Pages

And so i play my guitar, I always play my guitar. Karamiau saigetsu wo tadoru tabiji de. Mabuta ni kanjiru yuuitsu no honoo. Natsu no nagori wo utsusu mina no ne. Hanatsu senritsu yo tooku tooku kanawanakutomo ~Loreley~

2010/01/31

Mayotteiru

kadang bingung... mau ngapain lagi
cuma bisa diem...
gak enak..
kamu disana saya disini
gak tahu pikiran masing-masing kayak gimana
cuma bisa nebak-nebak
20% doang tebakannya bener
kalo salah kan jadi suuzon ya ?!

jadi saya harus gimana
kalo saya yg agresip......
haha no way!!!
nanti dia malah ngejauh
kita tebak-tebakan aja..

i'm getting tired of waiting.. OMG

2010/01/29

Perfectly

Theme : 041. Dance Practice

Pairing : Shindong/Kibum

Rating : PG

Current Music : Super Junior – First Snow.

Current Location : Standing beside Heechul who stand under the rain.

Summary : Shindong is the first one who carry Kibum to the hospital.

Everyone knew, Kibum is the only person who didn’t often gather together with the other, but they also knew that Kibum is the only person who had many talents in him. They could understand why Kibum rarely came to practice, because of his schedule alone. But Shindong thought that it’s not quite right. Practice is practice, however unimportant the practice is, if it comes to practice time, that’s the time. Especially for dance practice. So, he rather fed up with Kibum nowadays despite Kibum is his favorite dongsaeng.

Kibum came to the meeting of Super Show II, he decided to come to Super Show and pay for his missing these entire months. There, on the meeting, Kibum felt something didn’t right with his fat hyung. The one that always teach him dancing. He missed his hyungs and always asked for apologies, but Shindong hyung never gave him a calming words, he felt Shindong hyung was really mad at him for never be with Super Junior.

“Hyung, are you mad at me?” Kibum asked.

“No.” is his simple answer.

“But I feel that you’re avoiding me,”

“If you feel so,” then Shindong left Kibum with confused look to his back.

Shindong knew, he shouldn’t be mad at Kibum, it was not his fault after all, but he wanted perfection, if the 13 of them was on the stage together, it would be awesome, their feeling would fabulous, he thought. When Kibum was not there, he felt a shortage of feeling. It wasn’t Kibum’s fault, he always think, Kibum has his own reason after all.

Then, Kibum came to his first dance practice for Super Show, he still felt that Shindong hyung’s avoiding him. He always came to Kyuhyun or Ryeowook to teach them a new dance move – a simple one, it’s Shindong job, to teach the other who can’t dance properly –, then Kibum rather choosed to practice with Eunhyuk and Donghae. The Eunhae couple will perform together, just the two of them. Kibum thought it would be fun and fantastic if the Eunhae show their affection to each other to the audience. Having fun, Kibum tried to follow their move, Eunhyuk didn’t mind at all, he was glad and taught Kibum also.

Kibum found it’s hard to follow Eunhyuk and Donghae’s move, they are the best dancing couple after all, but Kibum still followed them until he could reach their level. Eunhyuk praised Kibum for that and he smiled in victory. But when they tried to practiced the whole moved, Kibum broke his ankle– hard enough – and groaned in pain. Everyone approached him immediately and asked him if he’s okay. They called for their manager hyung, but unfortunately, nobody’s there. Then Shindong is the first one who carry Kibum to the hospital.

“Come on, get Kibummie on my back..!” he said to anyone after he cowed in front of Kibum, and they get Kibum on Shindong’s back before Shindong Ran to his own car with Eeteuk and Donghae not far away behind. The four of them get in Shindong’s car.

“You were stupid enough, Kibum..” Shindong said ehen he’s on the road to the hospital.

“Why could I ?”

“Are you crazy to follow Eunhyuk and Donghae’s move? You could’ve come to me,” he spat with a lot of concern. Eeteuk and Donghae only could see each other, didn’t understand why Shindong like this.

“Because I thought you won’t teach me again.”

“Stupid,” he muttered again, but everyone on the car – especially Eeteuk – could recognize the trait apprehension from Shindong.

Shindong couldn’t stop crying, he still blamed himself for make Kibum into this level. Kibum didn’t be enabled to discharge from the hospital for six weeks, and it meant Kibum won’t get involved in the Super Show Concert.

“Hyung, it’s not your fault,” Kibum said, tried to calm Shindong.

“Yes, Shindong, don’t blame yourself too long like this,” Eeteuk tried also, but Shindong still with his sob.

“I’m sorry Kibummie, I should’ve known from the first place,”

“No, hyung, I’m the one who pushed myself to follow them, see, Eunhyuk and Donghae don’t blame theirself, because it wasn’t their fault,”

Eunhyuk and Donghae nodded in agreement – because they have been told by Eeteuk to not blame theirself (but they are) so Shindong will stop crying – and smiled at Shindong.

“Hyung, just do yor best for me, I hope our concert will get a huge success, because of you hyung, you’re the best dance teacher I ever had..” Kibum’s words made Shindong wipe his tears and smiled to his favorite dongsaeng ever.

“Thank’s Kibum”

Shindong realize now, perfection will come if you can accept the unperfect one perfectly. Perfect isn’t always complete, perfect is when you accept the unperfect one completely.

2010/01/18

Di Bawah Dekapan Hujan

As I fly, never do I want to touch the ground. In the sky all of the stains washed out into air. I flight, continous flight.

Cinta... kamu dimana ?

Dingin.. semilir angin tepat menusuk wajah putihnya. Wanita dengan senyum seadanya. Dia rentangkan lengannya, menyerap setiap hembus yang menerpa.

“dingin...” gumamnya.

Cinta.. disana dingin, cepat masuk kemari...! seru sebuah suara lembut.

Lalu mulai gemercik air menyentuh wajahnya. Dibibirnya tersungging senyum lebar. “akhirnya kau datang juga...”

Sudahkah dia datang...?

“ya.. dia datang, begitu merdu..! kau lihatlah kemari..!”

..........? untuk apa..? nanti semua sayapku basah.

“belum.. ini hanya gerimis, tak akan membuatmu basah kuyup..!” senyum itu masih menghiasinya, “aku akan melindungi sepasang sayapmu itu, percayalah..”

Wanita itu mulai menuntunnya. Melihat betapa indahnya air yang menetes dari langit itu. Air yang menetes dari awan hitam itu.

Mengapakah langit itu begitu gelap..?

Wanita itu tampak berpikir sambil terus memandangi kegelapan diatas sana, “mungkin.. karena air ini tak suka cahaya..”

Bagaimana bisa..? cahaya itulah yang melahirkanku, mengapa dia tak suka..?

“kadang kegelapan itu dibutuhkan untuk membuat keindahan.. apa kau tak lihat betapa indahnya pemandangan ini..!?” kemudian datang sekilat cahaya menyeramkan dari langit yang jauh disana, mengejutkan, “lihat.. itukah cahaya yang melahirkanmu..?!! dia selalu membuatku takut, suaranya membuatku ngeri..” dia menutup telinga, lalu meneteskan setitik air dari matanya.

......? kau ini, kau sudah memilih kegelapan, cahaya itu adalah bagian dari kegelapan ini, kau tahu.. tak akan ada gelap kalau tak ada terang.

Wanita itu memandangnya, “apa kau pernah takut berada dalam cahaya..?”

Tidak.. dan akupun tak pernah takut berada dalam gelap.. karena aku tahu masih ada seberkas cahaya yang menyinariku.. cinta..

“mengapa kau terus memanggilku cinta..? padahal aku hanya sebongkah kegelapan yang suatu saat bisa menghitamkan sayap putihmu itu..!”

Aku tak peduli, aku sudah buta.. dan kau tahu, buta itu gelap, dan kau bilang kadang kegelapan itu dibutuhkan untuk membuat keindahan, dan aku percaya itu. Aku buta, tapi aku bisa melihat keindahan, kau... aku pun sudah memilih kegelapan ini, dan aku tak mungkin lagi untuk berbalik dan kembali pada cahayaku yang dulu.

Air itu masih membasahi sayapnya. Mereka masih saling pandang. Walau ada kekosongan didalamnya. Tangannya menyentuh lembut rambut wanita itu. Ada kesakitan di tiap sentuhannya. Menyentuh kegelapan..? Membuatnya tak bisa kembali..? Mengantarkan luka yang selalu membeku karena kegelapan ini begitu dingin..?

Cinta itu butuh luka.. aku rela meninggalkan cahaya itu untuk berjalan beriringan dengan kegelapanmu.

“tapi sayapmu jadi basah..”

Andaikan aku tak punya lagi sayap, aku rela mengubur dalam-dalam keinginanku untuk terbang lagi.. karena jika aku terbang, aku akan meninggalkanmu sendirian disini, dengan semua kegelapan ini..

Gerimis itu masih bergulir. Membasahi setiap inci sayap yang tergantung di punggung makhluk berparas tampan itu. Mendung pun masih memayungi, seakan memberi kegelapan abadi pada dua insan di bawahnya.

“aku sangat menyukai kegelapan ini...”

Ya.. sukailah semaumu.. jika perlu akan kutahan matahari agar tak ada cahaya yang bisa menembus ruangmu.. sekalipun dia itu ibuku..

“ibu..???” wanita itu memiringkan kepalanya.

Ya, ibuku.. apa kau tak punya ibu..?

Dia tampak berpikir keras lagi, “mungkin aku punya.. mereka menyebutnya iblis..” katanya dengan polos.

Iblis..??

“ya.. dan mereka bilang, dia juga punya sepasang sayap sepertimu, tapi aku tak tahu dengan jelas wujud ibuku itu.. kalau ibuku punya sayap, kenapa aku tak punya..? dan apakah ibumu itu punya sayap juga..?”

Ya, ibuku punya sayap.. dan mungkin ayahmu tak punya..

“ayah..? mungkin.. karena mereka tak pernah menyebut ayahku iblis..”

Mungkin ayahmu memang bukan iblis..

“lalu, ayahku itu apa..? apakah ayah dan ibumu juga berbeda ?”

Sejak aku mulai mengingat, yang aku tahu ayahku adalah malaikat dan ibuku pun malaikat, mereka sama-sama tinggal dalam cahaya.. sama-sama terbang dengan sayap putihnya, diatas langit yang tak pernah gelap dan berair seperti ini.

“malaikat..??”

........ Mungkin, malaikat dan iblis itu sama, buktinya mereka punya sepasang sayap dan bisa terbang, hanya saja kesukaan mereka berbeda, malaikat itu suka cahaya sedangkan iblis itu suka kegelapan, makanya kau jadi suka gelap, karena ibumu itu adalah iblis.

Wanita itu tersenyum lebar. Mereka berdua tersenyum lebar. Sampai hujan mulai deras, dan mereka harus berteduh dibawah rimbun pepohonan. Wanita cantik itu masuk kedalam sayap putih sang anak malaikat yang masih agak basah, namun lama-kelamaan muncul kehangatan dari dekapannya.

“berjanjilah kau akan selalu disisiku, malaikat..”

Aku berjanji.

“walaupun kau harus terpisah dari cahaya dan kegelapan menyelimutimu..”

Walaupun aku harus terpisah dari cahaya dan kegelapan menyelimutiku.

“dan kau harus berjanji, suatu saat kau akan membawaku terbang.. aku juga ingin terbang seperti ibuku dulu..”

Ya, aku akan mengajakmu terbang sekali-sekali. Tak pernahkah sekalipun kau bertemu ibumu..?

Wanita itu menggeleng, “tidak.. aku belum pernah bertemu dengannya, malah aku menganggap kegelapan ini adalah ibuku, mungkin karena ibuku dulu memang suka berada dalam kegelapan..”

Dulu ibuku pernah bilang, bahwa cahaya adalah sumber segala kehidupan, tapi aku sama sekali tak tahu kalau dalam kegelapan ini aku bisa menemukan cinta, salah satu sumber kehidupan seseorang.

“kegelapan ini kadang menyakitkan.. tapi entah kenapa, aku bisa merasakan keindahan dari sakit yang kurasakan itu..”

Keindahan itu karena cinta, dimanapun engkau berada, gelap atau terang, asalkan disana ada cinta, pasti akan kau temukan keindahan.

“walaupun cinta itu datang dari seorang malaikat pada seorang iblis..?”

Ya, meskipun begitu... akan tetap indah.

(My First Public Story.. terinspirasi dari lagu Acid Android - Into Air)

USOTSUKI!

Ano ban de
kimi to issho ni kurai sora o miageta,,
Hanasanai kotoba mo itteshimatta noni,,
Kanashimi ga mada irun da..
Namida mo mada furerun da..
Ano kotoba,
dakitai to iu no wa,,
tada kimi ga usotsuki ni natta,,
naze,subete ga shinjirarenai??