“Hyde!!!!!” teriak Aka terjaga dari tidurnya. Terjaga dari mimpi yang mengungkung dirinya. Keringat dingin membasahi seluruh tubuhnya. Aka melihat ke sekeliling. Dia masih di kamar hotel, dan disebelahnya…
“Aka.. kamu kenapa..??” tanya Tetsu yang terbangun mendengar teriakannya.
“Tetsu…” kata Aka pelan, mencoba mencerna apa yang dialaminya. Dia bermimpi Hyde pergi meninggalkannya, karena dia sendiri yang lebih dulu meninggalkan cintanya, “Hyde…??” Aka nampak seperti orang yang tak sadar di mata Tetsu. Kenapa dia bertanya ‘Hyde..??’
“Hyde..?? kenapa sama Hyde..??”
“I have to go..!!” ujar Aka, dia langsung beranjak dari tempat tidur dan memakai kembali celana panjangnya.
“kamu mau pergi kemana.??!!” Tetsu masih heran dengan semua kelakuan Aka.
Aka terdiam sesaat, lalu menatap Tetsu, “ini gak bisa dilanjutin lagi…” ujarnya kemudian.
Tetsu pun terdiam, “oke.. aku ngerti..” Tetsu beranjak dari tempat tidur dan mendekati Aka, memegang kedua pundaknya, “…Aka, mental kamu lagi gak seimbang.. so, jangan buru-buru, pikir dulu baik-baik.. I’m here..”
Sekali lagi Aka hampir saja terbuai lagi oleh kata-kata Tetsu dan tatapan lembutnya. Tapi dia bisa menyingkirkan tangan Tetsu dari pundaknya, “Tetsu.. bukan kamu yang ngalamin mimpi kayak tadi..!!”
“it’s just a dream, okay..”
“Tetsu.. kita gak akan pernah bisa bersama selama masih ada Hyde dan Kuro..!” Aka menguatkan dirinya untuk mengatakan hal itu, hal yang membuat Tetsu pun terhenyak.
“tapi kita saling cinta kan..?? ya kan..??”
“aku cinta sama kamu.. tapi aku lebih sayang sama Hyde, aku lebih gak mau kehilangan dia.. kita gak akan pernah bersama selama masih ada mereka, ngerti itu Tetsu..!!” Aka mulai mengeluarkan air mata.
“kalau perlu aku tinggalin Kuro---“
Plaakk… Aka memotong perkataan Tetsu dengan menamparnya, “Tetsu.. kamu gak akan pernah ninggalin Kuro.. kamu tahu itu, kalau gini bukan cinta.. Cuma ada nafsu.. kamu dan aku, sesal.. kamu dan aku,” ujar Aka bergetar.
Setelah itu Tetsu tak berkata apa-apa lagi, dia lunglai, terjatuh di samping tempat tidur, memegangi pipinya, lalu menerawang jauh keluar, ke langit fajar. Waktu menunjukkan pukul 3.30 pagi. Tanpa berpikir apa-apa lagi, Aka langsung mengambil jaket dan pergi dari hadapan Tetsu yang sama sekali tak melihatnya.
“Tetsu, Kuro sedang menunggu…” kata-kata terakhir yang diucapkan Aka sebelum dia menutup pintu kamar hotel itu.
Seperti orang gila, Aka terus saja mempercepat langkahnya. Matanya begitu lurus ke depan, keringat sudah mengucur deras di keningnya. Yang ada di pikirannya hanyalah Hyde. Kalau dia tak melakukan ini, dia yakin penyesalannya akan bertambah besar dan tak mungkin disembuhkan lagi. Mengingat betapa berharganya dia sendiri untuk hidup Hyde, seperti yang selalu Hyde katakan padanya, membuat hatinya luluh untuk pertama kalinya oleh cinta dari seorang lelaki. Walaupun Tetsu adalah cinta di hidupnya, tapi Hyde hidup dalam cintanya. Hyde yang membuat cintanya hidup.
Aka segera memanggil taksi dan menyuruh supir taksinya untuk segera ngebut sampai ke rumahnya. Setengah jam kemudian, Aka sampai di rumahnya sendiri, rumah yang dia bangun dengan cinta bersama Hyde. Aka segera berlari ke depan pintu rumah, dan ternyata pintunya tak dikunci. Lalu di dalam rumahnya sendiri, dia meneriakkan nama Hyde, mencarinya kemana-mana, tapi ternyata Hyde tak berada dimanapun.
“Aka-chan…” panggil seseorang dari daun pintu, yang dicarinya sedari tadi.
Hyde tampak baru pulang dari semalam, masih dengan pakaian yang dipakainya ke konser dan membawa kunci mobil di tangan kanannya.
“Hyde..” seru Aka, dia langsung berlari ke pelukan Hyde.
“hei.. kupikir ada maling masuk rumah, are you okay..?? where’s Tetsu..??” tanya Hyde yang masih heran dengan kepulangan Aka pagi-pagi buta begini.
“I don’t know.. I had a bad dream, Tetsu.. gak tahu deh, yang jelas tadi aku tampar muka dia,” jawab Aka yang Hyde lihat tampak kusut dan sepertinya shock berat.
“gitu…” Hyde membawanya untuk duduk di sofa, “…jadi, Tetsu gak anterin kamu pulang…?”
“gak, yang aku inget Cuma, aku butuh kamu, bukan butuh Tetsu.. itu aja,” ujar Aka, dia pun terkulai di paha Hyde.
“so.. what was your dream..?? tanya Hyde sambil mengelus rambut merah Aka.
“sorry, but I can’t tell..” Aka duduk dan menatap mata Hyde, “please, never ask about the dream anymore.. karena aku gak mau ninggalin kamu..” Aka begitu memelas.
Hyde terdiam sebentar, tapi akhirnya berkata, “oke.. kiss me..!!” pinta Hyde.
Lalu mereka berdua pun tersenyum dan akhirnya Aka mencium bibir Hyde dengan lembut dan penuh kerinduan di dalam bibir yang sama-sama mungil itu, “can I ask you one thing…?” tanya Hyde di sela-sela ciuman itu. Aka hanya mengangguk, “Tetsu… gak ngapa-ngapain kamu, kan..? ngapa-ngapain dalam hal ‘itu’..”
Aka terhenyak, “maksud kamu..??”
“ya ‘itu’… ngerti maksud aku..” Hyde menegaskan.
Haruskah Aka berkata jujur, bahwa memang dia telah ‘diapa-apakan’ oleh Tetsu, ‘shit.. kamu pengen Hyde mati sekarang..??’ seru batin Aka.
“dia…” kata Aka kemudian, “mana berani… kamu kan jago karate, ntar dia babak belur lagi.. lagian kamu kan yang nyuruh kita sekamar..”
Good save..
Hyde mengangguk, “karena…” dia berdiri dan langsung menggendong Aka, Aka menjerit kaget, “…Cuma aku yang boleh ‘apa-apain’ kamu…” kata Hyde lalu membawa Aka ke kamar.
>>> what happen to Tetsu…???
Tetsu masih terduduk di bawah tempat tidur, memikirkan kata-kata Aka. Dan perlahan-lahan rasa bersalahnya muncul. Aka meninggalkannya dalam kegalauan, hanya seginikah cinta Aka untuknya ? lalu dimana cinta itu. Dimana lagi dia akan menemui cinta itu. Tetsu sudah sadar bahwa Aka tak mungkin lagi bisa didapatkannya.
Beberapa menit kemudian, matahari muncul dan langsung menyorot Tetsu. Dalam cahaya itu, Tetsu seakan melihat Kuro tersenyum padanya, tapi hanya sepintas, lalu akhirnya hanya ada matahari disana.
Akhirnya tanpa berpikir apa-apa lagi, Tetsu bergegas memakai kembali kaos dan jaketnya lalu berlari keluar kamar hotel. Di depan lift, dia bertemu Ari..
“hei.. mau kemana lo..??” tanyanya.
Tetsu langsung masuk ke lift, setelah lift itu akan menutup kembali, Tetsu baru menjawab pertanyaan Ari, “sorry.. gue harus pulang..” lalu melambaikan tangannya pada Ari yang heran dengan kelakuan Tetsu.
Tetsu mengendarai mobilnya dengan kecepatan maksimum. Dia melihat foto Kuro yang tergantung di dashboard. Yang beberapa hari ini tak pernah lagi dia tatap karena Aka selalu berada di sampingnya.
Akhirnya sampailah dia di depan pintu rumahnya sendiri, dengan tergesa, dia mencari kunci rumah di sakunya, lalu setelah ditemukan, Tetsu langsung membukanya. Dia mencari Kuro, lalu menemukannya di tangga. Nampak Kuro baru bangun dari tidurnya, masih memakai lingery hitam kesayangannya.
“Tecchan…” seru Kuro sambil menggosok-gosok matanya karena masih agak ngantuk, juga karena takut ini mimpi mendapati Tetsu di depannya.
Tetsu langsung menaiki beberapa anak tangga untuk mencapai Kuro setelah itu langsung mencium bibirnya, “can I ask you for forgiveness, for all the thing that I have done to you…”
“you…”
Tetsu memotong apa yang akan dikatakan Kuro dengan menempelkan jarinya di bibir Kuro, “yes, sure.. Tecchan.. cause your eyes are like a little puppy, and my apologize always opened for you…” ujarnya kemudian, kata-kata yang selalu diucapkan Kuro kalau Tetsu minta maaf.
Kuro tertawa kecil, “apa yang terjadi sama kamu, Tecchan…?”
“I don’t know.. I just don’t want to lose chance for having you in the entire of my life..” ujar Tetsu.
“what…?”
Tetsu memotongnya lagi, “siap buat sesuatu yang dahsyat..? karena aku udah gak bisa tahan rindu ini…” Tetsu langsung menarik Kuro ke kamarnya lagi.
“you’re such a playboy…” Kuro tertawa lagi.
“yes ma’am… tapi setelah ini enggak.. aku, pengen denger kamu cinta dan sayang sama aku…!” Tetsu meminta dengan tatapan mata serius. Dia memutuskan, sekali ini Kuro bilang cinta dan sayang padanya, inilah hidupnya untuk selamanya.
Tapi Kuro malah terdiam, senyuman itu hilang sekejap, membuat Tetsu hampir putus asa. Tapi tiba-tiba Kuro tertawa, dia menyentuh kedua pipi Tetsu, “aku cinta dan sayang sama kamu, Tetsu… mau denger berapa kali..??”
Tetsu tersenyum gembira. Di sinilah hidupnya, di sinilah ternyata cintanya, Aka benar, dia dan Aka bersama bukan karena cinta, tapi karena rasa takut dan hanya ingin menggapai apa yang dulu pernah diidam-idamkan. Itu cinta yang semu, cinta yang sebenarnya sudah hilang tapi pura-pura kembali lagi. Hanya nafsu sesaat.
“beribu-ribu kali…!!!” kata Tetsu lalu menarik Kuro masuk ke dalam kamar.
Kalau yang semu itu memang masih menapakkan jejak
Di tempatku berdiri,,
Rasa yang kunistakan tak pelak lagi ku tentang.
Tentang dia yang gila
Dia yang tak peka
Sampai dia yang tak punya cinta,,
Aku yang cinta
Aku tak sadar kalau yang semu itu cinta
Kalau yang semu itu terbungkus lagi janji palsu
Maka akulah yang selamanya ratu,
Dalam kebohongan yang masih saja kuterima
Untuk kubentuk jujur.
Saat yang sepi diindah sendiri
Melantun nyanyian sunyi yang perih,, tapi cantik..
Yang pergi itu telah kembali
Tepat di hadapanku di depan mataku
Akankah ku lagi-lagi terbelenggu?
Hey... cinta yang itu semu
Aka masih berada di atas tubuh Hyde. Mereka masih mengobrol, saling telanjang, setelah beberapa waktu lalu mereka bercinta begitu lama, melepas kerinduan. Bagi Aka ini adalah titik balik dirinya. Dia sudah sadar dari penyakit jiwanya yang berusaha meninggalkan suami yang begitu mencintainya.
Handphone Aka berbunyi diatas kepala Hyde, dia mengambil dan mengangkatnya, “halo..”
“hei.. lo dimana..?” terdengar suara Midori di seberang sana.
“diatas Hyde..” jawab Aka, lalu dia tertawa.
“bitch… eh, gue kok gak bisa hubungin Kuro ya..?? Kuro gak bisa, Tetsu gak bisa, ke rumahnya juga gak diangkat.. mereka kemana sih..??” tanya Midori terdengar kesal.
“honeymoon kali.. hehe.. emang kenapa..??”
“jam 10 kita ketemu di studio… oke..! dan lo, turun dari sana..!” seru Midori.
Aka dengan santai melihat jam wekernya, dan disana menunjukkan angka 9, “shit.. Midori..!!!!” Aka memanggil-manggil lagi Midori, tapi keburu ditutup.
“kenapa..??” tanya Hyde.
Aka turun dari atas tubuh Hyde, “Midori suruh kita ke studio jam 10, dan sekarang udah jam 9, she such a goddamned boss.. dasar..!” katanya kesal berniat turun dari tempat tidurnya, tapi Hyde menarik lagi Aka ke dekatnya.
“masih sejam lagi kan..!” ujar Hyde dan memeluk Aka erat, menciumi lehernya, juga meraba-raba bagian sensitif Aka.
“Hyde… kamu ngapain..??” Aka berpura-pura mengelak, padahal dia sendiri masih ingin bersama Hyde. “honey.. nanti aku telat, bisa-bisa Midori ngamuk nanti..”
Midori masih bolak-balik seperti setrikaan di depan Aka dan Lady, untung saja Aka cepat datang, kalau tidak amarahnya akan jadi dua kali lipat. Sekarang sudah pukul 10.30, tapi Kuro belum juga datang. Sms darinya sudah pasti diterima, tapi telfonnya tidak juga Kuro angkat.
“mommy kemana sih..?? telfon gue gak diangkat-angkat juga…” Midori tampak kesal sekali.
“Tetsu-nya belum dateng kali…” ujar Aka refleks.
“oh.. lo gak pulang bareng Tetsu..??” tanya Lady.
Aka menggeleng, “enggak.. gue tinggalin dia di—”
“halo, semuanya..!!!!”
Akhirnya suara yang ditunggu-tunggu itu datang juga. Kuro datang sambil menari-nari riang dan tampak keceriaan di wajahnya. Dia pun menciumi kedua pipi Midori.
“lo kenapa..??” tanya Midori benar-benar heran.
“Tetsu… oh my God.. !!” kata Kuro sambil tersenyum membayangkan sesuatu, membuat orang-orang yang mendengar pasti penasaran.
“Tetsu, what..??”
“itu dia.. gue baru mau tanya sama Aka..”
“gue..??” Aka lebih heran daripada Midori.
“iya.. semenjak dia pulang pagi-pagi tadi, dia kasih sesuatu yang dahsyat sama gue..” ujar Kuro.
Lady dan Midori mulai antusias untuk mendengar cerita Kuro yang satu ini. Pasti dia habis bercinta penuh gairah dengan Tetsu. Dan bahan pembicaraan ini sudah menjadi menu utama Sexy setiap mereka hanya bergosip berempat.
“so.. you have a great morning sex, right..?” tanya Midori.
“uh-huh.. dan gue mau tanya sama Aka, apa yang udah dia lakuin ke Tetsu..” Kuro menatap kedua mata Aka, dan semuanya pun refleks ingin tahu apa jawaban Aka.
Aka terdiam dipelototi seperti itu. Apa ?? ada apa dengan Tetsu ?? sampai sekarang Aka sendiri belum tahu bagaimana perasaan Tetsu setelah dia meninggalkannya di kamar hotel.
“gue… gue gak tahu kalau bagian sensitif Tetsu itu di pipinya..!” jawab Aka akhirnya.
“hah..?? maksud lo..??” Kuro malah tambah heran.
“tadi subuh sih, gue tampar dia gitu.. gue, agak marah sama dia.. selanjutnya gue gak tahu, gue pulang jauh sebelum dia…!”
Oh My God.. another lie!! Gue janji deh, selain hal ini gue gak akan pernah berbohong sama kalian…
“wow… Cuma ditampar, dia bisa segitu ‘buasnya’ sama gue..?? that’s awesome..!” Kuro terbelalak dan cukup puas dengan jawaban Aka.
“buas..?? ya ampun, kata-katanya…” seru Midori mencibir Kuro, diselingi tawanya.
“gue pikir mulai sekarang lo tampar Tetsu dulu deh sebelum having sex..” Lady memberikan sarannya.
“iya bener, yang banyak aja, biar dia bisa lebih buasss!!” timpal Midori.
“eh..eh.. dia bukan masochist kayak Ken, ya.. please deh..!” balas Kuro sampai mendapat pelototan dari Midori.
“Ken gak se-masochist itu kali..!!!” elak Midori.
Semuanya tertawa. Aka tak ingin kehilangan moment-moment semacam ini sampai kapanpun. Karena tak mungkin lagi dia dapatkan kalau dia memilih bersama Tetsu. Tetsu… aku masih ingin jadi sahabat terbaik kamu..?? Aka mulai rindu pada Tetsu, untuk kembali curhat padanya sebagai sahabat, bermain dan bercanda lagi dengannya.
“oke gals.. kita mau bicarain soal debut kita di Baskerville (negara tetangga)…!” seru Midori akhirnya.
Semuanya terbelalak tak percaya, mereka akan manggung di negara lain, “Baskerville…!!!”
Aku memang terlanjur mencintaimu.. dan tak pernah kusesali itu.
Tetsu baru saja masuk ke ruang makan di studio Ciel. Ketika itu Hyde langsung memanggil untuk duduk di sebelahnya. Karena sebelum itu dia melewati dulu Ken, Tetsu pun menyapanya dulu, “hey.. what’s up..??” lalu setelah itu menuruti panggilan Hyde, “what..??” tanyanya.
Hyde yang sedang merokok tanpa ekspresi itu hampir membuat Tetsu cemas. Kebohongan apa yang dikatakan Aka pada Hyde, takutnya kebohongan yang dikatakan Tetsu akan berbeda dan mengacaukan semuanya.
“katanya Aka, lo ditampar dia ya..??” tanya Hyde sambil tertawa kecil.
“iya.. katanya dia mimpi buruk gitu, gak ngerti gue.. dia malah pergi aja dan manggil-manggil nama elo..! tapi gue juga---” Tetsu memotong pembicaraannya sendiri lalu terdiam.
“lo, apa..??”
Tetsu menggeleng, “sorry nih… hanya aja, gue agak berantem sama Aka..!”
Hyde mengangkat sebelah alisnya, “jadi, tamparan itu bukan gak sengaja..??” kata Hyde, terdengar sedikit nada amarah pada suaranya.
“ya, gue gak tahu… sorry, gue masih agak, emh, gak tahu ya, tapi rada kesel gitu deh, sama dia..!”
Ya.. itu benar, Aka ninggalin gue disana sendirian, gue gak punya alasan buat marah sih, Cuma.. pokoknya… kita butuh ngomong deh, Aka-chan…
“oh gitu, ya urusan kalian deh.. jangan lama-lama marahan sama dia ya Tecchan…” Hyde menampakkan wajah childish dan memelas seperti anak cewek, secara dia memang dijuluki cowok cantik.
Tetsu mengernyitkan dahinya. “eh..eh.. lo kenapa..??”
“kalo elo marahan sama Aka, ntar dia gak bisa dapet masukan lagi tentang gue dari elo..”
“alah… manja lo..!” Tetsu mendorong kepala vokalisnya itu.
Lalu mereka berdua tertawa bersama. Hei Hyde, gue pernah having sex sama istri lo.. gimana kalo elo tahu itu, ya..?? iya juga, gue bisa abis kali… ah Hyde.. gimana cara gue minta maaf sama elo..??
Yuki mengendarai mobilnya bersama Tetsu disampingnya, juga Hyde dan Ken di jok belakang. Mereka semua ingin bersantai dulu di sebuah tempat sejuk yang nuansanya biru. Tempat itu selalu sejuk walau di siang bolong, kalaupun sudah mulai gerah, bisa langsung berenang di kolam renang besar di luar pekarangan. Rumah pasangan drummer dan gitaris, Yuki dan Lady.
Rumah mereka adalah rumah yang ruangannya paling lengkap diantara yang lainnya. Rumah yang tampak satu lantai itu, padahal terdiri dari dua lantai. Warna cat luarnya putih dan dark purple dengan kaca tinggi yang berejejer 4 buah di samping pintu satu daun, 4 meter x 30 cm. Ketika memasuki pintu warna putih itu, kita disambut Genkan transparan dan dibawahnya ada pasir dan batu-batu karang juga kerang dari laut. Lalu ruangan pertama begitu luas, di samping kanan hanya ada tempat kosong, lalu ada beberapa anak tangga ke arah dua buah sofa abu-abu yang besar dengan tatanan lampu seperti bintang. Lantai rumah ini ala-ala lantai rumah pantai modern. Jika kita memandang lurus ke depan, disana ada dapur kecil bernuansa putih. Sebelum masuk ke dapur, di samping kiri ada pintu menuju ke kolam renang dan sebelumnya ada tangga menuju lantai bawah tanah juga tangga menuju lantai atas. Di samping tangga ke lantai atas ada pintu menuju kamar yang tak dipakai sama sekali. Di lantai bawah adalah studio tempat penyimpanan drum-drum milik Yuki juga gitar-gitar milik Lady. Disana juga ada tempat kerja Yuki sebagai remixer. Di lantai atas, hanya ada kamar, dua buah kamar dan satu walking-closet, tidak ada tempat duduk atau apapun. Kamar yang paling kanan adalah kamar cinta Yuki dan Lady. Semua desain rumah itu, Yuki yang membuat tanpa sepengetahuan Lady. Ketika mereka menikah, barulah Yuki memberitahu Lady bahwa mereka sudah punya rumah sendiri.
Ciel datang setelah beberapa menit yang lalu Sexy tiba. Kuro dan Aka sedang, entah, membahas semacam lirik lagu. Mereka duduk di tengah sofa yang menghadap barat, Lady pun ikutan dengan gitar dan rokoknya duduk di sudut sofa yang menghadap utara. Sedangkan Midori, seperti biasa, kebiasaannya adalah menyiapkan makanan dan minuman di dapur. Midori adalah koki terbaik bagi mereka.
Ketika melihat Ciel datang, Kuro langsung menjauh dari Aka dan memberi ruang untuk Tetsu duduk diantaranya. Sebenarnya ini seperti biasa saja, tapi entah kenapa Tetsu agak canggung untuk duduk di samping Aka, dia tak berbicara sepatah kata pun pada Aka, begitupun sebaliknya. Aka malah pura-pura terfokus terus pada lirik yang ditulisnya, lalu pergi ke dapur menghampiri Midori.
Kuro mencolek pipi Tetsu lalu berbisik di telinganya, “kamu marahan sama Aka..??” tanyanya. Lalu Tetsu hanya mengangguk, “alah.. klise tuh, jangan gitu ah.. dia kan sohib kamu, masalahnya apa, pak..?? ngomong gih sana..!!”
Tetsu malah menggeleng, “enggak ah, nanti aja….” Katanya polos.
“aah, kalian berdua sama aja.. udah lama gak berantem ya, heuh.. kemaren aja masih dapet chemistry-nya.. sekarang tahu-tahu udah marahan, aku aneh sama kalian berdua…!” ujar Kuro.
“udah lah, say.. entar aku ngomong sama dia..!” Tetsu pun mencium pipi Kuro.
Sementara itu, sedari datang tadi Hyde langsung mengikuti Aka ke dapur. Aka pikir, Tetsu pasti ngomong-ngomong sesuatu sama Hyde, “Aka-chan.. ternyata kamu berantem ya sama Tetsu..?!” tanyanya sambil mencomot kue kecil yang dibuat Midori.
Aka menatap Hyde, “ya gitu deh…” lalu berpaling darinya ketika menjawab.
“lo berantem sama Tetsu..??” Ken tiba-tiba ikut nimbrung dengan suaranya yang keras, membuat semua orang di ruang tamu juga menoleh padanya.
“iih.. apaan sih, penting banget ya..??” timpal Aka pelan tapi dengan nada kesal.
“oops..” Ken menutup mulutnya.
“ngomong gih..!” suruh Hyde.
Aka malah mengangkat bahunya, “enggak mau…”
“kamu susah banget sih…” Hyde mengeluh, lalu mengusap kepala Aka dan setelah itu tak bicara tentang Tetsu lagi.
Kedelapan sahabat itu pun duduk lagi di tempatnya masing-masing bersama pasangannya masing-masing. Aka masih tetap berada di dekat Tetsu seperti biasa. Tapi, suasana agak mencekam, sampai saat ini Aka dan Tetsu belum berbicara satu patah kata pun. Terutama untuk sofa yang ditempati mereka.
Hyde yang duduk di sudut, berbisik-bisik dengan Lady soal istrinya. Lady hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala sambil memetik gitar dengan rokok di jarinya. Semua membicarakan Aka dan Tetsu sambil bisik-bisik. Karena Aka masih saja berkutik dengan lirik yang ditulisnya, dan Tetsu terkulai sambil memejamkan mata di pundak Kuro yang mengobrol jauh-jauhan dan bisik-bisik tentang suaminya pada Ken.
Lady akhirnya sadar ini tak bisa didiamkan lagi. Dia pun menarik buku dari tangan Aka dengan paksa, “eh..eh.. lo ngapain..??” Aka kesal.
“ngomong sana..!!” suruh Lady tanpa suara.
“iih.. kenapa sih..? Hyde…” Aka merajuk pada Hyde meminta bantuannya. Memang Lady itu adalah teman yang paling sering mengerjai Aka, dan karena itulah Hyde jadi begitu dekat dengan Lady, selain karena penampilan Lady yang menurut Hyde sama dengan seleranya.
“heei.. Lady tuh bener…!” seru Hyde.
Aka makin cemberut dengan jawaban suaminya itu, “kok gitu…” dia menghela nafas dan melirik Tetsu, ternyata dia pikir Tetsu sedang tidur, jadi ada alasan baginya, “Tetsu-nya tidur…” katanya datar.
Kuro menggerak-gerakkan pundaknya agar Tetsu terhenyak dan Tetsu pun akhirnya mau membuka mata, “what..??” tanyanya pada Kuro. Kuro menunjuk Aka dengan dagunya. Tetsu melirik Aka yang sedang menatapnya tanpa ekspresi. Lalu tanpa berkata apa-apa, Aka langsung beranjak ke arah kolam renang di luar. Tetsu malah bengong dan tak tahu apa yang harus dia lakukan.
Tetsu menatap Hyde, “sana…” kata Hyde menyuruh Tetsu mengejar Aka.
Tetsu berpikir dulu sebentar, lalu Kuro mendorongnya dan akhirnya Tetsu beranjak juga. ketika dia berjalan batinnya berpikir, mereka kok malah ndukung gitu sih, gak tahu apa bakal ada kemungkinan kita selingkuh lagi… makanya gue gak mau dulu ngomong sama Aka..
Tetsu menaiki 3 anak tangga dari pintu menuju kolam renang outdoor itu, dia lihat Aka dari samping yang terlihat sekali kalau dia benar-benar cemas, tampak dari tangan dan kakinya yang tak bisa diam, juga kukunya yang dia gigiti. Tetsu terus berjalan sampai berdiri hampir 1 meter di samping Aka. Aka tampak tak menyadarinya.
“tamparan kamu udah gak kerasa kok…!” kata Tetsu membuat Aka terkaget.
Aka melirik ke arah Tetsu yang menatap lurus ke depan, namun ketika Tetsu akan membalas tatapan itu Aka segera menunduk lagi, “oh.. eeuh, I’m very sorry..!” katanya tanpa berani menatap Tetsu.
“don’t worry.. tamparan itu nyadarin gue..!” kata Tetsu.
Aka terhenyak dengan kata ‘gue’, ketika mereka bersahabat begitu dekat tak ada rasa canggung di antara mereka. Aka hanya bilang ‘aku kamu’ untuk Hyde, dan Tetsu pun hanya untuk Kuro, sebelum perselingkuhan ini tentunya.
Aka sekarang menatap Tetsu dan Tetsu pun balas menatapnya. Rasa takut itu muncul sedikit, kali ini rasa takut cinta itu kembali. Tak boleh lagi terjadi. Beberapa saat kemudian mereka berdua tertawa bersama.
“gue pikir kita ini emang soulmate… pikiran kita tuh kadang sama banget, ngerti maksud gue..? dan… kenapa elo bilang lagi marahan sama gue..??” ujar Tetsu.
Aka menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “emh.. gak tahu, alasan doang kali..!” lalu mereka pun tertawa lagi.
“ya, itu dia.. kita gak mungkin selamanya sehati ya kan.. so, kalau lo butuh alasan, jangan lupa kasih tahu gue dulu alasannya apa, oke..!”
“hai.. wakatta..!!” jawab Aka tegas. Tapi seketika tawa Aka berubah jadi senyuman kecil, “Tetsu… sorry for loving you…” katanya. Lalu Aka memeluk Tetsu dengan hangat sebagai sahabat.
Tetsu terdiam dan lalu menggeleng, “kita gak seharusnya saling minta maaf.. kita masih butuh maaf dari mereka, tapi, kita juga gak tahu caranya gimana kan..??” ujarnya.
Aka pun mengangguk, “dan… gue udah cukup bisa ngewujudin satu mimpi gue..!”
“ya.. gue juga..”
“apa..?”
Tetsu mendekatkan wajahnya ke telinga Aka, “bisa nidurin elo…”
Aka terbelalak sampai mulutnya ternganga, “Tetsu…!!”
Tetsu pun berlari, Aka mengejarnya lagi, lalu tak sengaja Tetsu terdorong Aka hingga masuk ke kolam renang. Yang di dalam rumah mendengar suara ceburan itu dan mereka pun beranjak ke arah kolam renang. Terlihat Aka begitu puas menertawakan Tetsu yang hampir tenggelam di dalam kolam renang.
“heei… sial..!!” seru Tetsu.
Kuro pun tak bisa menahan tawanya, dia terjongkok di sisi kolam renang dan menertawakan Tetsu. Tetsu mengulurkan tangan ke Kuro dengan innocent, makanya Kuro berniat membantu Tetsu keluar. Tapi ternyata Tetsu menariknya ke dalam kolam renang.
Yuki paling tidak bisa menahan tawanya, sampai Lady bertanya, “sayang.. kamu belum mandi kan hari ini…??”
“hah..” Yuki heran. Lalu dengan seketika Lady menceburkan Yuki ke kolam renang, “rambut gue…!!” Yuki berteriak.
Selanjutnya, Hyde yang menceburkan Aka ke dalam kolam. Tinggallah Hyde, Lady, Ken dan Midori yang masih kering. Mereka berempat saling pandang satu sama lain. Kira-kira sekarang giliran siapa… dan yap.. Hyde mendorong Lady, tapi Lady terlalu cerdas dan akhirnya dia bisa menarik Hyde juga ke dalam kolam.
Lalu Ken menggendong Midori dan memasukkannya juga ke dalam kolam. Dan tinggallah Ken sendirian yang masih kering. Tetsu, Hyde dan Yuki keluar kolam dan dengan paksa memasukkan Ken ke dalam kolam. Setelah itu, mereka bertiga menceburkan dirinya sendiri masuk ke dalam kolam. Lalu mereka berdelapan bagai anak kecil bermain-main air di dalam sana.
Tetsu dan Aka sudah yakin dengan keputusannya, mereka tidak akan pernah bisa bersama selama masih ada Kuro dan Hyde yang begitu mencintainya. Kalau mereka berjodoh pun, hal itu belum terpikirkan di pikiran mereka. Yang jelas, cinta itu ada untuk pasangannya masing-masing. Ini sudah diakhiri, mereka sudah sampai di garis finish itu, dimana ternyata disana menunggu suaminya dan istrinya sendiri, dengan penuh cinta dan kasih sayang. Apalagi kepercayaan itu tak ternilai harganya, sementara mereka malah mengkhianatinya, manusia macam apa. Yang penting, mereka sadar bahwa cinta itu hanyalah masa lalu, dan nafsu iblis sudah mengobrak-abriknya dan mencampuradukkannya dengan masa kini. Tak bisa dibiarkan, karena itu bukan yang semestinya terjadi. Karena Tetsu ditakdirkan bersama Kuro dan Aka bersama Hyde. Tetsu ditakdirkan menjadi sahabat sejati Hyde dan Aka menjadi sahabat Kuro. Itu saja!
A/N Cuma iseng, sorry kalo namanya personil L'Arc~en~Ciel.. ^^ Peace, anggep aja fanfiction haha..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar