Pages

And so i play my guitar, I always play my guitar. Karamiau saigetsu wo tadoru tabiji de. Mabuta ni kanjiru yuuitsu no honoo. Natsu no nagori wo utsusu mina no ne. Hanatsu senritsu yo tooku tooku kanawanakutomo ~Loreley~

2010/04/23

[Sexy06] Sensational Black

I love you.. no matter what they say…



And I don’t want the world to see me
Cause I don’t think that they’d understand
When everything’s made to be broken
I just want you to know who I am…

Café and lounge yang remang-remang ditemani music ballad-jazz yang indah menjadi satu-satunya yang bisa membuat Kuro tenang. Inilah yang telah jadi hidupnya, menyanyi. Walaupun hanya seorang penyanyi café, tapi dia bisa mengeluarkan suara hatinya dengan ini.
Tapi, sudah berbulan-bulan Kuro disini, dia sudah kenal baik dengan band pengiringnya juga dia dapat banyak pujian dari pelayan café, atasannya dan beberapa pengunjung café disana. Mengapa bisa-bisanya dia dikeluarkan dari pekerjaannya sebagai lead vocal disini!!?
Hari ini juga, tanggal ini dan jam ini, adalah hari yang paling sial selama hidupnya, dia tak habis pikir dengan apa yang sudah diputuskan berbagai pengurus disini.
Kuro merendam kepalanya ke wastafel di toilet café. Hari ini juga dia akan meninggalkan café ini, dan tak akan pernah lagi kembali kesini. Dari dalam café terdengar hanya musik saja yang bergema, dia begitu kesal dengan suara musik itu. Kuro keluar dari toilet dan dia bertubrukan dengan seorang lelaki. Kuro menatap lelaki itu, dan Kuro kenal sekali siapa dia. Dia lelaki tampan yang sering muncul di televisi, membawa bass dan bergabung dengan 3 personil lain yang juga tampan-tampan.
“sorry.. lo gak apa-apa..??” kata lelaki itu.
Kuro tak segera menjawab, dia hanya bergumam, “Tetsu…” dan masih menatapi Tetsu.
“hah…” Tetsu heran dengan wanita di depannya ini.
“hei.. lo masih disini, bukannya lo udah dipecat..!” seru seseorang.
Kuro memandang orang itu, dia tak habis pikir dengan salah satu pemegang alat musik di band pengiringnya itu.
“gini ya.. gue bakal pergi dari sini dan gak akan pernah balik lagi kesini, lo semua bakal lihat pembuktian gue nantinya dan semua itu bakal bikin lo semua nyesel pernah ngusir gue dari tempat ini..”
Orang itu agak heran dengan Kuro yang satu ini, semua orang di café tahu Kuro adalah orang yang lembut dan ramah, dan bisa dimanfaatkan. Dia jadi tak menyangka Kuro bisa segini marahnya.
“oke.. gue bakal lihat nanti..!” orang itu pun segera pergi dari belakang café ini.
Kuro menghela nafasnya, dia sendiri juga tidak menyangka akan mengeluarkan kata-kata seperti itu, tapi kesabarannya sudah habis dan kekecewaannya sudah begitu memuncak.
“sorry… nama lo siapa tadi..?”
Kuro kaget, karena Tetsu masih ada disini dari tadi, “gue.. Kuroi Hayate..”
Kuro mengulurkan tangannya dan disambut oleh tangan Tetsu, “nomer handphone..??” tanya Tetsu lagi.
“nomer handphone..?? oh, nomer gue..” Kuro memberitahukan nomer handphonenya pada Tetsu.
Setelah itu, Tetsu menawarkan diri untuk mengantarkan Kuro pulang. Di dalam mobil Tetsu, akhirnya Kuro memberanikan diri untuk bertanya-tanya, “emh.. lo beneran Tetsu-nya Ciel kan..?”
Tetsu pun tertawa dan Kuro mengikutinya, mereka tampak sudah bisa akrab satu sama lain, “iya.. thank’s God akhirnya ada yang kenal gue..!”
“ya iyalah.. siapa yang gak kenal elo coba, selain lo itu leader sebuah band, lo juga dijulukin dewa bass tahu gak.. pastinya semua orang kenal elo kali..!”
Tetsu tertawa lagi, “eh.. tapi kenapa tadi lo marah-marah gitu..!”
Kuro menghela nafas, “gak usah dibicarain lagi deh.. gue itu dipecat dari lead vocal disana, gue gak ngerti.. tapi, palingan juga ada yang udah gantiin gue.. gue sih gak mau tahu, gue gak bakalan pernah balik lagi kesana..‼!” ujar Kuro.
Dua kali Tetsu terpesona dengan wanita disampingnya ini, wanita ini tampak lembut dan penuh mimpi. Walaupun kesan pertama adalah kegalakan yang ada, tapi Tetsu tahu wanita itu begitu dewasa dalam menghadapi hidupnya. Mungkin segala sanjungan akan terus terucap dari mulutnya, karena dia mulai jatuh cinta sekarang.



Berminggu-minggu Kuro selalu dihubungi oleh Tetsu, mereka begitu dekat sekali sekarang. Tetsu sudah menyatakan perasaannya pada Kuro jauh-jauhari sebelumnya, dan Kuro menerima itu semua. Tapi ada satu yang mengganjal Tetsu, Kuro belum mau ditemui oleh satu pers pun. Dia tak mau diekspos oleh pers. Sebenarnya ketidakinginan Kuro itu tak mengganggu Tetsu sama sekali. Yang membuat Tetsu cemas adalah karena bagaimanapun caranya, pers akan selalu mengejar apa yang menjadi bahan beritanya. Dan Tetsu kasihan pada Kuro yang bilamana nanti dikejar pers, karena belum lama ini, pers sudah tahu wajah Kuro.
Sehabis manggung di salah satu stasiun televisi malam ini, Tetsu lagi-lagi diserbu beberapa pers.
“Tetsu.. kenapa pacar kamu itu gak dibawa ke publik..?”
“hahaha… sekarang yang pengen ditanya soal pacar tuh, Yuki.. tanya dia aja coba..!” refleks Tetsu menunjuk Yuki yang berdiri disampingnya.
Satu wartawan lain bertanya pada Yuki, “memangnya Yuki udah punya pacar..?”
“ada deh.. entar gue kenalin.. tanya dia aja, yang udah jadian lama kan dia..” Yuki balik menunjuk Tetsu, dan dia pun langsung ngeloyor pergi.
“apa benar pacar kamu sekarang adalah seorang penyanyi café..?”
“emh.. gimana ya, dia tuh belum mau diekspos aja, entar juga ada waktunya lah..!”
“namanya aja..?”
“namanya..?? ada deh.. udah ah..! dah..‼” dan Tetsu pun pergi tanpa ditanya-tanya lagi.
Sementara itu sesampainya di rumah, Tetsu melihat infotainment di televisi, dan disana ada berita tentangnya seperti ini :
Kisah cinta sang pemimpin grup band Ciel, Tetsu, memang jarang sekali terdengar dibandingkan dengan tindak-tanduknya sebagai musisi handal. Namun, akhir-akhir ini terdengar kabar satu hubungan cinta antara dia dan seorang wanita yang tak mau dipublikasikan oleh Tetsu sendiri.
Menurut kabar terakhir yang diterima tim kami, kami berhasil menelusuri asal wanita yang menjadi kekasih Tetsu sekarang. Wanita ini diketahui bernama Kuroi Hayate, dia tinggal di kota ini dan bekerja sebagai penyanyi café.
Tetsu yang akhir-akhir ini sering kami temui, malah tak mau berbicara satu kata pun tentang kekasihnya ini. Ketika dahulu belum ada seseorang di sampingnya, Tetsu selalu berharap untuk mendapatkan seseorang yang bisa menyayanginya. Kini setelah orang itu ada disisinya, mengapakah Tetsu tak ingin berbagi kebahagiaan itu..??

Tetsu dengan seksama memperhatikan berita tentangnya itu, setelah itu dia tertawa sendiri, “garing seperti biasa..??”



Kuro akhir-akhir ini kalau mau keluar rumah harus pakai hitam dan topi, seenggaknya pakai jaket yang ada penutup kepalanya. Seperti hari ini, Kuro sebenarnya tak tahu apa yang harus dia lakukan di luar, karena tak ada lagi pekerjaan yang harus dia lakukan. Tapi bosan kalau harus terus-terusan di rumah dan menghindar dari wartawan yang mencari beritanya.
Ketika Kuro jalan-jalan dan membeli segelas minuman dingin di pinggir jalan, dia merasa panas sekali. Dia buka topi jaketnya dan kacamata hitamnya lalu duduk dikursi taman. Lalu dia menoleh ke arah kanan, beberapa orang membawa kamera, microphone dan recorder berlari ke arahnya, Kuro langsung memakai kembali topi jaketnya dan kacamata hitamnya dan bersiap untuk lari.
Kuro berlari terus sampai di jalanan kompleks perumahan, dan wartawan-wartawan itu terus saja mengejarnya. Sepatu Kuro yang berhak kecil membuatnya pegal untuk terus berlari, sampai akhirnya ada seseorang yang menarik tangannya dan membawanya bersembunyi di sebuah gang kecil. Wartawan-wartawan itu tak menyadari persembunyian Kuro dan terus berlari. Ketika mereka hilang, Kuro pun akhirnya berani keluar.
“hei.. lo bukan artis kan..?” tanya orang itu pada Kuro. Dia seorang wanita dengan tubuh mirip model dan rambut panjang ber-highlight hijau.
“eh.. bukan kok, gue Kuro.. elo..??” Kuro memperkenalkan diri.
“gue Midori…”
Mereka pun akhirnya memutuskan untuk mengobrol dan mengenal satu sama lain. Kuro menceritakan dirinya adalah orang yang salah, bukan yang seharusnya dikejar oleh wartawan-wartawan itu, dan Midori mempercayainya. Setelah pembicaraan lama berlangsung, akhirnya Midori tahu bahwa Kuro adalah mantan penyanyi. Dan dari suaranya yang serak-serak, Midori berharap Kuro bisa bernyanyi lagu rock. Midori cerita kalau dia sedang cari personil untuk band-nya lalu mengajak Kuro pergi menemui Lady dan Kai.
Di pub yang baru, Lady dan Kai sudah menunggu Midori. Midori memperkenalkan Kuro pada mereka. Midori meminta Kuro untuk menyanyikan sebuah lagu dan Kuro pun bernyanyi lagu Iris dari Goo Goo Dolls diiringi oleh gitar Lady.
Midori, Kai dan Lady terpaku mendengar suara Kuro yang begitu indah, nuansa blues dan rock-nya dapet, dan yang paling penting belum ada suara seperti Kuro di dunia musik negeri ini, suara Kuro itu benar-benar khas sekali.
Setelah Kuro selesai menyanyi, Midori, Kai dan Lady bertepuk tangan, kalau mereka adalah juri Idol, mereka akan segera meloloskan Kuro ke babak spektakuler, “wow.. suara lo itu gak ada yang nandingin deh..!” seru Midori.
Lady dan Midori segera melihat Kai dan ingin mendengar apa keputusan Kai, “emh… kalau gitu, lo pasti mau kan jadi vokalis band kita..!”
Kuro ternganga mendengar itu semua, dia merasa pintu menuju mimpinya telah dibukakan lewat sini, “serius… gue dikontrak sama kalian..??” tanya Kuro mempertegas.
Kai, Lady dan Midori tertawa kecil, “kontrak..?? kita gak akan ngontrak elo lagi, kita tuh ngajakin elo buat jadi bagian dari band kita, ngajakin..! kayak.. kita bikin satu band bareng-bareng, itu aja..! gimana.. elo mau..!” ujar Midori.
“wow.. apapun itu, asalkan gue bisa nyanyi lagi, gue bakal terima.. thank’s banget..‼” seru Kuro, dan dia memeluk ketiga teman barunya itu. Kuro janji dari sekarang juga, akan terus bersama dengan ketiga orang di depannya ini, dan kali ini feeling-nya tak akan salah.
“oke.. sekarang kita udah punya vokalis.. besok gue bakal bawa bassist baru kita kesini..!” kata Lady.
“lo udah nemuin bassist..??” tanya Midori antusias.
Lady mengangguk, dia pun merasa sudah mendapatkan kembali hidupnya, semuanya.



Tetsu terus memandangi Kuro sedari tadi, di pikirannya tak ada satupun kejadian yang terlintas yang terjadi pada Kuro. Kuro diam sedari Tetsu datang tadi. Tiba-tiba sebuah pikiran melintas di otak Tetsu, dia pikir kejadian tadi siang, ketika Kuro dikejar wartawan, membuatnya jadi kesal.
Lalu Kuro menangis tersedu di samping Tetsu. Tetsu tak tahu harus berkata apa, yang terpikirkan olehnya hanyalah perasaan bersalah.
“oke.. udah udah.. gue bakal bilang sama pers supaya elo gak di kayakgituin lagi.. udah dong..!” kata Tetsu memeluk Kuro.
Kuro memandangi Tetsu, dan tanpa disangka, dia tertawa, “haha.. lo ketipu, gue gak nangis karena itu lagi.. gue sekarang lagi seneng banget.. soalnya gue bisa nyanyi lagi..!”
Tetsu terkaget mendengar itu, dia pun ikut tersenyum, “jadi bukan karena wartawan..” Kuro menggeleng, “..elo bakal nyanyi dimana..??”
“emh.. di pub sih, tapi mereka baik loh, personilnya cewek semua.. dan yang paling gue seneng, mereka bawain musik rock..!”
“bagus deh.. gue juga ikut seneng..!”





“ya udah… gue dukung 100%.. Kuro paling baik buat lo, bukan cewek yang selalu manfaatin lo kan..? dari awal gue udah nyangka, akhir cerita elo dan Kuro bakal kayak gini…” Ken menepuk pundak Tetsu dan memberinya semangat lalu menyusul teman-temannya yang lain yang sudah siap dengan posisinya.
Tetsu masih terdiam di tempatnya, memandangi kotak cincin itu. Kotak berwarna merah yang tampak tersenyum kepadanya. Mengundang cinta lama yang tak mungkin sepenuhnya ada, tapi ketika Tetsu membuka kotak itu dia temukan cincin dengan jamrud hitam yang akan dia suguhkan untuk Kuro, cintanya. Beribu malam dia pikirkan tentang wanita yang akan mendampinginya selamanya, Kuro-kah wanita itu ? tak ada cinta yang datang seperti cinta Kuro. Bukan cinta yang lain.
Tetsu duduk di sebelah Kuro dan merangkulnya, dia memberi isyarat pada pelayan untuk membawakan minuman, lalu meminta fotografer memotret setiap kebersamaan yang mereka ciptakan. Sampai tak berapa lama, Tetsu berdiri dan mengambil gitar dari belakang sofa lalu memberikannya pada Ken.
Seorang pelayan membawakan seikat bunga mawar putih pada Tetsu, lalu setangkai demi setangkai dia berikan pada teman-temannya kecuali Kuro. Tetsu mulai mengatur posisi berdiri cewek-cewek, karena Ken, Hyde dan Yuki bertugas untuk mengiringi dia dengan lagu. Kuro dan cewek-cewek yang lain tampak aneh dengan kelakuan Tetsu.
Lagu mulai mengiringi. Tetsu berdiri sejauh 4 meter tepat di depan Kuro, dia menarik nafas panjang dan memasukkan tangannya ke saku celana, lalu mulai bicara.
“di sela jalanan berasap aku melihatmu, berjalan dengan beratnya hatimu, ketika itu entah apa yang merasuki pikiranku, yang jelas perubahan raut wajahmu itu membuatku tak bisa berhenti berpikir tentang dirimu, lalu ketika aku berikan sesendok cinta padamu, kau malah membalasnya dengan sepiring cinta, sebanyak apapun cinta yang kuberikan kau akan memberinya lebih,, tapi kau malah dikejar ketidaktentuan… sekarang aku berdiri disini, di depan bidadariku yang cantik…” Tetsu berjalan beberapa langkah, mengambil kotak itu dari sakunya lalu membukanya dihadapan Kuro, “…ingin mengungkap satu keinginan, would you marry me, so I can learn how to give you more love than you give to me..?”
Wanita bersuara serak itu menutup mulutnya, sebagian hatinya masih tak percaya dengan apa yang didengarnya. Bagai satu dari beberapa keajaiban dunia yang sudah ada di dunia ini. Tetsu melamarnya ?? dengan semua yang telah dia ketahui tentang Tetsu, cukupkah itu semua ? cukupkah untuk membuatnya mau diminta mendampingi Tetsu.
“itu cukup…” hanya kata itu yang keluar dari mulut Kuro, dalam ketertundukan Tetsu selama beberapa detik menunggu jawaban yang memuaskan dari wanita yang amat sangat dicintainya ini, “…iya, cincin itu cukup untuk membuat kamu punya alasan untuk melamarku, tapi… cinta kamu belum cukup..!”
Maksudnya…??? “maksud kamu..?” Tetsu mulai panik dengan jawaban itu.
Kuro mengulurkan punggung tangannya ke hadapan Tetsu, “dan karena cinta kamu belum cukup, maka kamu memang harus belajar banyak dariku untuk memberikan cinta yang lebih, kamu sendiri loh yang bilang, padahal aku selalu ngerasa, berapa pun cinta yang kamu berikan, yang penting cinta itu buat aku, dan bukan buat yang lain…”
“…….”
“Tetsu..??”
Tetsu terhenyak, lalu tersenyum dan menyematkan cincin berjamrud hitam itu di jemari Kuro. Mereka berdua tertawa bahagia, dan ketika Tetsu mencium bibir Kuro mesra, keenam temannya menyanyikan sebuah lagu gembira untuk sepasang merpati yang baru menemukan tempatnya berlabuh, semoga untuk selamanya.
“today is the happiest day ever in my entire life..!” seru Lady pada Aka disebelahnya, yang masih bertepuk tangan melihat kegembiraan ini.
“ya.. the happiest..!!” balas Aka.
“great, right.. ada yang baru jadian..” Lady menyenggol Midori yang ada di depannya, “…ada yang dilamar.. dan ada kedekatan ini..!” Lady memeluk pundak Aka, lalu dia merasakan ada yang aneh dengan badan Aka, “Aka, sayang.. badan lo agak panas deh..!”
“hah.. masa, gue gak apa-apa..!”
“beneran..?!”
“iya bener..!”

š›œ

Ada asap rokok yang mengepul di udara dari jendela apartemen di lantai satu. Seorang gadis berkuku merah yang jemarinya erat menggenggam segelas anggur yang berwarna sama dengan bajunya, semerah darah.
Lihat.. apa yang kau lakukan padaku cinta ? sudah puaskah kau terus mempermainkan hati ini, aku tahu kau ingin aku mati ditanganmu, dengan kau yang sudah bahagia bisa mengendalikan seluruh hidupku.. lalu aku jadi terbelenggu, aku jadi terikat cinta yang memilukan.. tapi, aku bisa mencintainya.. lebih dari cintaku yang dulu.

š›œ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar