamah seluruh dirinya. Aka sakit bila melihat Hyde pun sakit. Hyde pasti sakit sekali melihat semua ini. Ya Tuhan.. Kuro pun pasti lebih sakit melihat ini.
Beberapa saat kemudian, Aka sudah ada di jok belakang mobil Yuki masih dalam dekapan Lady dan dia pun masih terisak.
“kita mau kemana, Yuki…??” tanya Lady.
“somewhere between…” jawab Yuki singkat.
Aka melihat Tetsu meliriknya. Tatapan pertama yang Tetsu berikan sejak mereka tertangkap basah sedang berselingkuh, “it’s okay…” katanya sambil menyunggingkan senyum kecil yang dipaksa menggantung.
Aka ingin sekali mengucapkan banyak hal pada Tetsu, tapi entah kenapa yang bisa dia ucapkan hanyalah nama ‘Hyde’.
Akhirnya mereka pun sampai di sebuah tempat yang tandus, dengan batu-batu karang yang tampak kering. Aka merasa dirinya begitu ketakutan untuk menghadapi semua ini. Lalu Tetsu menggenggam tangannya, menggandengnya sambil mengikuti Yuki dan Lady dari belakang.
Di depan sana, tampak Kuro sedang dipeluk oleh Ken, sedangkan Midori sedang berusaha meredam amarah Hyde. Ketika Aka melihat Hyde ternyata Hyde pun menyadari kedatangan Aka dan Tetsu ke arahnya, Hyde pun berdiri di samping Kuro. Lalu beberapa saat kemudian, Aka dan Tetsu berada di depan mereka.
“I trusted you…!!!” kata Kuro, ada getaran hebat di sela-sela suaranya. Matanya menatap dalam-dalam ke dalam mata Tetsu.
“but I love her…” ujar Tetsu, membuat mata Aka terbelalak, semua mata tertuju pada Tetsu, termasuk mata Hyde yang ingin segera menerkamnya.
“gue suaminya!! Juga lo berani ngomong gitu di depan istri lo sendiri, mana perasaan lo..??!!!!” dan Hyde pun menonjok lagi Tetsu tepat di wajahnya sampai Tetsu jatuh tersungkur.
Tak ada satupun kata yang bisa diucapkan Aka, selain ‘Hyde’. Dia ingin sekali memeluk Hyde dan menghentikannya, tapi entah kenapa Aka hanya bisa berdiri dan melihat Tetsu dipukuli Hyde. Ken dan Yuki pun sampai kena getahnya dengan mencoba melerai perkelahian tak seimbang itu, dimana Tetsu sama sekali tak membalasnya.
Tapi akhirnya Hyde mau berhenti juga memukuli Tetsu setelah Kuro berusaha memeluk Tetsu, “take care your goddamned wife…!!” seru Kuro dengan penuh kemarahan. Mendengar kata itu dari mulut Kuro dan melihat tatapan matanya yang memandang Aka dengan penuh kebencian, Aka merasakan nafasnya terhenti seketika itu juga.
Aka mulai kesal, mulai berkeringat dingin. Dia ingin sekali bicara, menjelaskan semuanya, tapi dia tak bisa. Suaranya serasa hilang ditelan bumi, mulutnya seakan terkunci rapat. Yang dia bisa ucapkan hanya ‘Hyde..’
Tak lama kemudian, Aka sudah berada di rumahnya sendiri. Berdiri di belakang Hyde yang meminum sebotol minuman keras.
“Hyde…” seru Aka.
“aku gak bisa… ternyata cinta kamu gak pernah buat aku…” suara Hyde mengambang di telinga Aka.
“Hyde…” kata Aka lagi, tapi tak bisa melanjutkannya dengan, ‘aku pernah cinta sama kamu… sampai sekarang pun masih…’ tapi tersendat di hatinya.
“kamu sudah menghancurkan semuanya.. pernikahan kita dan.. persahabatanku.. mungkin juga, persahabatanmu..” ujar Hyde lagi tanpa berbalik memandang ke arah Aka.
“Hyde…” lagi-lagi hanya itu yang bisa Aka ucapkan.
“kita… cerai saja..” akhirnya Hyde bilang juga kata itu.
Hati Aka patah. Dia ingin sekali mengucapkan ‘tidak mau..’ atau ‘we can fix this..’ tapi dia terlalu sulit untuk itu. Setelah itu, waktu seakan berlalu begitu cepat dalam kesendirian Aka, tak ada Hyde, tak ada Tetsu.
Sampai akhirnya Aka dan Hyde berada dalam satu ruang pengadilan. Palu sudah diketuk, dan mereka pun resmi bercerai. Sampai saat itu pun Aka masih tak bisa mengucapkan apa-apa, dia hanya bisa menerima perceraian itu. Ketika itu, disana pun Aka melihat Tetsu dan Kuro yang ternyata sedang mengurusi perceraiannya.
Setelah itu, Aka akhirnya bertemu juga dengan para anggota Sexy. Tanpa basa-basi pada Aka, Kuro yang matanya tampak sembab memutuskan bahwa band ini bubar. Kalaupun tidak, Kuro akan keluar dari band ini. Tapi ternyata, Lady dan Midori pun tak berpihak pada Aka, mereka pun memutuskan menghilangkan nama band ini.
Aka sendirian di jalanan. Melihat LCD Screen besar dan disana sedang acara infotainment. Disana sedang menceritakan kehancuran band Sexy dan juga Ciel, yang ternyata juga bubar, dan mereka bilang, semua ini kesalahan Aka. Karena cinta Aka pada Tetsu yang ternyata bisa menghancurkan.
Bumi tiba-tiba tak berpihak lagi padanya, dia sendirian sekarang dalam gelapnya malam. Tak ada lagi cinta Hyde yang bisa dia dapatkan. Tak ada lagi kegembiraan dan ketenangan yang selalu diberikan Kuro, Lady dan Midori padanya. Tetsu… dimana dia sekarang?
Di depannya. Tetsu mengulurkan tangannya pada Aka dengan senyuman lembut khasnya. Tapi Aka tak bisa menggapainya, tak bisa menggapai uluran tangan Tetsu. Aka mencoba memanggil Tetsu, tapi tak satupun kata yang terucap dari mulutnya. Dia berbalik ke belakang, dan disana ternyata ada Hyde, memanggilnya.
“Kuro-chan..!!!” terdengar juga Tetsu memanggil, tapi seakan ada perisai yang menghalanginya untuk kembali, Tetsu sudah memutuskan untuk meninggalkan dunianya yang dulu. Dia tak bisa kembali lagi.
Aka menatap mata Tetsu dari balik perisai, matanya memanggil Kuro, dan Kuro ada disana yang penampilannya tampak hancur tak terawat, di samping Hyde. Hyde yang kini tampak enggan lagi hidup, “Aka.. aku gak bisa hidup tanpa kamu..!!” seru Hyde.
Aka berniat untuk kembali lagi pada Hyde, tapi.. “Aka-chan.. kita bisa hidup bersama, kan..??” tanya Tetsu, yang mengulurkan lagi tangannya.
Aka kini bisa menggenggam tangan Tetsu, lalu Tetsu menariknya kedalam perisai itu. Sebelum mereka pergi jauh, Aka melihat Hyde terkulai lemah, sepertinya dia terlalu banyak minum, dan di kegelapan itu, tak ada satupun orang yang bisa menolong Hyde, Aka bisa, tapi dia malah pergi bersama Tetsu. Aka pun melihat Kuro yang wajahnya tampak tanpa dosa, terus berjongkok di samping Hyde dan tampak seperti menunggu.
Terdengar suara Hyde yang gamang, “Aka-chan… aku cinta kamu.. aku lebih baik mati tanpamu…” dan akhirnya dia melihat Hyde mengakhiri hidupnya sendiri. Kuro masih disana, menunggu!
……………………………………………………

[Sexy08] Red Hell_1

The Love to you is alive in me.. everyday..



Pernikahan yang sempurna. Bertabur mawar merah dimana-mana termasuk gaun pengantin mempelai wanita. Begitu sepadan dengan warna merah rambutnya yang kini panjang terurai dan begitu terlihat wajah cantik perempuan dari rautnya.
Raja dan ratu sehari, sudah sepantasnya mereka begitu berbahagia. Selama 1 tahun setengah berpacaran, akhirnya mereka mengikuti juga langkah Tetsu dan Yuki yang sudah duluan naik pelaminan.
Hyde begitu sulit untuk mengajak Aka ke dalam dunia pernikahan secepatnya, karena Aka tak mau terlalu cepat untuk menikah. Seperti Tetsu (yang melaksanakan pernikahan pertama kali diantara ketiga Ciel lainnya) dan Yuki yang pacaran selama 1 tahun (Yuki menikah 3 bulan setelah Tetsu). Tapi Hyde tak bosan untuk meyakinkan Aka bahwa dialah cinta itu. Dialah cinta yang tak mungkin akan dilepas lagi. Dan akhirnya, usaha Hyde itu berhasil. Hyde melamar Aka dengan sebuah lagu romantis, yang begitu menarik hati Aka kedalam jiwa Hyde. Aka menyadari bahwa cintanya pun kini telah menemukan dermaganya dan tak akan pernah berlabuh kembali. Entah kenapa, tatapan itu begitu menyiksa jika terus ditolak baginya, begitu indah dan begitu penuh cinta. Walau tak sama.
Dan pernikahan itu pun berlangsung hari ini. Dimana banyak keluarga Aka dan Hyde yang hadir. Ciel dan Sexy. Artis-artis lainnya. Dan pers yang tak mau ketinggalan berita mengejutkan untuk para fans ini setelah leader Ciel, Tetsu, mengakhiri masa lajangnya. Banyak fans yang tambah depresi mungkin setelah ini.
“ini masih kayak mimpi buat gue.. masih gak nyangka aja, setelah lamaran terakhir yang dia terima itu, gue pikir.. is this true..?? berhari-hari sampai sekarang, gak ini aja , apa.. dia akhirnya mau gue ajakin kawin.. gitu..!” tutur Hyde, ketika ditanya tentang perasaannya menikah oleh wartawan.
Aka pun tak kalah bahagianya, walau dia disebut-sebut sebagai orang yang membuat susah jalur menuju pernikahan ini, “gue bukannya susah.. tapi, gue tuh orangnya gak bisa gitu aja nerima kalau diajakin ke sesuatu yang serius …and he knows it… apalagi pernikahan, gitu kan, malah sebelum punya cowok tuh sempet kepikir, kayaknya kalau buat nikah butuh waktu bertahun-tahun buat mikirnya.. but obviously, Cuma butuh satu setengah tahun buat mutusin, dan itu udah menghancurkan prinsip kan, maksud gue.. ya, itulah, cinta itu susah ditebak jalannya..!” tutur Aka, mengkonfirmasi.
Dan… itulah pernikahan ketiga diantara Ciel dan Sexy. Ken dan Midori yang juga ditanya soal rencana pernikahan, bilang akan segera menyusul, 4 atau 5 bulan kedepan.



Akhirnya, Ken dan Midori pun melanjutkan perjuangan teman-temannya untuk menikah, pesta terakhir Ciel dan Sexy, dimeriahkan secara besar-besaran, lebih besar dari tiga pernikahan sebelumnya. Maklum, karena mereka tahu bahwa perjuangan Ken mendapatkan Midori adalah yang kedua tersulit setelah Yuki. Dan setelah pacaran pun, masih banyak hal yang perlu disamakan. Hampir 3 kali mereka putus nyambung. Tapi ternyata jangka pacaran mereka sangat singkat, hanya butuh setahun kurang untuk masuk ke jenjang pernikahan ini.
Setelah pernikahan itu, mereka berdelapan pergi liburan ke pantai. Mereka bersenang-senang, tapi ini tampak seperti serangan bulan madu untuk Ken dan Midori.
Ketika itu, Lady sedang mengiringi Kuro bernyanyi di pinggir pantai dengan gitarnya, sore-sore mereka berduaan. Mereka ciptakan lagu baru saat itu juga. Inspirasi liriknya datang dari Kuro, dia selalu merasa bahwa laut itu seperti surga, biru yang indah. Selain itu, disini juga ada banyak orang yang disayanginya, termasuk Tetsu yang menjadi bagian hidupnya. Tetsu adalah segalanya bagi dia. Tetsu adalah orang yang sempurnakan jiwanya. Maka dari itu, lagu ini diberi judul ‘Blue Heaven’.
“kalo direkam.. mungkin lebih bagus kalo ada touch akustiknya..!” ujar Kuro.
“emh.. boleh juga tuh..! mau bikin album..?”
“hahaha.. menurut lo..?”
“gak mungkin…” Kuro dan Lady bersamaan.
Mereka akhirnya melanjutkan lirik itu, dan jadilah sebuah lagu yang easy listening dan catchy. Gak terlalu nge-rock, dan ada unsur style harajuku-nya.
Dan lagu itu akhirnya mereka rekam bersama Kai, lalu mereka nyanyikan di café dimana mereka sering manggung sekarang. Mereka lebih sering menyanyikan lagu slow-rock kini. Setelah menikah, tak begitu memungkinkan bagi mereka berada di pub pinggir kota lagi menyanyikan lagu heavy metal. Walaupun suami-suami mereka tak melarang. Dan untuk mengisi kekosongan karena selalu ditinggal, akhirnya mereka memutuskan untuk nge-band lagi, tapi lebih nyantai.
Ketika ketiga kalinya Sexy menyanyikan lagu Blue Heaven, seseorang ingin bertemu dengan mereka. Seorang sutradara perempuan terkenal, yang beberapa film-nya menyabet penghargaan, Kisha.
“hai..” sapa Kisha, “emh.. gue mau ketemu kalian karena ada satu hal yang mau gue omongin soal film terbaru gue dan lagu kalian yang barusan…!” ujarnya.
“boleh.. tentang apa..?” tanya Aka.
“lagu kalian yang tadi.. setelah gue denger, begitu pas dengan tema film gue yang baru, dan bisa jadi soundtrack-nya, gue juga gak nyangka bisa gue sendiri yang nemuin soundtrack buat film gue.. gimana, kalian mau..?”
Sexy saling pandang, “maksud lo.. kita produksi album soundtrack buat film lo.. yang judulnya..??” tanya Midori.
“Lost..! iya, gue pikir kalian cocok banget buat ngisi soundtrack ini, karena film ini juga bercerita tentang persahabatan antara tiga cewek berani yang mencari kehidupan.. dan gue rasa, pas kalian maen tadi, chemistry-nya dapet banget menurut gue.. bagus kan, pemerannya cewek, sutradara-nya cewek dan yang ngisi soundtrack-nya cewek juga..!” tutur Kisha.
“emh.. produksi butuh berapa bulan..? soalnya buat proyek besar gini, kita juga musti punya banyak persiapan kan..!” kata Lady.
“oke.. produksi film gue ampir selesai, ntar gue kasih script-nya, dan gue harap kalian bisa terima permintaan gue ini..!”
Sexy masih tampak berpikir, tapi akhirnya Kuro angkat bicara juga, “kita bakal terus usahain biar bisa bilang ‘iya’ sama elo.. tapi, we have to think of this first.. dan minta izin, ya..! gini aja, kita ketemu dua hari lagi..”
“oke.. gue harap gue bisa denger jawaban iya dari kalian.. please, karena gue gak yakin bakal nemuin lagi pengisi soundtrack yang pas.. makasih..” sambut Kisha hangat.



Dan inilah Sexy sekarang, setelah berkata pada suami-suaminya untuk rekaman sebuah album soundtrack, rata-rata menjawab seperti ini, “akhirnya.. kalian mau rekaman juga..!”. karena sulit sekali untuk meyakinkan Sexy bahwa label mereka juga ingin membuatkan album rekaman untuk Sexy. Tapi entah kenapa, sexy selalu tak mau.
Blue Heaven yang menjadi hits single album yang diberi judul Lost OST, dibuatkan video klip-nya. Konsep yang sederhana, karena editing-nya disisipkan cuplikan film, juga model video berasal dari pemeran utama film Lost itu. Tiga artis wanita dimana satu diantaranya adalah artis yang sering wara-wiri di dunia perfilman dan dua lainnya termasuk pendatang baru.
Sexy jadi pendatang baru juga saat ini. Berkat lagunya dijadikan soundtrack film yang meledak, albumnya pun ikutan meledak. Mereka mulai promo album pertama. Dan dengan seketika, mereka diterima di dunia Musik, walaupun wajah mereka sudah tak asing lagi di layar kaca, tapi tak banyak yang menyangka bahwa cewek-cewek seksi yang sudah bersuami ini (dan suami-suaminya begitu terkenal) bisa nge-band dengan gaya cadas.
Mereka mulai gelar sebuah tur kolaborasi bersama beberapa band yang sudah terkenal duluan. Lagu-lagu mereka yang lainnya dalam album, sudah banyak yang hafal. Sexy banyak diundang di acara tv, talk-show ataupun live music. Pokoknya, popularitas Sexy sekarang sudah hampir menandingi Ciel. Terbukti di tangga lagu, dengan single kedua yang agak keluar dari jalur soundtrack, judulnya ‘Right Mistaken’, masuk 5 besar dan jadi lagu favorit hampir tiap orang di seluruh negeri, karena liriknya yang berani dan baru, juga diselingi musik Rock Ballad yang kental. Dan kata beberapa pengamat musik, aliran musik Sexy ini bisa dibilang Rock, tapi karena suara vokalisnya yang khas dan seksi, mereka menyebut aliran musik ini adalah ‘Sexy Rock’.
“bukan aji mumpung karena ada pemusik terkenal di belakang kita.. tapi kalau belum pada tahu, kita udah nge-band sebelum ketemu mereka-mereka itu, dan udah lama banget…” ujar Midori ketika untuk pertama kalinya mereka adakan jumpa pers sendiri.
Sexy masuk label yang sama dengan Ciel, karena itu adalah permintaan Sexy sendiri, bukan karena ingin bantuan, tapi karena ini bukan keinginan terbesar mereka, mereka menyerahkan ini semua pada ahlinya. Walaupun begitu, Sexy punya manajerial sendiri, mereka buat studio sendiri, studio kecil milik kakak Aka dulu, sekarang jadi studio besar milik Sexy. Dan Kai… dia tidak mau jadi bagian dari Sexy! …eiitts.. bukan keluar dari Sexy, tapi, kalau udah terkenal kayak gini, dia pikir, nama Sexy tidak terlalu cocok kalau dia ada di dalamnya. Tapi, walaupun Kai bukan bagian dari personil Sexy, Kai adalah bagian dari musik Sexy, dia bisa disebut sebagai big composer di band ini. Karena seluruh lagu yang dibuat oleh Sexy, Kai yang mencampuradukkannya, Kai juga bisa dibilang sebagai additional player, karena dia adalah pemain piano dan rhytm guitar, intinya, Kai itu tidak mau jadi personil Sexy, Sexy cukup empat cewek dengan skill tinggi saja.
Waktu ditanya di sebuah acara MTV pun, mereka bilang, “Sexy itu sebenernya berlima, kalo enggak, musiknya gak bakalan sempurna, dia Kai.. dia udah bareng kita dari dulu, punya skill musik yang tinggi, dan kita bener-bener butuh dia..!”
Sejak Sexy terkenal, jadwal mereka padat. Inilah yang dimaksud Sexy dengan tidak begitu saja menerima tawaran Ciel untuk bikin album. Tapi pengertian Ciel begitu besar, mereka tahu apa keputusan mereka, karena mereka pun tahu bahwa Sexy pasti bisa mengatasi semua hal ini. Karena keempat cewek itu adalah pemberani, dalam artian, berani mengambil segala konsekuensi.



Tahun ini adalah tahun yang melelahkan untuk Sexy. Pengalaman pertama punya album nasional, dengan promo yang gila-gilaan, dan yang lebih ironis mereka harus selalu jauh dari suami. Karenanya, Sexy tak begitu terobsesi dengan pembuatan album kedua, mereka akan mengambil istirahat panjang dulu dari tur jauh. Itu juga disebabkan karena Ciel juga sedang dalam masa istirahat tur, jadi mereka bisa menghabiskan waktu bersama.
Ciel dan Sexy lebih sering ngumpul di rumah Yuki dan Lady. Karena ruang tamu mereka luas dan agak lengang, jadi mereka jadikan saja markas dadakan bersama. Mereka sedang bersantai sekarang di dua buah sofa biru berbulu yang cukup untuk berempat-berempat.
Tetsu mengeluarkan secarik surat dari tasnya dan memberikan itu pada Aka yang ada disampingnya, “what..??” tanya Aka.
“invitation… dari Ari.. bassis-nya Fussion, yang jazzy.. agak gendut.. euh.. bukan agak lagi sih, emang bongsor…” ujar Tetsu di sela-sela anggukan Aka.
“uh..huh.. gue inget.. what does he want…?” tanya Aka sambil menyeruput kopi di hadapannya dan tak memalingkan pandangan dari undangan yang diberikan Tetsu.
“I don’t know… katanya dia mau bikin satu project, a concert.. gede-gedean, tapi bassist-bassist doang…!” kata Tetsu lagi sambil membaringkan kepalanya di tangan Kuro yang memperlakukan Tetsu bagai anak kucing di pangkuannya.
“cool..‼” seru Hyde di samping Aka.
“but.. what does he mean with ‘Kota Kayu’…? Kalau kesana bukannya 2 jam naik kereta..?” Aka bertanya dengan raut bingung yang dibuat-buat.
Tetsu membuka mulutnya dan terdengar pelan menggumam “hah..” dengan mencibir, “damn you…‼ sama kampung halaman sampai segitunya..! brengsek..!” Tetsu melemparkan bantal tepat di kepala Aka.
“sialan…! Coba.. kapan terakhir kali lo kesana..??” Aka tertawa sampai membangunkan Hyde yang agak terkantuk di bahunya, dan bilang “sorry..”
“kapan ya..?? Kuro.. when the last time we met mom and dad..?”
Kuro tampak berpikir, “kalo gak salah, your sister’s engagement day..?! but, it’s about a years ago..!”
“ya.. itupun kalau kesana Cuma dateng, met all the family.. dan gak pernah jalan-jalan.. that’s all..!”
“mending..! gue kesana pas wedding, after wedding, ‘cause we have a honeymoon there, right.. Hyde..?!”
Hyde malah menatap Aka dengan mata kantuknya dan seperti bertanya, “what are you both talking about.. I have no bussiness in that.. I just want to continue my dreams..!” tapi ternyata dia hanya bertanya, “apa..?”
Dan Aka sambil tersenyum tak menjawab, hanya prihatin dengan kondisi ngantuk suaminya itu lalu menarik leher Hyde ke pangkuannya, agar dia bisa memejamkan matanya lagi.
“so.. we’ll go there..?” tanya Aka pada Tetsu yang tampak begitu nyaman dibelai rambutnya oleh Kuro.
“hai.. masukin aja ke jadwal kosong kita dalem seminggu, jadi kita bisa nemuin mereka di sana.. kalo kata gue, ini proyek besar lho, melibatkan banyak orang.. ada Mr.Ikino segala..!” ujar Tetsu.
“great…”



Dan akhirnya setelah bernegosiasi dengan dua pihak manajerial (yang sebenarnya gak susah-susah amat), Tetsu dan Aka bisa meluangkan waktunya dalam seminggu untuk pergi ke Kota Kayu menghadiri undangan pembuatan proyek konser yang diberi nama ‘Rhytm Of Thump’ yang melibatkan pemain bass dari hampir semua band papan atas negeri, tapi yang sesungguhnya, ini adalah acara reuni dari sekolah bass di Kota Kayu yang juga sekolah Tetsu, Aka dan beberapa pemain bass itu.
Lalu tak hanya manejemen yang harus diyakinkan, Hyde yang paling khawatir dengan kepergian Aka, yang harus memakan waktu hampir 3 ½ jam untuk sampai ke kota kayu dengan mobil Tetsu, hampir setiap saat menasehati Aka untuk tetap disamping Tetsu dan jangan berpisah dari Tetsu. Apalagi ketika Hyde tahu kalau disana hanya ada satu wanita, yaitu Aka, dia langsung menyerobot Kuro agar mengijinkan Tetsu untuk tidur sekamar dengan Aka. Dengan wajah Hyde yang kadang cool dan tanpa ekspresi walaupun sedang cemas, tapi Aka tahu segala hal yang dirasakan Hyde terhadapnya. Dia pun akhirnya menuruti segala yang diinginkan Hyde, begitu pun Tetsu dan Kuro, dia menghargai apapun yang diinginkan Hyde, karena sebenarnya Kuro pun tak masalah dengan semua ini.
Dan disinilah Tetsu dan Aka sekarang, sebuah bangunan vintage besar dan di dalamnya ada hall yang besar, taman yang hampir mirip padang golf saking besarnya dan satu ruang meeting. Setelah tanya sana-sini, ternyata bangunan ini memang khusus disewa untuk tim proyek konser besar ini karena tim yang berada di dalamnya pun memang begitu banyak, hanya saja kamar-kamar yang dipersiapkan di bangunan ini, hanya untuk orang-orang yang terlibat diatas panggung saja.
Lalu seluruh pemain bass berkumpul di tempat meeting yang cozy dan modern, beda dengan tampak luar bangunan ini yang begitu vintage. Mereka saling mengenal satu sama lain, karena tak aneh, mereka adalah teman semasa belum berjaya seperti sekarang ini, dan benar, semuanya pria. Yang sepertinya paling antusias untuk bertemu dengan Tetsu dan Aka adalah Ari. Pria bertubuh besar, putih, mata kecil dan berkacamata, kepala botak dan satu piercing di telinga kanannya.
“thank’s for coming… karena setahu gue, kalian berdua punya band rock nomer satu, dengan jadwal yang padet, and so does the family.. right..‼” ujar Ari.
Tetsu dan Aka hanya bisa tertawa melihat teman semasa sekolah mereka, “jangan gitu ah.. jazzy boy..!” cibir Aka.
“oh.. you still remember that name.. tapi sekarang kata-kata lo itu terbukti, I’m a jazzy boy now..!” jawabnya dan mereka pun tertawa.
Mereka bertiga adalah sahabat ketika sama-sama di sekolah bass hampir 10 tahun yang lalu. Ada di setiap susah dan senang adalah mereka walaupun mereka hanya bertemu di sekolah bass 3 kali seminggu, karena mereka bertiga tidak satu sekolah. Ari tahu Tetsu, Tetsu tahu Aka dan Aka tahu Ari dan sebaliknya. Mereka harus berpisah ketika Aka memutuskan untuk menuyusul kakaknya di lain pulau, tapi Aka tak pernah bilang tepatnya dia akan pergi kemana. Setelah itu, Tetsu pun pergi membuat sebuah band bersama teman sekolahnya, Ken, lalu pindah ke Ibu Kota. Dan tinggallah Ari sendiri, dalam kesendiriannya itu, akhirnya dia menemukan teman-teman dengan aliran jazz dan membentuk sebuah band beraliran jazz lalu pindah juga ke Ibu Kota, dia pun bertemu Tetsu, teman lamanya, disana. Tapi mereka tak pernah bertemu Aka.
“then… sampai kapan kita disini…?” tanya Tetsu malam harinya, ketika mereka hanya bertiga dan benar-benar melakukan reuni, dengan champagne dan sinar rembulan.
“buru-buru amat lo.. eh, lagian kita udah cariin hotel buat kalian berdua..!” ujar Ari.
“oke.. gue berat banget jalan sama dia soalnya..” menunjuk Aka, “..kalo gue kepisah sama dia, si Hyde bisa bunuh diri kali…!” Tetsu pun tertawa sementara Aka menyenggol Tetsu.
“oh ya, khusus minggu ini, kita punya waktu lebih, dan kalo lo punya waktu, kita jalan-jalan, napak tilas gitu, gimana…???” ajak Aka antusias.
“sounds great..! oke.. kita mulai besok..‼” jawab Ari tak kalah antusiasnya.



Tetsu, Aka dan Ari akhirnya pergi juga jalan-jalan di sepanjang Kota Kayu setelah pagi-pagi sekali menemui orang tua masing-masing yang akhirnya tak mau melepas mereka pergi. Untungnya urusan kerjaan bisa jadi alasan klise yang ampuh. Siangnya, mereka bertiga pergi ke sebuah taman yang indah kalau musim gugur, sayangnya sekarang sudah musim semi. Taman itu adalah tempat janjian mereka kalau akan pergi ke sekolah bass dan setelah selesai.
“lo inget waktu lo nembak cewek.. siapa namanya, Hika maybe.. haha.. dan lo tampak malu-malu gitu..!” kata Ari dengan tawa yang keras sambil menyeruput capuccino-nya.
“iya.. kalo gak ada gue lo gak bakal pernah jadian sama dia, tahu gak..!” seru Aka membanggakan diri.
“iya bener.. tapi, bukannya di bangku itu, anak kelas 2 masih pake seragam tiba-tiba mengejutkan semua orang karena baru ngedapetin ciuman pertamanya..??!” Tetsu menunjuk sebuah bangku taman warna hitam di bawah pohon rindang, dan menatap Aka lekat-lekat yang mulai bersiap untuk memukul muka Tetsu saat ini juga.
Lalu Tetsu pun berlari sekencang-kencangnya dikejar oleh Aka yang mengayun-ayunkan tas tangannya. Akhirnya Tetsu kecapekan dan Aka langsung menyergap syal merah yang dipakai Tetsu hingga Tetsu terjatuh, mereka berdua terjatuh dan terbaring di rumput hijau. Lalu dengan tergopoh-gopoh, Ari ikutan terbaring di rumput. Ketiga pemain bass itu terbaring dengan kepala mereka berdekatan membentuk sebuah lingkaran. Sinar matahari akan tepat diatas mereka jika tak tertutup awan.
Tak lama kemudian, tawa terdengar dari bibir Aka yang merah merona, “memories’ still be the best part of life,” katanya.
Tetsu dan Ari menerawang jauh pula ke langit dan membayangkan apa saja yang pernah mereka lewati bertiga masa itu. Sampai pula seperti terdengar di telinga mereka suara yang sangat familiar dan tak akan pernah mereka lewatkan setiap ke taman tersebut.
Ari mengangkat sebelah alisnya lalu beranjak dan melirik ke kanan dan kiri, akhirnya yang dicarinya ada juga, dengan antusias dia memanggil Tetsu dan Aka seperti anak kecil, “hei..hei.. tuh lihat ada yang jualan eskrim.. pada mau gak..??”
“mau..mau..!!” serempak Tetsu dan Aka menjawab tak kalah antusiasnya.
Ari berdiri dan langsung berlari untuk membeli eskrim, sementara Tetsu dan Aka masih asyik memandangi langit. Aka melirik Tetsu yang tersenyum sendiri menatap matahari. Lalu ketika mata mereka berpaut, entah apa yang terjadi, mereka merasakan waktu terhenti.
Mata itu ada, dan terus ada, menjadi inspirasi rahasia dalam hidup mereka masing-masing selama ini. Mata malaikat yang sudah bertahun-tahun sengaja diacuhkan, ternyata masih ada di tempatnya. Berkali-kali mencoba tak hiraukan, namun akhirnya disini pula mata itu tampak kembali.
Jantung Aka berdetak begitu keras, laju nafasnya malah tak bisa dia atur sendiri. Aka terhenyak, menutup matanya, lalu mencoba melihat sekeliling agar kenyataan menghampirinya lagi. Namun bukannya masa ini yang hadir. Malah berjuta-juta flash-back teruntai seperti adegan film di depan Aka.
Aka melihat dirinya memakai seragam sekolah, membeli eskrim bersama Tetsu yang juga memakai seragam sekolah lain. Mereka tampak begitu gembira dengan tawa yang menggema di taman yang tampak sepi. Lalu mereka berkejaran sampai Aka hampir terjatuh di pinggir danau dan Tetsu menahannya. Aka merasa dia tak lagi melihat adegan film, dia sekarang yang ada di tubuh Aka remaja. Merasakan laju nafas Tetsu menghembus wajahnya yang telungkup diatas badannya. Dia pun bisa mencium wangi eskrim stawberry-cherry dari mulut Tetsu. Tiba-tiba wajah Tetsu mendekat, terus mendekat hingga bibirnya menyentuh bibir Aka. Ciuman yang indah, seperti mimpi, padahal itu bukan hanya mimpi, itu kenyataan, pernah terjadi. Karena itulah awal terbalasnya cinta masing-masing, yang telah lama terpendam dan tak disadari. Sayangnya setelah itu, Tetsu tak pernah berkata apa-apa, tentang cinta, malah terlalu lama, hingga Aka tak dapat lagi menunggu, dia pikir, mungkin semua ini hanya mimpinya saja, hingga Aka pun pergi tanpa memberi tahu kemana tujuannya.
Tiba-tiba Tetsu memeluknya dan menariknya dengan, adegan itu terulang lagi, Tetsu berada diatas Aka. Tapi lain, Tetsu tampak kesakitan. Ternyata Ari jatuh diatasnya dengan tiga eskrim ditangannya pun mengotori jaket Tetsu. Entah apa yang terjadi, Aka malah memikirkan yang lain. Di pikirannya, sayap malaikat sedang melindunginya, dan dia begitu hangat berada dalam pelukan sang malaikat. Seperti pada saat itu, ketika akhirnya Tetsu menciumnya. Tapi kali ini tidak!
“aww.. sorry, sorry.. gue kesandung tas-nya Aka tuh..!” seru Ari sambil beranjak dari punggung Tetsu.
“dasar lo.. jangan terlalu antusias gitu dong..! kalau kena Aka gimana..?? badan lo kan gede banget..!” ujar Tetsu tanpa marah, dia malah tertawa sambil memegangi punggungnya.
“sorry.. Aka, lo gak apa-apa.. hey, Aka.. Aka..??!!”
“ya.. kenapa..??” Aka baru tersadar dari lamunan malaikatnya ketika Ari tak henti memanggil namanya.
“eh.. lo gak ketimpa Tetsu di kepala kan..??” tanya Ari sambil memegangi kepala Aka.
Aka baru sepenuhnya sadar sekarang dengan apa yang terjadi, “oh.. enggak, Ri.. eskrim-nya gimana..??”
“oh iya.. shit.. gue beli lagi deh.. mumpung belum pergi jauh !” kata Ari sambil beranjak lagi untuk membeli eskrim.
“hei.. yang gue pake cherry oke..!” seru Tetsu.
“siip..”
Tetsu mengajak Aka untuk pindah ke tempat yang lebih bersih. Mereka sekarang duduk bersebelahan, memandang danau tepat di depan mereka. Tetsu membuka jaket coklat-nya dan melihat seberapa banyak eskrim yang jatuh disitu.
Aka malah masih menatapi wajah bersih Tetsu. Sebuah suara dari hati kecilnya menyerbu dia dengan berjuta kata ‘gila’, ‘kamu sudah terlalu gila dengan semua kenangan’, tapi entah iblis itu datang darimana, dan menutup telinga Aka agar tak mendengar suara hati itu, malah terus mendorong Aka untuk bermimpi tentang cintanya pada Tetsu kini.
Aka mengambil tissue dari tasnya dan meraih jaket dari tangan Tetsu. Kata-kata yang menyebut dirinya ‘gila’ masih terdengar sayup-sayup, tapi iblis itu masih terus bisa mendominasi dirinya. Aka melap eskrim yang mengotori jaket Tetsu, yang cukup banyak, “si Ari kok gak hati-hati sih..!” seru Aka. Lalu dia melihat tengkuk Tetsu yang juga terkotori eskrim, sampai ke ujung rambut merahnya, untung syal Tetsu sudah dicabut Aka ketika kejar-kejaran tadi.
Aka pun melap tengkuk Tetsu dengan tangan kanannya dan memegang bahu kiri Tetsu yang terasa hangat dengan tangan kirinya. Bibir Aka bergetar, matanya panas , dia tak dapat lagi menahan gempuran goncangan hampir lebih dari 7 skala richter di dadanya. Akhirnya Aka luluh juga, dia lemas, lalu menjatuhkan keningnya di tengkuk Tetsu dan menangis disitu. Tetsu menarik tangan Aka ke hadapannya lalu menciumnya, lama, sampai meresapi harum tangan Aka itu dengan hidungnya.
“si Aka kenapa..?” lalu terdengar suara Ari. Tetsu kaget dan langsung menghentikan ciumannya. Sementara Aka masih tertunduk di bahu Tetsu.
Tetsu speechless sementara Ari jongkok disamping Aka. Tanpa diduga, Aka mengejutkan Ari, lalu tertawa dan meleletkan lidah, “door.. haha..!!” serunya.
“eh.. sialan, kenapa lo nangis..?” Ari terkejut. Sementara Aka malah mengambil eskrim dari tangan Ari.
“siapa yang nangis..!?” jawab Aka cuek sambil beranjak untuk duduk lagi disamping kanan Tetsu.
Aka merasakan tangannya hangat, dia melihat Tetsu menggenggamnya. Santai, sambil menatap danau, bercengkrama dengan Ari dengan senyum manis di sela kata-katanya. Aka tak henti menatap Tetsu sepanjang mereka berjalan lagi untuk napak tilas, ke sekolah musik mereka bertiga, sampai ke sekolah masing-masing, karena tanpa diketahui Ari, genggaman Tetsu tak lepas dari tangan Aka.
Setelah malam mulai larut, mereka kembali lagi ke hotel. Aka dan Tetsu seperti yang sudah direncanakan sejak awal. Tidur sekamar, dan karena di hotel ini tak ada kamar dengan double bed, maka terpaksa mereka tidur diatas kasur yang sama.
Aka meminta untuk ke kamar lebih dulu sementara Tetsu dan Ari mengobrol di lobi dengan beberapa orang kru yang juga satu hotel dengannya. Aka merasa dirinya di rumah, jadi dia melemparkan syal dan jaketnya begitu saja diatas kasur lalu beranjak ke kamar mandi.
Aka berendam di jacuzzy, bersantai sambil memejamkan mata. Di pikirannya, hanya ada yang indah-indah bersama Tetsu. Aka tersenyum sendiri. Entah cinta apa ini, membuat seseorang hilang ingatan, sepertinya! Aka terhenyak mendengar suara deringan ponselnya. Disana tertera, Hyde.
Aka mengangkatnya, “hallo.. honey..!”
“hai.. are you okay..? miss you so..” kata Hyde singkat, tapi membuat Aka serasa ingin mati, serasa ingin menghentikan denyut nadinya saat ini juga.
“hai.. I’m okay.. disana apa kabarnya..? kamu sendiri..?”
“very good.. aku lagi makan pasta, berdua sama Yuki.. kamu lagi ngapain..?”
“hmm.. lagi berendem di jacuzzy, berasa di rumah..! aku baru pulang, habis jalan-jalan keliling kota tadi..”
Hyde diam sejenak, Aka menunggunya untuk bicara lagi, “wish I were there.. honey.. so that I can lick you around in that jacuzzy.. hari ini aku tersiksa karena belum cium bibir kamu, belum rasain belaian tangan kamu.. my god.. berapa lama lagi aku tersiksa kayak gini.. honey..!”
“don’t be overdoing.. aku bakal pulang segera.. Cuma itu yang bisa aku janjiin..!” ujar Aka dengan pandangan entah kemana, dan tujuan berbicara yang entah pada siapa.
“oke.. see you later.. Love you.. mmuah..!”
“Love you too…”
‘have I been really crazy, or pretending to be unconciousness..? yang jelas gue udah berpura-pura..’ Aka merasa telinganya terbuka dengan kata-kata ‘gila’ dari lubuk hatinya. Dia pun beranjak dari jacuzzy dan membasuh dirinya di shower. Aka melihat tubuhnya di cermin, memakai bathrobe lalu mengacak-acak rambut merah-panjangnya yang agak basah dan ketika dia kembali melihat cermin, dia melihat bayangan Tetsu dibelakangnya. Namun ketika Aka berbalik ke belakang, tak ada siapa-siapa.
Laju nafas itu kembali tak bisa teratur. Aka melangkah pelan untuk membuka pintu kamar mandi. Dia melihat Tetsu sudah ada di palang pintu yang terbuat dari kaca, menatap jauh cahaya kota dari lantai 8 hotel ini. Tetsu yang menyadari ada seseorang membuka pintu, langsung menoleh ke belakang. Aka tersenyum tapi agak tak punya keberanian untuk menatap Tetsu lekat-lekat.
“aku dibawain dua gelas anggur sama Ari tadi..!” kata Tetsu mengacungkan segelas anggur ditangannya sekaligus menunjuk dengan itu satu gelas lagi diatas meja.
“oh.. makasih..!” seru Aka sambil membereskan jaket dan syal dari kasur.
Aka menarik nafas panjang lalu dengan langkah yang masih tampak bergetar, dia mengambil segelas anggur di meja, dan langsung meminumnya.
“hei.. are you okay..?” tiba-tiba Tetsu sudah ada di belakang Aka. Tepat berbicara di telinga kanannya.
Aka hampir tersedak. Mereka berdua bersamaan menyimpan gelas anggurnya. Tanpa diduga, Tetsu menenggelamkan wajahnya dirambut Aka dan melingkarkan tangan kirinya di pinggang Aka.
Sentuhan apa ini ? malaikatkah.. malaikatku yang kembali.. yang pernah kuacuhkan karena tak kutemui juga keyakinan atas cintaku, malaikatku yang pernah kutunggu kata cintanya.. malaikatku yang tak pernah mengatakan kata cintanya padaku.. atau malaikatku yang tak mencintaiku dan benar-benar begitu kucintai… saat itu..
“sorry.. I never told you..! pada saat aku tak ungkapkan, aku harapkan kamu tersiksa sama seperti aku.. tapi aku benar-benar tak bisa__”
Aka berbalik dan menutup mulut Tetsu dengan jarinya, “kata maaf kamu itu gak bisa nyembuhin penyesalan aku selama ini karena gak bisa bersama kamu.. mungkin gak setiap hari, mungkin hanya ketika mata kamu itu bersinar bagai malaikat yang gak akan pernah aku temuin di mata manapun..!”
Aka mulai berkaca-kaca. Namun mereka tak mau lagi mengucapkan satu patah kata pun. Cinta itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, yang jelas, kini mereka merasakan indah, tak peduli ini hanya mimpi, dan memang ini adalah mimpi.
Tetsu membelai pipi Aka, menarik pinggangnya agar terus mendekati tubuh Tetsu. Tangan Tetsu masuk ke sela-sela rambut di samping telinga Aka lalu menarik wajah Aka. Mata malaikat Tetsu seakan membuat detak jantung Aka cepat dan melambat dalam waktu yang bersamaan. Tetsu mendaratkan bibirnya di bibir Aka yang polos, menggerakkannya seiring dengan gerakan bibir Aka juga. Memasukkan lidahnya ke mulut Aka dan Aka melingkarkan tangannya di leher Tetsu.
Dan selanjutnya, mereka rasa kehidupan baru yang datang dari kehidupan lama bisa membuat mereka lupa akan kehidupan yang sebenarnya mereka jalani. Mereka terbutakan mimpi, karena sekarang mereka sudah sama-sama dewasa. Di pikirannya masing-masing, Tetsu dan Aka pikir bisa menyelesaikan ini semua dengan mudah. Mungkin juga tak kepikiran sampai sana. Yang penting mereka sekarang merasa puas, berbahagia karena telah menggapai mimpi yang begitu lama mengambil waktu mereka untuk bersama.



Paginya, Aka menemukan dirinya terbias cahaya matahari dari jendela yang lupa ditutup tirainya. Dia pun melirik ke sisi kirinya. Tetsu baru saja menggeliat dan membuka matanya sebentar, melihat Aka, tersenyum, lalu terpejam lagi. Hyde tak pernah seperti itu.. pikirnya, tapi tak dia pedulikan. Aka menutup mulut Tetsu dengan mulutnya. Tetsu kaget, dia hampir tak bisa bernafas, tapi juga merasakan berjuta sensasi yang belum pernah didapatkannya.
“lihat aku..!!” pinta Aka.
“kenapa..?” Tetsu mencoba mengatur nafas dan detak jantungnya yang mendadak cepat.
“you see… Aka bukan lagi cewek tomboy yang kekanakan karena bergaul sama kamu yang childish, sekarang dia adalah wanita penuh sensasi karena dicintai oleh kamu yang sexy..” katanya dengan bisikan surga, membaringkan kepalanya di dada Tetsu.
“am I.. ?? gue banyak belajar dari…” Tetsu baru saja akan menyebutkan nama Kuro, tapi apa pantas sekarang ini nama suci itu disebut, baginya, “…kenangan” Tetsu membelai rambut merah Aka.
‘begitu banyak perbedaan antara dia dan suamiku ‘tercinta’, detak jantungnya, laju nafasnya, hangat tubuhnya, ciumannya, senyumannya, sentuhannya… semakin gue membeda-bedakan, kenapa gue semakin ngerasa dia yang kini sempurnakan hidup gue..’
Oh.. gawat, Aka mulai terbalut dillema. Tapi yang kini didekatnya adalah yang paling ada dihatinya, dia.. Tetsu.. setiap inci tubuhnya ingin dia miliki, tak ingin pernyesalan itu datang lagi.
“you know Aka..! aku gak mau menyesal untuk yang kedua kalinya..!” ujar Tetsu. Aka agak terhenyak, karena kini perasaan mereka berdua ternyata sama.
Tetsu tahu.. dia bukan menyesal karena telah mencintai Kuro, atau menyesal telah bersama Kuro. Tak ada sedikitpun kata itu dihatinya. Tapi yang dia sesali adalah, mengapa dia tak mengatakan cinta itu sejak dulu. Apapun yang dihati Tetsu, Kuro adalah yang terbaik di hatinya, di jiwanya, di hidupnya. Tapi Aka.. cintanya yang tertunda, bisa dia kembali dapatkan, walau harus mengagungkan dusta mulai sekarang.



Selama 4 hari di kota kayu, dengan jadwal latihan yang begitu padat, ternyata malah tak ingin diakhiri oleh Tetsu dan Aka. Mereka serasa tak ingin kembali ke ibu kota. Apa..?? mereka jadi gila kembali ke sini. Mereka tahu itu, tapi tak pernah kata-kata itu mereka pedulikan.
Setiap malam, Tetsu memeluk Aka. Mereka bermesraan di pekatnya malam. Sentuhan itu tak ingin mereka hentikan sampai kapanpun. Mereka bercumbu dan berpeluh di hotel, tak peduli siang hari tadi mereka kecapekan setelah latihan. Tak ada yang mengetahui.
Tapi malam ini adalah malam terakhir, akankah mereka berubah setelah kebali ke ibu kota. Mereka tahu, akan ada yang berubah. Tapi setelah ungkapan perasaan itu, mungkin sulit juga untuk melepaskannya begitu saja. Atau.. mereka harus backstreet. Karena baru saja mereka sadar kalau kata yang pantas untuk mendefinisikan semua ini adalah, selingkuh.



Aka dan Tetsu kembali lagi ke ibu kota. Mengulang kembali rutinitas yang selama beberapa hari ini ditinggalkannya. Tetsu mengantar Aka ke rumahnya, dia tahu Hyde sedang ada di rumah, jadi dia pun mengantarkan Aka sampai masuk ke rumahnya.
Di dalam rumah, Hyde tak kelihatan dimanapun, Aka memanggil-manggil Hyde sementara Tetsu mengangkat koper Aka ke samping sofa dan dia pun duduk si sofa bulu warna coklat itu.
Akhirnya Hyde datang dari atas dengan mata yang masih tampak kantuk. Namun segera segar setelah melihat Aka, “Aka-chan..!” serunya. Tanpa kata-kata lagi, dia langsung memeluk Aka dengan kerinduan yang begitu dalam, dan mencium bibirnya dengan penuh kehangatan.
Tetsu melihat itu, adegan yang tak ingin dia lihat. Dia mencium lelaki lain di depanku.. oh Tuhan.. sadarkan aku, dia suaminya.. hidupnya.. Cinta..Tak bisakah kau tinggalkan ciuman itu, dan menciumku saat ini juga.. di depannya! Hei.. apa yang kau rasakan, apa hangatnya sama dengan bibirku..? aku ingin rasakan bibirmu juga, aku ingin memilikinya saat ini juga.. Tuhan, aku tak tahan..
“hei Tetsu.. at least.. kalian dateng juga..!” seru Hyde membuyarkan lamunan Tetsu tentang Aka. Hyde membisikkan sesuatu di telinga Tetsu. Tetsu tertawa hampir dibuat-buat, menertawakan perkataan Hyde atau menertawakan dirinya sendiri. Yang jelas, dia ingin pergi dari rumah ini sesegera mungkin.
“I have to go, Hyde..! gue udah anter Aka dengan selamat sampai tujuan, home is waiting for me..!” Tetsu menatap Aka yang hampir belum bisa bergerak dari tempatnya berdiri tadi.
“oke..oke..” canda Hyde sambil mengantar Tetsu menuju pintu.
Tetsu akhirnya pergi. Akankah Aka merasa lega..? ya, dia lega.. akhirnya Tetsu tak lagi harus melihat Hyde menciumnya.
Aka langsung meninggalkan Hyde ke dalam rumah ketika Hyde masih melihat mobil Tetsu menghilang di belokan pertama. Sebenarnya apa yang dirinya tahan, Aka pun tak tahu. Dia hanya tahu, dia sekarang cemas, panik dan tak tahan menahan beban di hatinya.
Beban ? mengapa pula ini harus dijadikan beban. Aka memilih jalan ini sendiri, dengan pikirannya sendiri. Kalau memang ini adalah jalan menuju kegilaan, dia pun tak peduli.
Tak lama, Hyde memeluknya dari belakang ketika Aka baru saja mengambil segelas jus dari kulkas, “do you miss me.. honey ?”
“miss you so..”
Aka harus melakukan ini. Hyde adalah suaminya. Semua orang tahu itu. Suami yang tak bisa begitu saja dilepaskannya. Kasih sayangnya sudah habis sepenuhnya dia berikan untuk Hyde. Terlanjur hidupnya diberikan untuk Hyde. Tak mungkin dia ambil kembali semua itu. Tak mungkin.
Dan butuh waktu cukup lama untuk memupuk kembali kasih sayang baru untuk dia panen dan diberikan pada Tetsu. Dia bisa menunggu.



Pernahkah kau merasa tak mau keluar dari labirin yang gelap, padahal di depan sana kau sudah tahu jalan keluar menuju padang bunga yang cerah ? atau kau terus berjalan di padang pasir yang gersang dan panas, padahal tepat dibelakangmu sebuah oasis yang menunggumu untuk berhenti disana..? atau lebih seperti ini, kau rela berjalan menuju cinta yang pahit dan menyiksa, padahal disampingmu tetap setia menemani cinta yang indah dan abadi ? mengapa kau lebih memilih penyiksaan daripada kasih sayang demi kepuasan dirimu sendiri, atau karena ketakutanmu pernah menghadapi penyesalan yang bertubi-tubi ?
Braak..!!
Tak sadar Tetsu menabrak gerbang rumahnya sendiri. Hampir saja mencederai dirinya. Bemper mobilnya tergores sedikit. Dari dalam ada yang membukakan gerbang, Kuro.
Kuro tampak begitu kaget dengan suara tabrakan tadi, tapi malah aneh ketika melihat Tetsu sendiri yang menabrak pintu itu, “Tetsu.. what’s wrong..?” tanya Kuro. Tetsu masih agak shock berada di dalam mobilnya.
“hei..” Tetsu keluar dari mobil, “gak tahu, agak ngantuk aja mungkin..” katanya. Tetsu memberi isyarat untuk memasukkan mobilnya terlebih dahulu.
“aww..!” Tetsu mendengar suara Kuro yang mengaduh kesakitan ketika Kuro menutup gerbang, yang tidak terlalu sulit.
“Kuro-chan.. kenapa..?” Tetsu menghampiri Kuro.
Kuro memperlihatkan tangannya yang dibalut kasa putih, hampir memenuhi tangan, jari dan telapak tangannya, “I have an accident.. dua hari yang lalu..!” katanya. Tangan itu masih terkulai di telapak tangan Tetsu.
“kok bisa..? ke dokter..? parah..? kenapa gak bilang aku..? kecelakaan besar..?” Tetsu panik, dia tak akan berhenti bicara jika Kuro tak menutup mulut Tetsu dengan jarinya.
“udah.. sini aku ceritain..!” Kuro mengajak Tetsu masuk ke dalam rumah sambil menceritakan kejadiannya, “..aku juga gak sadar, aku lagi bikin puding di dapur, terus lihat kamu di tv.. gak tahu kenapa, aku pengen nelfon kamu malam itu juga, padahal sorenya kamu telfon bilang ke aku baru jalan-jalan sama Aka, kan.. and then I’ve got a hurry, I don’t know why.. dan ada gelas pecah, aku jatuh, tangan aku tepat diatas pecahan kaca itu.. tapi aku gak ngerti, kenapa perasaan aku jadi gak enak tentang kamu, aku buru-buru lagi mau ngambil telfon, eh.. ada pisau ngegores punggung tangan aku.. untung aku lagi sama Lady.. dia bawa aku ke rumah sakit..!” ujar Kuro.
Tetsu tak bisa berkata apa-apa, sekuat itukah perasaannya..? “tapi besoknya kamu gak bilang apa-apa sama aku.. terus apa kata dokter..?”
“aku takut ganggu latihan kamu.. sayang, dokter bilang sih lumayan parah, soalnya banyak kaca yang nembus, agak pegel, dan aku…”
Tetsu segera memeluk Kuro erat, dia rasa dia sedih. Kasihan melihat Kuro seperti ini. Ya.. siapa lagi yang harus disalahkan ? Dirinya sendiri..!. Tapi, Tetsu merasa, apa pantas dia bersalah. Aku tidak bersalah.. batinnya meraung antara dua pendapat, bersalah dan tidak. Tapi apa yang harus dia perbuat untuk Kuro, dia hanya bisa memeluknya seperti ini, tak lebih, untuk saat ini. Untuk nanti, ketakutan itu masih menjelma, yang dapat mengobatinya adalah Aka.
Tuhan.. mengapa kasih sayang ini harus terbagi..??



Aka masih terjaga jam 2 pagi dan memeluk kakinya. Disampingnya, Hyde tampak sudah bisa tidur nyenyak.
Malam yang berbeda dengan 4 malam kemarin, dengan dua lelaki berbeda. Yang kemarin adalah pengobat sesalnya dan yang disisinya malam ini adalah suaminya tersayang. Tersayang… dan tak akan pernah tergantikan. Hanya Hyde yang bisa mengenalkan dirinya pada rasa bahagia. Tapi Tetsu bisa membawanya kembali pada rasa cinta dahsyat yang tak terlupakan. Namun Hyde adalah lelaki yang sempurnakan dirinya, walau 4 malam kemarin dia bersama Tetsu, malam ini tak ada yang berubah dalam dirinya terhadap Hyde. Tak ada rasa jenuh, tak ada rasa tak mau. Hyde tetap memperlakukannya bagai ratu dihatinya, itu yang membuat Aka merasa nyaman berada di samping Hyde. Karena Hyde-lah cinta itu. Lalu Tetsu..??
pantaskah aku bilang dia adalah cinta itu, sementara disampingku sudah jelas selalu menjadi cinta di mata dan hatiku.. Aka mulai tak bisa mengendalikan dirinya. Dia ingin ada didekat Tetsu lagi, agar ketakutan untuk menghadapi penyesalan ini segera hilang.
Ketika Aka mulai memikirkan Tetsu di otaknya, Hyde terbangun dan memeluk pinggang Aka, “hei.. gak ngantuk..?” bisiknya. Hyde lalu menciumi pundak, leher serta pipi Aka. Aka mulai menutup matanya. Bibir dan tangan itu membuatnya melayang.
Oh Tuhan.. yang menciumku ini suamiku, mengapa aku memikirkan orang lain.. Tetsu.. come in to me..!!
Aka tertunduk, malu pada Hyde, “honey.. what’s wrong with you..? kamu teralu capek..?” tanya Hyde.
Aka menatap mata Hyde lekat-lekat, “no.. aku gak kenapa-napa.. aku, mulai ngantuk sekarang..! kita tidur lagi ya..!”
Akhirnya mereka terbaring lagi. Hyde masih tetap memandangi Aka, membuat Aka heran, “what..?”
“you know Aka-chan.. waktu kamu telfon aku habis jalan-jalan ke danau, aku mimpi kamu tenggelam di danau itu… but I can’t safe you.. susah banget buat nolong kamu dari danau itu.. tapi untungnya, ada Tetsu disana, dan dia nolongin kamu.. aku pikir, gimana kalau kamu gak sama Tetsu waktu itu.. mungkin aku akan kehilangan kamu selamanya..!” ujar Hyde, tampak ada raut kesedihan ketika bercerita tentang mimpinya, tapi agak lega ketika menyebut nama Tetsu.
Tapi tidak dengan Aka. Ada yang menyesak di dadanya kini. Menyesak, mengganjal, serasa ada yang menusuk hatinya. Air matanya mau dia keluarkan, tapi tak bisa.
“you know Aka-chan.. I don’t wanna lose you.. losing you is painful to me..!” lalu Hyde memeluk Aka begitu erat seperti Aka akan lepas.
Aka menangislah…!!! Katakan padanya kalau kau takkan hilang dari hidupnya, katakan Aka..!! katakan kau akan selalu ada dan selalu mencintainya, katakan semua hal tentang kau yang tak punya lagi kasih sayang untuk siapapun kecuali untuknya, katakan Aka..!!!!!!!!
Batin Aka menjerit-jerit dalam pelukan Hyde, “I won’t…” akhirnya kata itu yang keluar dari mulut Aka. Pembendaharaan katanya tampak habis. Dia tak mampu lagi mengungkapkan isi hatinya.
Hyde pun tersenyum, dia menarik kepala Aka agar terkulai di dadanya. Mencium kepalanya, dan menyuruhnya tidur. Aka pun menutup matanya yang panas. Dia mencoba tertidur. Lalu tertidurlah dia, tapi tanpa mimpi.
Paginya, ketika Aka baru selesai mandi, Aka mengambil sekaleng bir dari kulkas, dia meminum bir itu pagi-pagi sekali, pikirannya masih mengambang, kalau dia sudah benar-benar gila, dia bisa bunuh diri saat ini juga. Aka melihat dirinya di kaca wastafel kamar mandi. Melihat dirinya yang tampak hina, menurutnya.
Hyde tiba-tiba masuk, Aka agak kaget, “Aka-chan.. kok belum siap-siap..?” tanya Hyde.
Aka menyembunyikan bir di saku bathrobe-nya, “hei.. mmhm.. tunggu dulu ya..!” pinta Aka.
“oke.. aku tunggu di bawah,” jawab Hyde.
Sepeninggal Hyde, Aka meminum bir-nya lagi, membuatnya tak bisa menahan ganjalan dihatinya. Aka menangis tanpa air mata. Penyesalannya hadir. Tapi.. ini berbeda. Penyesalan yang lainnya.



Hari ini, Aka ada show, dia harus melakukan check-sound bersama Sexy. Jadi, seperti yang sudah dijanjikan, Sexy akan bertemu di markas Ciel, so.. Aka dan Hyde bersama-sama ke tempat yang sama dari rumah.
Aka mulai membatin lagi. Akan secepat ini mereka bertemu lagi. Dia, Tetsu dan Hyde. Apalagi mungkin sekarang bertambah Kuro. Ya Tuhan.. aku begitu sayang Kuro.. mengapa aku tak memikirkan juga tentang dia.. Tuhan.. pikiranku begitu ‘overloaded’. Tetsu.. help me out of this..!
“Aka.. kita sampai..!!” tak sadar Hyde sudah membukakan pintu mobil untuknya, “are you okay..??” tanya Hyde, sambil menarik tangan Aka dari dalam mobil.
“sure.. I’m very okay..!” jawab Aka.
“tapi dari kemaren kamu kelihatan capek banget.. banyak ngelamun, banyak mikir.. aku takut kamu nanti sakit lagi..!”
“enggak, sayang..” Aka merangkul Hyde dan mencium bibirnya, diluar markas, dilihatin satpam markas, dilihatin staf-staf studio, dan baru Aka mengakhiri ciumannya itu, ketika ditepuk pundaknya, oleh Yuki.
“wooi..wooi.. ada razia..ada razia..!!!” seru Yuki, sambil berlari masuk diikuti Lady dibelakangnya.
Aka dan Hyde tersenyum, lalu mengejar Yuki ke dalam markas yang di sudut-sudut temboknya penuh dengan foto-foto Ciel, cover majalah, penghargaan, platinum, cover album dan segala hal tentang road to glory Ciel yang sudah selama 7 tahun berada di dunia musik.
Di satu sudut sofa, Aka melihat Kuro sedang serius dengan ponselnya, dan Tetsu tak terlihat dimana-mana. Aka langsung duduk di sofa yang berbeda dan agak jauh dari Kuro. Tapi saat ini bukan hari keberuntungan Aka sepertinya.
“wooi.. sista’..!!” panggil Kuro, keras, serasa begitu antusias untuk segera bertemu dengan adiknya yang satu ini.
Sexy punya panggilan sendiri-sendiri, Aka itu dipanggil ‘sister’ karena paling muda, Kuro dipanggil ‘mommy’ karena sifatnya yang keibuan dan yang paling tua tentunya, Lady dipanggil ‘aunty’ karena selalu ada ketika yang lain tak ada, Lady adalah pelarian seperti seorang tante muda yang selalu siap untuk ‘dikorbankan’ oleh keponakan-keponakannya, kadang juga Lady disebut ‘aunty oracle’ karena entah kenapa setiap feeling-nya selalu benar tentang orang lain, dan Midori dipanggil ‘nanny’ karena dialah yang selalu mengundang sekaligus mengusir masalah.
Aka menghampiri Kuro dan duduk disampingnya dengan perasaan begitu khawatir tak seperti biasanya. “aww..aw..” Kuro meringis kesakitan, Aka kaget.
“eh..eh.. kenapa lo..??” tanyanya heran.
“nih..” Kuro mengacungkan tangannya yang masih diperban, “I have an accident..”
“why..?”
“kena pecahan kaca..”
“alah.. gue tahu segitu paniknya elo, takut kenapa-napa sama Tetsu, malah elo yang kenapa-kenapa kan..!” serobot Lady.
Aka terkejut setengah mati, apa yang dimaksud dengan ‘takut kenapa-napa sama Tetsu’ itu kan benar-benar terjadi. Tetsu berselingkuh darinya, begitu benar begitu salah.
“ssst… udah Lady, jangan diingetin lagi..!” kata Kuro memelototi Lady.
Aka mengusap mukanya yang polos tanpa make-up. Mungkin saja ada kotoran disana. Kotoran yang tak tampak, tersembunyi di sela-sela hatinya. Akankah ini diakhiri ? kata-kata itu yang tak ingin dia dengar saat ini, tapi selalu terbersit setiap saat di pikirannya. Kepalanya tiba-tiba berat, seberat apa yang harus dia hadapi. Tapi, jika dia menampakkannya sekarang, Hyde bisa-bisa cemas setengah mati.
“Midori belum dateng..?” Aka mengalihkan perhatian.
Lady dan Kuro bersama-sama menggeleng. Aka pun pamit dulu ke belakang. Sambil berjalan di koridor yang sepi karena kamar mandi di belakang ini jarang dipakai oleh penggunanya, Aka terus menundukkan dan memegangi kepalanya.
“Aka-chan..?” suara Tetsu, baru keluar dari kamar mandi.
Aka mendongakkan kepalanya, Tetsu masih beberapa meter lagi darinya. Tetsu menatap Aka dengan tatapan cemas, kasihan, dan perasaan yang dalam. Karena ini bukan lagi masalah hati, tapi masalah jiwa.
Aka tak bisa lagi menahan perasaannya, dia berlari untuk menghampiri Tetsu dan langsung memeluknya. Tetsu menerima pelukan itu dengan perasaan yang sama, dengan perasaan letih dengan semua ini. Baru saja 4 hari mereka memulai hidup baru dengan resiko yang sangat tinggi. Tapi badai yang datang melebihi badai ketakutan itu sendiri, malah sepertinya akan memulai ketakutan baru lagi.
Mereka buru-buru masuk kedalam kamar mandi dan terus berpelukan begitu lama. Tangis Aka mulai tumpah ruah di kaos putih Tetsu. Tetsu benar-benar tak bisa tahan melihat Aka menangis. Begitu Aka merasakan sakit atau sedih, cinta itu seakan tumbuh begitu dalamnya di hati Tetsu. Dan tanpa berpikir panjang lagi, “kita bisa hadapi ini bersama-sama..” kata Tetsu tegas.
Aka menghentikan tangisnya dan menatap Tetsu dengan mata basahnya. Mata yang selalu menjadi juru selamatnya. Mata yang kini memberikan kekuatan padanya. Mata yang juga membuatnya mendapatkan seseorang yang bisa percaya padanya. Aka percaya pada Tetsu. Diantara saat ini tak ada yang bisa membuatnya yakin bahwa yang dilakukannya ini benar. Tak ada yang membuatnya keluar dari ketakutan karena yang diperbuatnya. Tetsu bisa.
Tetsu mencium bibir Aka begitu dalam, masuk kedalam rahangnya. Mereka begitu dekat, percaya satu sama lain. Dan.. pikiran mereka mengatakan, mereka akan bisa lalui ini, walau butuh waktu yang lama.
Aka dan Tetsu pun keluar dari kamar mandi.. mereka berjalan lagi menuju tempat perkumpulan sambil mencoba menenangkan lagi pikiran.
“what took you so long..?” tanya Kuro pada suaminya, Tetsu.
“telfon..” jawab Tetsu singkat, sambil memindahkan tas Aka yang tergeletak di sofa tempat dia duduk disamping Kuro.
Lalu Aka datang beberapa detik kemudian, dia mengambil tasnya dan memakai kacamata coklat lalu duduk disamping Tetsu. Aka tak peduli, Tetsu membuatnya tak peduli, semua orang disini tak ada yang bisa membuatnya peduli, dia putuskan akan jalani semua ini berdua, dan akan terus mencoba mencari akhir dari segalanya.
Midori ternyata sudah datang dari tadi dan datang dari lantai atas bersama Ken, “gals.. kita dah ditunggu..!!” serunya.
“oke..!!” jawab Sexy bebarengan.
Mereka berempat pun pamit dan mencium suami masing-masing. Mereka berempat pergi ke sebuah acara inaugurasi universitas papan atas. Disana Kuro tidak jadi memainkan lagu yang mengharuskan Kuro memainkan gitar dikarenakan tangannya yang bahkan memegang microphone lama-lama pun tidak bisa. Untuk menutupi perban itu, Kuro memakai sarung tangan hitam yang sesuai dengan pakaian perform-nya, gothic lollita. Mereka disana memainkan 4 lagu sampai pukul 10 malam. Setelah selesai, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing dan tidak disambut oleh suami-suaminya tercinta, karena harus ada kerjaan yang lebih berat dari yang mereka kerjakan.
Aka bersantai diatas tempat tidurnya sendirian bagai ratu, memakai lingery transparan warna merah yang talinya berbulu sambil meminum anggur dan menonton televisi. Handphone-nya berbunyi, dan di layar tertera nama Hyde.
“halo..” sapanya.
“you home..?? kamu belum tidur, sayang..?”
“belum.. aku masih capek dan.. sepi..” Aka berbohong lagi, sebenarnya dia belum tidur karena ingin mendengar satu kalimat cinta, dari Tetsu.
“oh.. sorry ya.. aku gak bisa pulang, banyak banget kerjaannya..!”
“oke.. gak apa-apa, besok kita ketemu lagi kan..?”
“ya.. sure.. Yuki said, besok kita makan siang di rumahnya.. bye, honey..!!”
Klik.. handphone ditutup Hyde. Aka masih menggenggam handphone-nya sendiri, berharap akan berbunyi lagi. Hampir 15 menit dia menunggu, tapi belum juga berbunyi. Akhirnya setelah setengah jam dia menunggu, handphone itu berbunyi lagi dan seperti yang dia harapkan, Tetsu.
“halo..!” Aka buru-buru mengangkatnya.
“hai.. cinta, lagi apa..?” tanya Tetsu dengan nada yang begitu mesra.
Aka tersenyum senang, “waiting.. wishing.. wish you were here.. aku mulai disiksa rindu, nih..!! kamu lagi dimana..?”
Tetsu malah tertawa, “kok samaan ya.. aku juga kangen banget sama kamu..!! tahu gak, aku lagi nelfon dilihatin Ken, Yuki dan Hyde.. tadi dia baru nelfon kamu kan, cinta..?”
Aka begitu kaget dengan pengakuan Tetsu, “egh.. kamu ngapain..??!!”
“tenang aja, mereka tahunya aku nelfon Kuro, lagian mereka di dalem glass-box kok, gak bisa denger..!! kamu harus bersyukur, hubungan kita gak dipersulit kok, asal kitanya gak mempersulit diri sendiri, ngerti..??”
“oke.. asal ada kamu, it’ll become easy, right..?!”
“ya.. I love you, cinta..!! emmh.. tiga hari lagi kita bisa berduaan, I really miss that time.. saat kita bisa bikin dunia kita sendiri.. dan mencium harum tubuhmu, cinta.. wangi yang berbeda, wangi cinta..!”
“aku ingin kamu.. melihat bibirmu berbicara dan menatapi indahmu, aku begitu ingin terus berada disampingmu, cinta..!!”
“I miss you.. udah dulu ya, yang make waktu nelfon sampe dua kali Cuma aku, jadi kelamaan.. bye.. love you so..!”
Handphone ditutup Tetsu. Aka tersenyum sendiri, bagai anak remaja yang baru saja mendapat telfon dari pacar barunya. Kesepian itu seakan hilang setelah Tetsu mengucap kata cinta.
Salahkah aku atas perasaan ini, yang tak mampu menutupi aku masih cinta kamu. Biarkan aku pilih jalanku sendiri tanpa harus ada lagi cinta selain dirimu, kasih.. keyakinan yang memisahkan kita, buatku bertanya ‘adilkah ini..?’
;tia;