Pages

And so i play my guitar, I always play my guitar. Karamiau saigetsu wo tadoru tabiji de. Mabuta ni kanjiru yuuitsu no honoo. Natsu no nagori wo utsusu mina no ne. Hanatsu senritsu yo tooku tooku kanawanakutomo ~Loreley~

2010/04/24

[Sexy08] Red Hell_1

The Love to you is alive in me.. everyday..



Pernikahan yang sempurna. Bertabur mawar merah dimana-mana termasuk gaun pengantin mempelai wanita. Begitu sepadan dengan warna merah rambutnya yang kini panjang terurai dan begitu terlihat wajah cantik perempuan dari rautnya.
Raja dan ratu sehari, sudah sepantasnya mereka begitu berbahagia. Selama 1 tahun setengah berpacaran, akhirnya mereka mengikuti juga langkah Tetsu dan Yuki yang sudah duluan naik pelaminan.
Hyde begitu sulit untuk mengajak Aka ke dalam dunia pernikahan secepatnya, karena Aka tak mau terlalu cepat untuk menikah. Seperti Tetsu (yang melaksanakan pernikahan pertama kali diantara ketiga Ciel lainnya) dan Yuki yang pacaran selama 1 tahun (Yuki menikah 3 bulan setelah Tetsu). Tapi Hyde tak bosan untuk meyakinkan Aka bahwa dialah cinta itu. Dialah cinta yang tak mungkin akan dilepas lagi. Dan akhirnya, usaha Hyde itu berhasil. Hyde melamar Aka dengan sebuah lagu romantis, yang begitu menarik hati Aka kedalam jiwa Hyde. Aka menyadari bahwa cintanya pun kini telah menemukan dermaganya dan tak akan pernah berlabuh kembali. Entah kenapa, tatapan itu begitu menyiksa jika terus ditolak baginya, begitu indah dan begitu penuh cinta. Walau tak sama.
Dan pernikahan itu pun berlangsung hari ini. Dimana banyak keluarga Aka dan Hyde yang hadir. Ciel dan Sexy. Artis-artis lainnya. Dan pers yang tak mau ketinggalan berita mengejutkan untuk para fans ini setelah leader Ciel, Tetsu, mengakhiri masa lajangnya. Banyak fans yang tambah depresi mungkin setelah ini.
“ini masih kayak mimpi buat gue.. masih gak nyangka aja, setelah lamaran terakhir yang dia terima itu, gue pikir.. is this true..?? berhari-hari sampai sekarang, gak ini aja , apa.. dia akhirnya mau gue ajakin kawin.. gitu..!” tutur Hyde, ketika ditanya tentang perasaannya menikah oleh wartawan.
Aka pun tak kalah bahagianya, walau dia disebut-sebut sebagai orang yang membuat susah jalur menuju pernikahan ini, “gue bukannya susah.. tapi, gue tuh orangnya gak bisa gitu aja nerima kalau diajakin ke sesuatu yang serius …and he knows it… apalagi pernikahan, gitu kan, malah sebelum punya cowok tuh sempet kepikir, kayaknya kalau buat nikah butuh waktu bertahun-tahun buat mikirnya.. but obviously, Cuma butuh satu setengah tahun buat mutusin, dan itu udah menghancurkan prinsip kan, maksud gue.. ya, itulah, cinta itu susah ditebak jalannya..!” tutur Aka, mengkonfirmasi.
Dan… itulah pernikahan ketiga diantara Ciel dan Sexy. Ken dan Midori yang juga ditanya soal rencana pernikahan, bilang akan segera menyusul, 4 atau 5 bulan kedepan.



Akhirnya, Ken dan Midori pun melanjutkan perjuangan teman-temannya untuk menikah, pesta terakhir Ciel dan Sexy, dimeriahkan secara besar-besaran, lebih besar dari tiga pernikahan sebelumnya. Maklum, karena mereka tahu bahwa perjuangan Ken mendapatkan Midori adalah yang kedua tersulit setelah Yuki. Dan setelah pacaran pun, masih banyak hal yang perlu disamakan. Hampir 3 kali mereka putus nyambung. Tapi ternyata jangka pacaran mereka sangat singkat, hanya butuh setahun kurang untuk masuk ke jenjang pernikahan ini.
Setelah pernikahan itu, mereka berdelapan pergi liburan ke pantai. Mereka bersenang-senang, tapi ini tampak seperti serangan bulan madu untuk Ken dan Midori.
Ketika itu, Lady sedang mengiringi Kuro bernyanyi di pinggir pantai dengan gitarnya, sore-sore mereka berduaan. Mereka ciptakan lagu baru saat itu juga. Inspirasi liriknya datang dari Kuro, dia selalu merasa bahwa laut itu seperti surga, biru yang indah. Selain itu, disini juga ada banyak orang yang disayanginya, termasuk Tetsu yang menjadi bagian hidupnya. Tetsu adalah segalanya bagi dia. Tetsu adalah orang yang sempurnakan jiwanya. Maka dari itu, lagu ini diberi judul ‘Blue Heaven’.
“kalo direkam.. mungkin lebih bagus kalo ada touch akustiknya..!” ujar Kuro.
“emh.. boleh juga tuh..! mau bikin album..?”
“hahaha.. menurut lo..?”
“gak mungkin…” Kuro dan Lady bersamaan.
Mereka akhirnya melanjutkan lirik itu, dan jadilah sebuah lagu yang easy listening dan catchy. Gak terlalu nge-rock, dan ada unsur style harajuku-nya.
Dan lagu itu akhirnya mereka rekam bersama Kai, lalu mereka nyanyikan di café dimana mereka sering manggung sekarang. Mereka lebih sering menyanyikan lagu slow-rock kini. Setelah menikah, tak begitu memungkinkan bagi mereka berada di pub pinggir kota lagi menyanyikan lagu heavy metal. Walaupun suami-suami mereka tak melarang. Dan untuk mengisi kekosongan karena selalu ditinggal, akhirnya mereka memutuskan untuk nge-band lagi, tapi lebih nyantai.
Ketika ketiga kalinya Sexy menyanyikan lagu Blue Heaven, seseorang ingin bertemu dengan mereka. Seorang sutradara perempuan terkenal, yang beberapa film-nya menyabet penghargaan, Kisha.
“hai..” sapa Kisha, “emh.. gue mau ketemu kalian karena ada satu hal yang mau gue omongin soal film terbaru gue dan lagu kalian yang barusan…!” ujarnya.
“boleh.. tentang apa..?” tanya Aka.
“lagu kalian yang tadi.. setelah gue denger, begitu pas dengan tema film gue yang baru, dan bisa jadi soundtrack-nya, gue juga gak nyangka bisa gue sendiri yang nemuin soundtrack buat film gue.. gimana, kalian mau..?”
Sexy saling pandang, “maksud lo.. kita produksi album soundtrack buat film lo.. yang judulnya..??” tanya Midori.
“Lost..! iya, gue pikir kalian cocok banget buat ngisi soundtrack ini, karena film ini juga bercerita tentang persahabatan antara tiga cewek berani yang mencari kehidupan.. dan gue rasa, pas kalian maen tadi, chemistry-nya dapet banget menurut gue.. bagus kan, pemerannya cewek, sutradara-nya cewek dan yang ngisi soundtrack-nya cewek juga..!” tutur Kisha.
“emh.. produksi butuh berapa bulan..? soalnya buat proyek besar gini, kita juga musti punya banyak persiapan kan..!” kata Lady.
“oke.. produksi film gue ampir selesai, ntar gue kasih script-nya, dan gue harap kalian bisa terima permintaan gue ini..!”
Sexy masih tampak berpikir, tapi akhirnya Kuro angkat bicara juga, “kita bakal terus usahain biar bisa bilang ‘iya’ sama elo.. tapi, we have to think of this first.. dan minta izin, ya..! gini aja, kita ketemu dua hari lagi..”
“oke.. gue harap gue bisa denger jawaban iya dari kalian.. please, karena gue gak yakin bakal nemuin lagi pengisi soundtrack yang pas.. makasih..” sambut Kisha hangat.



Dan inilah Sexy sekarang, setelah berkata pada suami-suaminya untuk rekaman sebuah album soundtrack, rata-rata menjawab seperti ini, “akhirnya.. kalian mau rekaman juga..!”. karena sulit sekali untuk meyakinkan Sexy bahwa label mereka juga ingin membuatkan album rekaman untuk Sexy. Tapi entah kenapa, sexy selalu tak mau.
Blue Heaven yang menjadi hits single album yang diberi judul Lost OST, dibuatkan video klip-nya. Konsep yang sederhana, karena editing-nya disisipkan cuplikan film, juga model video berasal dari pemeran utama film Lost itu. Tiga artis wanita dimana satu diantaranya adalah artis yang sering wara-wiri di dunia perfilman dan dua lainnya termasuk pendatang baru.
Sexy jadi pendatang baru juga saat ini. Berkat lagunya dijadikan soundtrack film yang meledak, albumnya pun ikutan meledak. Mereka mulai promo album pertama. Dan dengan seketika, mereka diterima di dunia Musik, walaupun wajah mereka sudah tak asing lagi di layar kaca, tapi tak banyak yang menyangka bahwa cewek-cewek seksi yang sudah bersuami ini (dan suami-suaminya begitu terkenal) bisa nge-band dengan gaya cadas.
Mereka mulai gelar sebuah tur kolaborasi bersama beberapa band yang sudah terkenal duluan. Lagu-lagu mereka yang lainnya dalam album, sudah banyak yang hafal. Sexy banyak diundang di acara tv, talk-show ataupun live music. Pokoknya, popularitas Sexy sekarang sudah hampir menandingi Ciel. Terbukti di tangga lagu, dengan single kedua yang agak keluar dari jalur soundtrack, judulnya ‘Right Mistaken’, masuk 5 besar dan jadi lagu favorit hampir tiap orang di seluruh negeri, karena liriknya yang berani dan baru, juga diselingi musik Rock Ballad yang kental. Dan kata beberapa pengamat musik, aliran musik Sexy ini bisa dibilang Rock, tapi karena suara vokalisnya yang khas dan seksi, mereka menyebut aliran musik ini adalah ‘Sexy Rock’.
“bukan aji mumpung karena ada pemusik terkenal di belakang kita.. tapi kalau belum pada tahu, kita udah nge-band sebelum ketemu mereka-mereka itu, dan udah lama banget…” ujar Midori ketika untuk pertama kalinya mereka adakan jumpa pers sendiri.
Sexy masuk label yang sama dengan Ciel, karena itu adalah permintaan Sexy sendiri, bukan karena ingin bantuan, tapi karena ini bukan keinginan terbesar mereka, mereka menyerahkan ini semua pada ahlinya. Walaupun begitu, Sexy punya manajerial sendiri, mereka buat studio sendiri, studio kecil milik kakak Aka dulu, sekarang jadi studio besar milik Sexy. Dan Kai… dia tidak mau jadi bagian dari Sexy! …eiitts.. bukan keluar dari Sexy, tapi, kalau udah terkenal kayak gini, dia pikir, nama Sexy tidak terlalu cocok kalau dia ada di dalamnya. Tapi, walaupun Kai bukan bagian dari personil Sexy, Kai adalah bagian dari musik Sexy, dia bisa disebut sebagai big composer di band ini. Karena seluruh lagu yang dibuat oleh Sexy, Kai yang mencampuradukkannya, Kai juga bisa dibilang sebagai additional player, karena dia adalah pemain piano dan rhytm guitar, intinya, Kai itu tidak mau jadi personil Sexy, Sexy cukup empat cewek dengan skill tinggi saja.
Waktu ditanya di sebuah acara MTV pun, mereka bilang, “Sexy itu sebenernya berlima, kalo enggak, musiknya gak bakalan sempurna, dia Kai.. dia udah bareng kita dari dulu, punya skill musik yang tinggi, dan kita bener-bener butuh dia..!”
Sejak Sexy terkenal, jadwal mereka padat. Inilah yang dimaksud Sexy dengan tidak begitu saja menerima tawaran Ciel untuk bikin album. Tapi pengertian Ciel begitu besar, mereka tahu apa keputusan mereka, karena mereka pun tahu bahwa Sexy pasti bisa mengatasi semua hal ini. Karena keempat cewek itu adalah pemberani, dalam artian, berani mengambil segala konsekuensi.



Tahun ini adalah tahun yang melelahkan untuk Sexy. Pengalaman pertama punya album nasional, dengan promo yang gila-gilaan, dan yang lebih ironis mereka harus selalu jauh dari suami. Karenanya, Sexy tak begitu terobsesi dengan pembuatan album kedua, mereka akan mengambil istirahat panjang dulu dari tur jauh. Itu juga disebabkan karena Ciel juga sedang dalam masa istirahat tur, jadi mereka bisa menghabiskan waktu bersama.
Ciel dan Sexy lebih sering ngumpul di rumah Yuki dan Lady. Karena ruang tamu mereka luas dan agak lengang, jadi mereka jadikan saja markas dadakan bersama. Mereka sedang bersantai sekarang di dua buah sofa biru berbulu yang cukup untuk berempat-berempat.
Tetsu mengeluarkan secarik surat dari tasnya dan memberikan itu pada Aka yang ada disampingnya, “what..??” tanya Aka.
“invitation… dari Ari.. bassis-nya Fussion, yang jazzy.. agak gendut.. euh.. bukan agak lagi sih, emang bongsor…” ujar Tetsu di sela-sela anggukan Aka.
“uh..huh.. gue inget.. what does he want…?” tanya Aka sambil menyeruput kopi di hadapannya dan tak memalingkan pandangan dari undangan yang diberikan Tetsu.
“I don’t know… katanya dia mau bikin satu project, a concert.. gede-gedean, tapi bassist-bassist doang…!” kata Tetsu lagi sambil membaringkan kepalanya di tangan Kuro yang memperlakukan Tetsu bagai anak kucing di pangkuannya.
“cool..‼” seru Hyde di samping Aka.
“but.. what does he mean with ‘Kota Kayu’…? Kalau kesana bukannya 2 jam naik kereta..?” Aka bertanya dengan raut bingung yang dibuat-buat.
Tetsu membuka mulutnya dan terdengar pelan menggumam “hah..” dengan mencibir, “damn you…‼ sama kampung halaman sampai segitunya..! brengsek..!” Tetsu melemparkan bantal tepat di kepala Aka.
“sialan…! Coba.. kapan terakhir kali lo kesana..??” Aka tertawa sampai membangunkan Hyde yang agak terkantuk di bahunya, dan bilang “sorry..”
“kapan ya..?? Kuro.. when the last time we met mom and dad..?”
Kuro tampak berpikir, “kalo gak salah, your sister’s engagement day..?! but, it’s about a years ago..!”
“ya.. itupun kalau kesana Cuma dateng, met all the family.. dan gak pernah jalan-jalan.. that’s all..!”
“mending..! gue kesana pas wedding, after wedding, ‘cause we have a honeymoon there, right.. Hyde..?!”
Hyde malah menatap Aka dengan mata kantuknya dan seperti bertanya, “what are you both talking about.. I have no bussiness in that.. I just want to continue my dreams..!” tapi ternyata dia hanya bertanya, “apa..?”
Dan Aka sambil tersenyum tak menjawab, hanya prihatin dengan kondisi ngantuk suaminya itu lalu menarik leher Hyde ke pangkuannya, agar dia bisa memejamkan matanya lagi.
“so.. we’ll go there..?” tanya Aka pada Tetsu yang tampak begitu nyaman dibelai rambutnya oleh Kuro.
“hai.. masukin aja ke jadwal kosong kita dalem seminggu, jadi kita bisa nemuin mereka di sana.. kalo kata gue, ini proyek besar lho, melibatkan banyak orang.. ada Mr.Ikino segala..!” ujar Tetsu.
“great…”



Dan akhirnya setelah bernegosiasi dengan dua pihak manajerial (yang sebenarnya gak susah-susah amat), Tetsu dan Aka bisa meluangkan waktunya dalam seminggu untuk pergi ke Kota Kayu menghadiri undangan pembuatan proyek konser yang diberi nama ‘Rhytm Of Thump’ yang melibatkan pemain bass dari hampir semua band papan atas negeri, tapi yang sesungguhnya, ini adalah acara reuni dari sekolah bass di Kota Kayu yang juga sekolah Tetsu, Aka dan beberapa pemain bass itu.
Lalu tak hanya manejemen yang harus diyakinkan, Hyde yang paling khawatir dengan kepergian Aka, yang harus memakan waktu hampir 3 ½ jam untuk sampai ke kota kayu dengan mobil Tetsu, hampir setiap saat menasehati Aka untuk tetap disamping Tetsu dan jangan berpisah dari Tetsu. Apalagi ketika Hyde tahu kalau disana hanya ada satu wanita, yaitu Aka, dia langsung menyerobot Kuro agar mengijinkan Tetsu untuk tidur sekamar dengan Aka. Dengan wajah Hyde yang kadang cool dan tanpa ekspresi walaupun sedang cemas, tapi Aka tahu segala hal yang dirasakan Hyde terhadapnya. Dia pun akhirnya menuruti segala yang diinginkan Hyde, begitu pun Tetsu dan Kuro, dia menghargai apapun yang diinginkan Hyde, karena sebenarnya Kuro pun tak masalah dengan semua ini.
Dan disinilah Tetsu dan Aka sekarang, sebuah bangunan vintage besar dan di dalamnya ada hall yang besar, taman yang hampir mirip padang golf saking besarnya dan satu ruang meeting. Setelah tanya sana-sini, ternyata bangunan ini memang khusus disewa untuk tim proyek konser besar ini karena tim yang berada di dalamnya pun memang begitu banyak, hanya saja kamar-kamar yang dipersiapkan di bangunan ini, hanya untuk orang-orang yang terlibat diatas panggung saja.
Lalu seluruh pemain bass berkumpul di tempat meeting yang cozy dan modern, beda dengan tampak luar bangunan ini yang begitu vintage. Mereka saling mengenal satu sama lain, karena tak aneh, mereka adalah teman semasa belum berjaya seperti sekarang ini, dan benar, semuanya pria. Yang sepertinya paling antusias untuk bertemu dengan Tetsu dan Aka adalah Ari. Pria bertubuh besar, putih, mata kecil dan berkacamata, kepala botak dan satu piercing di telinga kanannya.
“thank’s for coming… karena setahu gue, kalian berdua punya band rock nomer satu, dengan jadwal yang padet, and so does the family.. right..‼” ujar Ari.
Tetsu dan Aka hanya bisa tertawa melihat teman semasa sekolah mereka, “jangan gitu ah.. jazzy boy..!” cibir Aka.
“oh.. you still remember that name.. tapi sekarang kata-kata lo itu terbukti, I’m a jazzy boy now..!” jawabnya dan mereka pun tertawa.
Mereka bertiga adalah sahabat ketika sama-sama di sekolah bass hampir 10 tahun yang lalu. Ada di setiap susah dan senang adalah mereka walaupun mereka hanya bertemu di sekolah bass 3 kali seminggu, karena mereka bertiga tidak satu sekolah. Ari tahu Tetsu, Tetsu tahu Aka dan Aka tahu Ari dan sebaliknya. Mereka harus berpisah ketika Aka memutuskan untuk menuyusul kakaknya di lain pulau, tapi Aka tak pernah bilang tepatnya dia akan pergi kemana. Setelah itu, Tetsu pun pergi membuat sebuah band bersama teman sekolahnya, Ken, lalu pindah ke Ibu Kota. Dan tinggallah Ari sendiri, dalam kesendiriannya itu, akhirnya dia menemukan teman-teman dengan aliran jazz dan membentuk sebuah band beraliran jazz lalu pindah juga ke Ibu Kota, dia pun bertemu Tetsu, teman lamanya, disana. Tapi mereka tak pernah bertemu Aka.
“then… sampai kapan kita disini…?” tanya Tetsu malam harinya, ketika mereka hanya bertiga dan benar-benar melakukan reuni, dengan champagne dan sinar rembulan.
“buru-buru amat lo.. eh, lagian kita udah cariin hotel buat kalian berdua..!” ujar Ari.
“oke.. gue berat banget jalan sama dia soalnya..” menunjuk Aka, “..kalo gue kepisah sama dia, si Hyde bisa bunuh diri kali…!” Tetsu pun tertawa sementara Aka menyenggol Tetsu.
“oh ya, khusus minggu ini, kita punya waktu lebih, dan kalo lo punya waktu, kita jalan-jalan, napak tilas gitu, gimana…???” ajak Aka antusias.
“sounds great..! oke.. kita mulai besok..‼” jawab Ari tak kalah antusiasnya.



Tetsu, Aka dan Ari akhirnya pergi juga jalan-jalan di sepanjang Kota Kayu setelah pagi-pagi sekali menemui orang tua masing-masing yang akhirnya tak mau melepas mereka pergi. Untungnya urusan kerjaan bisa jadi alasan klise yang ampuh. Siangnya, mereka bertiga pergi ke sebuah taman yang indah kalau musim gugur, sayangnya sekarang sudah musim semi. Taman itu adalah tempat janjian mereka kalau akan pergi ke sekolah bass dan setelah selesai.
“lo inget waktu lo nembak cewek.. siapa namanya, Hika maybe.. haha.. dan lo tampak malu-malu gitu..!” kata Ari dengan tawa yang keras sambil menyeruput capuccino-nya.
“iya.. kalo gak ada gue lo gak bakal pernah jadian sama dia, tahu gak..!” seru Aka membanggakan diri.
“iya bener.. tapi, bukannya di bangku itu, anak kelas 2 masih pake seragam tiba-tiba mengejutkan semua orang karena baru ngedapetin ciuman pertamanya..??!” Tetsu menunjuk sebuah bangku taman warna hitam di bawah pohon rindang, dan menatap Aka lekat-lekat yang mulai bersiap untuk memukul muka Tetsu saat ini juga.
Lalu Tetsu pun berlari sekencang-kencangnya dikejar oleh Aka yang mengayun-ayunkan tas tangannya. Akhirnya Tetsu kecapekan dan Aka langsung menyergap syal merah yang dipakai Tetsu hingga Tetsu terjatuh, mereka berdua terjatuh dan terbaring di rumput hijau. Lalu dengan tergopoh-gopoh, Ari ikutan terbaring di rumput. Ketiga pemain bass itu terbaring dengan kepala mereka berdekatan membentuk sebuah lingkaran. Sinar matahari akan tepat diatas mereka jika tak tertutup awan.
Tak lama kemudian, tawa terdengar dari bibir Aka yang merah merona, “memories’ still be the best part of life,” katanya.
Tetsu dan Ari menerawang jauh pula ke langit dan membayangkan apa saja yang pernah mereka lewati bertiga masa itu. Sampai pula seperti terdengar di telinga mereka suara yang sangat familiar dan tak akan pernah mereka lewatkan setiap ke taman tersebut.
Ari mengangkat sebelah alisnya lalu beranjak dan melirik ke kanan dan kiri, akhirnya yang dicarinya ada juga, dengan antusias dia memanggil Tetsu dan Aka seperti anak kecil, “hei..hei.. tuh lihat ada yang jualan eskrim.. pada mau gak..??”
“mau..mau..!!” serempak Tetsu dan Aka menjawab tak kalah antusiasnya.
Ari berdiri dan langsung berlari untuk membeli eskrim, sementara Tetsu dan Aka masih asyik memandangi langit. Aka melirik Tetsu yang tersenyum sendiri menatap matahari. Lalu ketika mata mereka berpaut, entah apa yang terjadi, mereka merasakan waktu terhenti.
Mata itu ada, dan terus ada, menjadi inspirasi rahasia dalam hidup mereka masing-masing selama ini. Mata malaikat yang sudah bertahun-tahun sengaja diacuhkan, ternyata masih ada di tempatnya. Berkali-kali mencoba tak hiraukan, namun akhirnya disini pula mata itu tampak kembali.
Jantung Aka berdetak begitu keras, laju nafasnya malah tak bisa dia atur sendiri. Aka terhenyak, menutup matanya, lalu mencoba melihat sekeliling agar kenyataan menghampirinya lagi. Namun bukannya masa ini yang hadir. Malah berjuta-juta flash-back teruntai seperti adegan film di depan Aka.
Aka melihat dirinya memakai seragam sekolah, membeli eskrim bersama Tetsu yang juga memakai seragam sekolah lain. Mereka tampak begitu gembira dengan tawa yang menggema di taman yang tampak sepi. Lalu mereka berkejaran sampai Aka hampir terjatuh di pinggir danau dan Tetsu menahannya. Aka merasa dia tak lagi melihat adegan film, dia sekarang yang ada di tubuh Aka remaja. Merasakan laju nafas Tetsu menghembus wajahnya yang telungkup diatas badannya. Dia pun bisa mencium wangi eskrim stawberry-cherry dari mulut Tetsu. Tiba-tiba wajah Tetsu mendekat, terus mendekat hingga bibirnya menyentuh bibir Aka. Ciuman yang indah, seperti mimpi, padahal itu bukan hanya mimpi, itu kenyataan, pernah terjadi. Karena itulah awal terbalasnya cinta masing-masing, yang telah lama terpendam dan tak disadari. Sayangnya setelah itu, Tetsu tak pernah berkata apa-apa, tentang cinta, malah terlalu lama, hingga Aka tak dapat lagi menunggu, dia pikir, mungkin semua ini hanya mimpinya saja, hingga Aka pun pergi tanpa memberi tahu kemana tujuannya.
Tiba-tiba Tetsu memeluknya dan menariknya dengan, adegan itu terulang lagi, Tetsu berada diatas Aka. Tapi lain, Tetsu tampak kesakitan. Ternyata Ari jatuh diatasnya dengan tiga eskrim ditangannya pun mengotori jaket Tetsu. Entah apa yang terjadi, Aka malah memikirkan yang lain. Di pikirannya, sayap malaikat sedang melindunginya, dan dia begitu hangat berada dalam pelukan sang malaikat. Seperti pada saat itu, ketika akhirnya Tetsu menciumnya. Tapi kali ini tidak!
“aww.. sorry, sorry.. gue kesandung tas-nya Aka tuh..!” seru Ari sambil beranjak dari punggung Tetsu.
“dasar lo.. jangan terlalu antusias gitu dong..! kalau kena Aka gimana..?? badan lo kan gede banget..!” ujar Tetsu tanpa marah, dia malah tertawa sambil memegangi punggungnya.
“sorry.. Aka, lo gak apa-apa.. hey, Aka.. Aka..??!!”
“ya.. kenapa..??” Aka baru tersadar dari lamunan malaikatnya ketika Ari tak henti memanggil namanya.
“eh.. lo gak ketimpa Tetsu di kepala kan..??” tanya Ari sambil memegangi kepala Aka.
Aka baru sepenuhnya sadar sekarang dengan apa yang terjadi, “oh.. enggak, Ri.. eskrim-nya gimana..??”
“oh iya.. shit.. gue beli lagi deh.. mumpung belum pergi jauh !” kata Ari sambil beranjak lagi untuk membeli eskrim.
“hei.. yang gue pake cherry oke..!” seru Tetsu.
“siip..”
Tetsu mengajak Aka untuk pindah ke tempat yang lebih bersih. Mereka sekarang duduk bersebelahan, memandang danau tepat di depan mereka. Tetsu membuka jaket coklat-nya dan melihat seberapa banyak eskrim yang jatuh disitu.
Aka malah masih menatapi wajah bersih Tetsu. Sebuah suara dari hati kecilnya menyerbu dia dengan berjuta kata ‘gila’, ‘kamu sudah terlalu gila dengan semua kenangan’, tapi entah iblis itu datang darimana, dan menutup telinga Aka agar tak mendengar suara hati itu, malah terus mendorong Aka untuk bermimpi tentang cintanya pada Tetsu kini.
Aka mengambil tissue dari tasnya dan meraih jaket dari tangan Tetsu. Kata-kata yang menyebut dirinya ‘gila’ masih terdengar sayup-sayup, tapi iblis itu masih terus bisa mendominasi dirinya. Aka melap eskrim yang mengotori jaket Tetsu, yang cukup banyak, “si Ari kok gak hati-hati sih..!” seru Aka. Lalu dia melihat tengkuk Tetsu yang juga terkotori eskrim, sampai ke ujung rambut merahnya, untung syal Tetsu sudah dicabut Aka ketika kejar-kejaran tadi.
Aka pun melap tengkuk Tetsu dengan tangan kanannya dan memegang bahu kiri Tetsu yang terasa hangat dengan tangan kirinya. Bibir Aka bergetar, matanya panas , dia tak dapat lagi menahan gempuran goncangan hampir lebih dari 7 skala richter di dadanya. Akhirnya Aka luluh juga, dia lemas, lalu menjatuhkan keningnya di tengkuk Tetsu dan menangis disitu. Tetsu menarik tangan Aka ke hadapannya lalu menciumnya, lama, sampai meresapi harum tangan Aka itu dengan hidungnya.
“si Aka kenapa..?” lalu terdengar suara Ari. Tetsu kaget dan langsung menghentikan ciumannya. Sementara Aka masih tertunduk di bahu Tetsu.
Tetsu speechless sementara Ari jongkok disamping Aka. Tanpa diduga, Aka mengejutkan Ari, lalu tertawa dan meleletkan lidah, “door.. haha..!!” serunya.
“eh.. sialan, kenapa lo nangis..?” Ari terkejut. Sementara Aka malah mengambil eskrim dari tangan Ari.
“siapa yang nangis..!?” jawab Aka cuek sambil beranjak untuk duduk lagi disamping kanan Tetsu.
Aka merasakan tangannya hangat, dia melihat Tetsu menggenggamnya. Santai, sambil menatap danau, bercengkrama dengan Ari dengan senyum manis di sela kata-katanya. Aka tak henti menatap Tetsu sepanjang mereka berjalan lagi untuk napak tilas, ke sekolah musik mereka bertiga, sampai ke sekolah masing-masing, karena tanpa diketahui Ari, genggaman Tetsu tak lepas dari tangan Aka.
Setelah malam mulai larut, mereka kembali lagi ke hotel. Aka dan Tetsu seperti yang sudah direncanakan sejak awal. Tidur sekamar, dan karena di hotel ini tak ada kamar dengan double bed, maka terpaksa mereka tidur diatas kasur yang sama.
Aka meminta untuk ke kamar lebih dulu sementara Tetsu dan Ari mengobrol di lobi dengan beberapa orang kru yang juga satu hotel dengannya. Aka merasa dirinya di rumah, jadi dia melemparkan syal dan jaketnya begitu saja diatas kasur lalu beranjak ke kamar mandi.
Aka berendam di jacuzzy, bersantai sambil memejamkan mata. Di pikirannya, hanya ada yang indah-indah bersama Tetsu. Aka tersenyum sendiri. Entah cinta apa ini, membuat seseorang hilang ingatan, sepertinya! Aka terhenyak mendengar suara deringan ponselnya. Disana tertera, Hyde.
Aka mengangkatnya, “hallo.. honey..!”
“hai.. are you okay..? miss you so..” kata Hyde singkat, tapi membuat Aka serasa ingin mati, serasa ingin menghentikan denyut nadinya saat ini juga.
“hai.. I’m okay.. disana apa kabarnya..? kamu sendiri..?”
“very good.. aku lagi makan pasta, berdua sama Yuki.. kamu lagi ngapain..?”
“hmm.. lagi berendem di jacuzzy, berasa di rumah..! aku baru pulang, habis jalan-jalan keliling kota tadi..”
Hyde diam sejenak, Aka menunggunya untuk bicara lagi, “wish I were there.. honey.. so that I can lick you around in that jacuzzy.. hari ini aku tersiksa karena belum cium bibir kamu, belum rasain belaian tangan kamu.. my god.. berapa lama lagi aku tersiksa kayak gini.. honey..!”
“don’t be overdoing.. aku bakal pulang segera.. Cuma itu yang bisa aku janjiin..!” ujar Aka dengan pandangan entah kemana, dan tujuan berbicara yang entah pada siapa.
“oke.. see you later.. Love you.. mmuah..!”
“Love you too…”
‘have I been really crazy, or pretending to be unconciousness..? yang jelas gue udah berpura-pura..’ Aka merasa telinganya terbuka dengan kata-kata ‘gila’ dari lubuk hatinya. Dia pun beranjak dari jacuzzy dan membasuh dirinya di shower. Aka melihat tubuhnya di cermin, memakai bathrobe lalu mengacak-acak rambut merah-panjangnya yang agak basah dan ketika dia kembali melihat cermin, dia melihat bayangan Tetsu dibelakangnya. Namun ketika Aka berbalik ke belakang, tak ada siapa-siapa.
Laju nafas itu kembali tak bisa teratur. Aka melangkah pelan untuk membuka pintu kamar mandi. Dia melihat Tetsu sudah ada di palang pintu yang terbuat dari kaca, menatap jauh cahaya kota dari lantai 8 hotel ini. Tetsu yang menyadari ada seseorang membuka pintu, langsung menoleh ke belakang. Aka tersenyum tapi agak tak punya keberanian untuk menatap Tetsu lekat-lekat.
“aku dibawain dua gelas anggur sama Ari tadi..!” kata Tetsu mengacungkan segelas anggur ditangannya sekaligus menunjuk dengan itu satu gelas lagi diatas meja.
“oh.. makasih..!” seru Aka sambil membereskan jaket dan syal dari kasur.
Aka menarik nafas panjang lalu dengan langkah yang masih tampak bergetar, dia mengambil segelas anggur di meja, dan langsung meminumnya.
“hei.. are you okay..?” tiba-tiba Tetsu sudah ada di belakang Aka. Tepat berbicara di telinga kanannya.
Aka hampir tersedak. Mereka berdua bersamaan menyimpan gelas anggurnya. Tanpa diduga, Tetsu menenggelamkan wajahnya dirambut Aka dan melingkarkan tangan kirinya di pinggang Aka.
Sentuhan apa ini ? malaikatkah.. malaikatku yang kembali.. yang pernah kuacuhkan karena tak kutemui juga keyakinan atas cintaku, malaikatku yang pernah kutunggu kata cintanya.. malaikatku yang tak pernah mengatakan kata cintanya padaku.. atau malaikatku yang tak mencintaiku dan benar-benar begitu kucintai… saat itu..
“sorry.. I never told you..! pada saat aku tak ungkapkan, aku harapkan kamu tersiksa sama seperti aku.. tapi aku benar-benar tak bisa__”
Aka berbalik dan menutup mulut Tetsu dengan jarinya, “kata maaf kamu itu gak bisa nyembuhin penyesalan aku selama ini karena gak bisa bersama kamu.. mungkin gak setiap hari, mungkin hanya ketika mata kamu itu bersinar bagai malaikat yang gak akan pernah aku temuin di mata manapun..!”
Aka mulai berkaca-kaca. Namun mereka tak mau lagi mengucapkan satu patah kata pun. Cinta itu tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, yang jelas, kini mereka merasakan indah, tak peduli ini hanya mimpi, dan memang ini adalah mimpi.
Tetsu membelai pipi Aka, menarik pinggangnya agar terus mendekati tubuh Tetsu. Tangan Tetsu masuk ke sela-sela rambut di samping telinga Aka lalu menarik wajah Aka. Mata malaikat Tetsu seakan membuat detak jantung Aka cepat dan melambat dalam waktu yang bersamaan. Tetsu mendaratkan bibirnya di bibir Aka yang polos, menggerakkannya seiring dengan gerakan bibir Aka juga. Memasukkan lidahnya ke mulut Aka dan Aka melingkarkan tangannya di leher Tetsu.
Dan selanjutnya, mereka rasa kehidupan baru yang datang dari kehidupan lama bisa membuat mereka lupa akan kehidupan yang sebenarnya mereka jalani. Mereka terbutakan mimpi, karena sekarang mereka sudah sama-sama dewasa. Di pikirannya masing-masing, Tetsu dan Aka pikir bisa menyelesaikan ini semua dengan mudah. Mungkin juga tak kepikiran sampai sana. Yang penting mereka sekarang merasa puas, berbahagia karena telah menggapai mimpi yang begitu lama mengambil waktu mereka untuk bersama.



Paginya, Aka menemukan dirinya terbias cahaya matahari dari jendela yang lupa ditutup tirainya. Dia pun melirik ke sisi kirinya. Tetsu baru saja menggeliat dan membuka matanya sebentar, melihat Aka, tersenyum, lalu terpejam lagi. Hyde tak pernah seperti itu.. pikirnya, tapi tak dia pedulikan. Aka menutup mulut Tetsu dengan mulutnya. Tetsu kaget, dia hampir tak bisa bernafas, tapi juga merasakan berjuta sensasi yang belum pernah didapatkannya.
“lihat aku..!!” pinta Aka.
“kenapa..?” Tetsu mencoba mengatur nafas dan detak jantungnya yang mendadak cepat.
“you see… Aka bukan lagi cewek tomboy yang kekanakan karena bergaul sama kamu yang childish, sekarang dia adalah wanita penuh sensasi karena dicintai oleh kamu yang sexy..” katanya dengan bisikan surga, membaringkan kepalanya di dada Tetsu.
“am I.. ?? gue banyak belajar dari…” Tetsu baru saja akan menyebutkan nama Kuro, tapi apa pantas sekarang ini nama suci itu disebut, baginya, “…kenangan” Tetsu membelai rambut merah Aka.
‘begitu banyak perbedaan antara dia dan suamiku ‘tercinta’, detak jantungnya, laju nafasnya, hangat tubuhnya, ciumannya, senyumannya, sentuhannya… semakin gue membeda-bedakan, kenapa gue semakin ngerasa dia yang kini sempurnakan hidup gue..’
Oh.. gawat, Aka mulai terbalut dillema. Tapi yang kini didekatnya adalah yang paling ada dihatinya, dia.. Tetsu.. setiap inci tubuhnya ingin dia miliki, tak ingin pernyesalan itu datang lagi.
“you know Aka..! aku gak mau menyesal untuk yang kedua kalinya..!” ujar Tetsu. Aka agak terhenyak, karena kini perasaan mereka berdua ternyata sama.
Tetsu tahu.. dia bukan menyesal karena telah mencintai Kuro, atau menyesal telah bersama Kuro. Tak ada sedikitpun kata itu dihatinya. Tapi yang dia sesali adalah, mengapa dia tak mengatakan cinta itu sejak dulu. Apapun yang dihati Tetsu, Kuro adalah yang terbaik di hatinya, di jiwanya, di hidupnya. Tapi Aka.. cintanya yang tertunda, bisa dia kembali dapatkan, walau harus mengagungkan dusta mulai sekarang.



Selama 4 hari di kota kayu, dengan jadwal latihan yang begitu padat, ternyata malah tak ingin diakhiri oleh Tetsu dan Aka. Mereka serasa tak ingin kembali ke ibu kota. Apa..?? mereka jadi gila kembali ke sini. Mereka tahu itu, tapi tak pernah kata-kata itu mereka pedulikan.
Setiap malam, Tetsu memeluk Aka. Mereka bermesraan di pekatnya malam. Sentuhan itu tak ingin mereka hentikan sampai kapanpun. Mereka bercumbu dan berpeluh di hotel, tak peduli siang hari tadi mereka kecapekan setelah latihan. Tak ada yang mengetahui.
Tapi malam ini adalah malam terakhir, akankah mereka berubah setelah kebali ke ibu kota. Mereka tahu, akan ada yang berubah. Tapi setelah ungkapan perasaan itu, mungkin sulit juga untuk melepaskannya begitu saja. Atau.. mereka harus backstreet. Karena baru saja mereka sadar kalau kata yang pantas untuk mendefinisikan semua ini adalah, selingkuh.



Aka dan Tetsu kembali lagi ke ibu kota. Mengulang kembali rutinitas yang selama beberapa hari ini ditinggalkannya. Tetsu mengantar Aka ke rumahnya, dia tahu Hyde sedang ada di rumah, jadi dia pun mengantarkan Aka sampai masuk ke rumahnya.
Di dalam rumah, Hyde tak kelihatan dimanapun, Aka memanggil-manggil Hyde sementara Tetsu mengangkat koper Aka ke samping sofa dan dia pun duduk si sofa bulu warna coklat itu.
Akhirnya Hyde datang dari atas dengan mata yang masih tampak kantuk. Namun segera segar setelah melihat Aka, “Aka-chan..!” serunya. Tanpa kata-kata lagi, dia langsung memeluk Aka dengan kerinduan yang begitu dalam, dan mencium bibirnya dengan penuh kehangatan.
Tetsu melihat itu, adegan yang tak ingin dia lihat. Dia mencium lelaki lain di depanku.. oh Tuhan.. sadarkan aku, dia suaminya.. hidupnya.. Cinta..Tak bisakah kau tinggalkan ciuman itu, dan menciumku saat ini juga.. di depannya! Hei.. apa yang kau rasakan, apa hangatnya sama dengan bibirku..? aku ingin rasakan bibirmu juga, aku ingin memilikinya saat ini juga.. Tuhan, aku tak tahan..
“hei Tetsu.. at least.. kalian dateng juga..!” seru Hyde membuyarkan lamunan Tetsu tentang Aka. Hyde membisikkan sesuatu di telinga Tetsu. Tetsu tertawa hampir dibuat-buat, menertawakan perkataan Hyde atau menertawakan dirinya sendiri. Yang jelas, dia ingin pergi dari rumah ini sesegera mungkin.
“I have to go, Hyde..! gue udah anter Aka dengan selamat sampai tujuan, home is waiting for me..!” Tetsu menatap Aka yang hampir belum bisa bergerak dari tempatnya berdiri tadi.
“oke..oke..” canda Hyde sambil mengantar Tetsu menuju pintu.
Tetsu akhirnya pergi. Akankah Aka merasa lega..? ya, dia lega.. akhirnya Tetsu tak lagi harus melihat Hyde menciumnya.
Aka langsung meninggalkan Hyde ke dalam rumah ketika Hyde masih melihat mobil Tetsu menghilang di belokan pertama. Sebenarnya apa yang dirinya tahan, Aka pun tak tahu. Dia hanya tahu, dia sekarang cemas, panik dan tak tahan menahan beban di hatinya.
Beban ? mengapa pula ini harus dijadikan beban. Aka memilih jalan ini sendiri, dengan pikirannya sendiri. Kalau memang ini adalah jalan menuju kegilaan, dia pun tak peduli.
Tak lama, Hyde memeluknya dari belakang ketika Aka baru saja mengambil segelas jus dari kulkas, “do you miss me.. honey ?”
“miss you so..”
Aka harus melakukan ini. Hyde adalah suaminya. Semua orang tahu itu. Suami yang tak bisa begitu saja dilepaskannya. Kasih sayangnya sudah habis sepenuhnya dia berikan untuk Hyde. Terlanjur hidupnya diberikan untuk Hyde. Tak mungkin dia ambil kembali semua itu. Tak mungkin.
Dan butuh waktu cukup lama untuk memupuk kembali kasih sayang baru untuk dia panen dan diberikan pada Tetsu. Dia bisa menunggu.



Pernahkah kau merasa tak mau keluar dari labirin yang gelap, padahal di depan sana kau sudah tahu jalan keluar menuju padang bunga yang cerah ? atau kau terus berjalan di padang pasir yang gersang dan panas, padahal tepat dibelakangmu sebuah oasis yang menunggumu untuk berhenti disana..? atau lebih seperti ini, kau rela berjalan menuju cinta yang pahit dan menyiksa, padahal disampingmu tetap setia menemani cinta yang indah dan abadi ? mengapa kau lebih memilih penyiksaan daripada kasih sayang demi kepuasan dirimu sendiri, atau karena ketakutanmu pernah menghadapi penyesalan yang bertubi-tubi ?
Braak..!!
Tak sadar Tetsu menabrak gerbang rumahnya sendiri. Hampir saja mencederai dirinya. Bemper mobilnya tergores sedikit. Dari dalam ada yang membukakan gerbang, Kuro.
Kuro tampak begitu kaget dengan suara tabrakan tadi, tapi malah aneh ketika melihat Tetsu sendiri yang menabrak pintu itu, “Tetsu.. what’s wrong..?” tanya Kuro. Tetsu masih agak shock berada di dalam mobilnya.
“hei..” Tetsu keluar dari mobil, “gak tahu, agak ngantuk aja mungkin..” katanya. Tetsu memberi isyarat untuk memasukkan mobilnya terlebih dahulu.
“aww..!” Tetsu mendengar suara Kuro yang mengaduh kesakitan ketika Kuro menutup gerbang, yang tidak terlalu sulit.
“Kuro-chan.. kenapa..?” Tetsu menghampiri Kuro.
Kuro memperlihatkan tangannya yang dibalut kasa putih, hampir memenuhi tangan, jari dan telapak tangannya, “I have an accident.. dua hari yang lalu..!” katanya. Tangan itu masih terkulai di telapak tangan Tetsu.
“kok bisa..? ke dokter..? parah..? kenapa gak bilang aku..? kecelakaan besar..?” Tetsu panik, dia tak akan berhenti bicara jika Kuro tak menutup mulut Tetsu dengan jarinya.
“udah.. sini aku ceritain..!” Kuro mengajak Tetsu masuk ke dalam rumah sambil menceritakan kejadiannya, “..aku juga gak sadar, aku lagi bikin puding di dapur, terus lihat kamu di tv.. gak tahu kenapa, aku pengen nelfon kamu malam itu juga, padahal sorenya kamu telfon bilang ke aku baru jalan-jalan sama Aka, kan.. and then I’ve got a hurry, I don’t know why.. dan ada gelas pecah, aku jatuh, tangan aku tepat diatas pecahan kaca itu.. tapi aku gak ngerti, kenapa perasaan aku jadi gak enak tentang kamu, aku buru-buru lagi mau ngambil telfon, eh.. ada pisau ngegores punggung tangan aku.. untung aku lagi sama Lady.. dia bawa aku ke rumah sakit..!” ujar Kuro.
Tetsu tak bisa berkata apa-apa, sekuat itukah perasaannya..? “tapi besoknya kamu gak bilang apa-apa sama aku.. terus apa kata dokter..?”
“aku takut ganggu latihan kamu.. sayang, dokter bilang sih lumayan parah, soalnya banyak kaca yang nembus, agak pegel, dan aku…”
Tetsu segera memeluk Kuro erat, dia rasa dia sedih. Kasihan melihat Kuro seperti ini. Ya.. siapa lagi yang harus disalahkan ? Dirinya sendiri..!. Tapi, Tetsu merasa, apa pantas dia bersalah. Aku tidak bersalah.. batinnya meraung antara dua pendapat, bersalah dan tidak. Tapi apa yang harus dia perbuat untuk Kuro, dia hanya bisa memeluknya seperti ini, tak lebih, untuk saat ini. Untuk nanti, ketakutan itu masih menjelma, yang dapat mengobatinya adalah Aka.
Tuhan.. mengapa kasih sayang ini harus terbagi..??



Aka masih terjaga jam 2 pagi dan memeluk kakinya. Disampingnya, Hyde tampak sudah bisa tidur nyenyak.
Malam yang berbeda dengan 4 malam kemarin, dengan dua lelaki berbeda. Yang kemarin adalah pengobat sesalnya dan yang disisinya malam ini adalah suaminya tersayang. Tersayang… dan tak akan pernah tergantikan. Hanya Hyde yang bisa mengenalkan dirinya pada rasa bahagia. Tapi Tetsu bisa membawanya kembali pada rasa cinta dahsyat yang tak terlupakan. Namun Hyde adalah lelaki yang sempurnakan dirinya, walau 4 malam kemarin dia bersama Tetsu, malam ini tak ada yang berubah dalam dirinya terhadap Hyde. Tak ada rasa jenuh, tak ada rasa tak mau. Hyde tetap memperlakukannya bagai ratu dihatinya, itu yang membuat Aka merasa nyaman berada di samping Hyde. Karena Hyde-lah cinta itu. Lalu Tetsu..??
pantaskah aku bilang dia adalah cinta itu, sementara disampingku sudah jelas selalu menjadi cinta di mata dan hatiku.. Aka mulai tak bisa mengendalikan dirinya. Dia ingin ada didekat Tetsu lagi, agar ketakutan untuk menghadapi penyesalan ini segera hilang.
Ketika Aka mulai memikirkan Tetsu di otaknya, Hyde terbangun dan memeluk pinggang Aka, “hei.. gak ngantuk..?” bisiknya. Hyde lalu menciumi pundak, leher serta pipi Aka. Aka mulai menutup matanya. Bibir dan tangan itu membuatnya melayang.
Oh Tuhan.. yang menciumku ini suamiku, mengapa aku memikirkan orang lain.. Tetsu.. come in to me..!!
Aka tertunduk, malu pada Hyde, “honey.. what’s wrong with you..? kamu teralu capek..?” tanya Hyde.
Aka menatap mata Hyde lekat-lekat, “no.. aku gak kenapa-napa.. aku, mulai ngantuk sekarang..! kita tidur lagi ya..!”
Akhirnya mereka terbaring lagi. Hyde masih tetap memandangi Aka, membuat Aka heran, “what..?”
“you know Aka-chan.. waktu kamu telfon aku habis jalan-jalan ke danau, aku mimpi kamu tenggelam di danau itu… but I can’t safe you.. susah banget buat nolong kamu dari danau itu.. tapi untungnya, ada Tetsu disana, dan dia nolongin kamu.. aku pikir, gimana kalau kamu gak sama Tetsu waktu itu.. mungkin aku akan kehilangan kamu selamanya..!” ujar Hyde, tampak ada raut kesedihan ketika bercerita tentang mimpinya, tapi agak lega ketika menyebut nama Tetsu.
Tapi tidak dengan Aka. Ada yang menyesak di dadanya kini. Menyesak, mengganjal, serasa ada yang menusuk hatinya. Air matanya mau dia keluarkan, tapi tak bisa.
“you know Aka-chan.. I don’t wanna lose you.. losing you is painful to me..!” lalu Hyde memeluk Aka begitu erat seperti Aka akan lepas.
Aka menangislah…!!! Katakan padanya kalau kau takkan hilang dari hidupnya, katakan Aka..!! katakan kau akan selalu ada dan selalu mencintainya, katakan semua hal tentang kau yang tak punya lagi kasih sayang untuk siapapun kecuali untuknya, katakan Aka..!!!!!!!!
Batin Aka menjerit-jerit dalam pelukan Hyde, “I won’t…” akhirnya kata itu yang keluar dari mulut Aka. Pembendaharaan katanya tampak habis. Dia tak mampu lagi mengungkapkan isi hatinya.
Hyde pun tersenyum, dia menarik kepala Aka agar terkulai di dadanya. Mencium kepalanya, dan menyuruhnya tidur. Aka pun menutup matanya yang panas. Dia mencoba tertidur. Lalu tertidurlah dia, tapi tanpa mimpi.
Paginya, ketika Aka baru selesai mandi, Aka mengambil sekaleng bir dari kulkas, dia meminum bir itu pagi-pagi sekali, pikirannya masih mengambang, kalau dia sudah benar-benar gila, dia bisa bunuh diri saat ini juga. Aka melihat dirinya di kaca wastafel kamar mandi. Melihat dirinya yang tampak hina, menurutnya.
Hyde tiba-tiba masuk, Aka agak kaget, “Aka-chan.. kok belum siap-siap..?” tanya Hyde.
Aka menyembunyikan bir di saku bathrobe-nya, “hei.. mmhm.. tunggu dulu ya..!” pinta Aka.
“oke.. aku tunggu di bawah,” jawab Hyde.
Sepeninggal Hyde, Aka meminum bir-nya lagi, membuatnya tak bisa menahan ganjalan dihatinya. Aka menangis tanpa air mata. Penyesalannya hadir. Tapi.. ini berbeda. Penyesalan yang lainnya.



Hari ini, Aka ada show, dia harus melakukan check-sound bersama Sexy. Jadi, seperti yang sudah dijanjikan, Sexy akan bertemu di markas Ciel, so.. Aka dan Hyde bersama-sama ke tempat yang sama dari rumah.
Aka mulai membatin lagi. Akan secepat ini mereka bertemu lagi. Dia, Tetsu dan Hyde. Apalagi mungkin sekarang bertambah Kuro. Ya Tuhan.. aku begitu sayang Kuro.. mengapa aku tak memikirkan juga tentang dia.. Tuhan.. pikiranku begitu ‘overloaded’. Tetsu.. help me out of this..!
“Aka.. kita sampai..!!” tak sadar Hyde sudah membukakan pintu mobil untuknya, “are you okay..??” tanya Hyde, sambil menarik tangan Aka dari dalam mobil.
“sure.. I’m very okay..!” jawab Aka.
“tapi dari kemaren kamu kelihatan capek banget.. banyak ngelamun, banyak mikir.. aku takut kamu nanti sakit lagi..!”
“enggak, sayang..” Aka merangkul Hyde dan mencium bibirnya, diluar markas, dilihatin satpam markas, dilihatin staf-staf studio, dan baru Aka mengakhiri ciumannya itu, ketika ditepuk pundaknya, oleh Yuki.
“wooi..wooi.. ada razia..ada razia..!!!” seru Yuki, sambil berlari masuk diikuti Lady dibelakangnya.
Aka dan Hyde tersenyum, lalu mengejar Yuki ke dalam markas yang di sudut-sudut temboknya penuh dengan foto-foto Ciel, cover majalah, penghargaan, platinum, cover album dan segala hal tentang road to glory Ciel yang sudah selama 7 tahun berada di dunia musik.
Di satu sudut sofa, Aka melihat Kuro sedang serius dengan ponselnya, dan Tetsu tak terlihat dimana-mana. Aka langsung duduk di sofa yang berbeda dan agak jauh dari Kuro. Tapi saat ini bukan hari keberuntungan Aka sepertinya.
“wooi.. sista’..!!” panggil Kuro, keras, serasa begitu antusias untuk segera bertemu dengan adiknya yang satu ini.
Sexy punya panggilan sendiri-sendiri, Aka itu dipanggil ‘sister’ karena paling muda, Kuro dipanggil ‘mommy’ karena sifatnya yang keibuan dan yang paling tua tentunya, Lady dipanggil ‘aunty’ karena selalu ada ketika yang lain tak ada, Lady adalah pelarian seperti seorang tante muda yang selalu siap untuk ‘dikorbankan’ oleh keponakan-keponakannya, kadang juga Lady disebut ‘aunty oracle’ karena entah kenapa setiap feeling-nya selalu benar tentang orang lain, dan Midori dipanggil ‘nanny’ karena dialah yang selalu mengundang sekaligus mengusir masalah.
Aka menghampiri Kuro dan duduk disampingnya dengan perasaan begitu khawatir tak seperti biasanya. “aww..aw..” Kuro meringis kesakitan, Aka kaget.
“eh..eh.. kenapa lo..??” tanyanya heran.
“nih..” Kuro mengacungkan tangannya yang masih diperban, “I have an accident..”
“why..?”
“kena pecahan kaca..”
“alah.. gue tahu segitu paniknya elo, takut kenapa-napa sama Tetsu, malah elo yang kenapa-kenapa kan..!” serobot Lady.
Aka terkejut setengah mati, apa yang dimaksud dengan ‘takut kenapa-napa sama Tetsu’ itu kan benar-benar terjadi. Tetsu berselingkuh darinya, begitu benar begitu salah.
“ssst… udah Lady, jangan diingetin lagi..!” kata Kuro memelototi Lady.
Aka mengusap mukanya yang polos tanpa make-up. Mungkin saja ada kotoran disana. Kotoran yang tak tampak, tersembunyi di sela-sela hatinya. Akankah ini diakhiri ? kata-kata itu yang tak ingin dia dengar saat ini, tapi selalu terbersit setiap saat di pikirannya. Kepalanya tiba-tiba berat, seberat apa yang harus dia hadapi. Tapi, jika dia menampakkannya sekarang, Hyde bisa-bisa cemas setengah mati.
“Midori belum dateng..?” Aka mengalihkan perhatian.
Lady dan Kuro bersama-sama menggeleng. Aka pun pamit dulu ke belakang. Sambil berjalan di koridor yang sepi karena kamar mandi di belakang ini jarang dipakai oleh penggunanya, Aka terus menundukkan dan memegangi kepalanya.
“Aka-chan..?” suara Tetsu, baru keluar dari kamar mandi.
Aka mendongakkan kepalanya, Tetsu masih beberapa meter lagi darinya. Tetsu menatap Aka dengan tatapan cemas, kasihan, dan perasaan yang dalam. Karena ini bukan lagi masalah hati, tapi masalah jiwa.
Aka tak bisa lagi menahan perasaannya, dia berlari untuk menghampiri Tetsu dan langsung memeluknya. Tetsu menerima pelukan itu dengan perasaan yang sama, dengan perasaan letih dengan semua ini. Baru saja 4 hari mereka memulai hidup baru dengan resiko yang sangat tinggi. Tapi badai yang datang melebihi badai ketakutan itu sendiri, malah sepertinya akan memulai ketakutan baru lagi.
Mereka buru-buru masuk kedalam kamar mandi dan terus berpelukan begitu lama. Tangis Aka mulai tumpah ruah di kaos putih Tetsu. Tetsu benar-benar tak bisa tahan melihat Aka menangis. Begitu Aka merasakan sakit atau sedih, cinta itu seakan tumbuh begitu dalamnya di hati Tetsu. Dan tanpa berpikir panjang lagi, “kita bisa hadapi ini bersama-sama..” kata Tetsu tegas.
Aka menghentikan tangisnya dan menatap Tetsu dengan mata basahnya. Mata yang selalu menjadi juru selamatnya. Mata yang kini memberikan kekuatan padanya. Mata yang juga membuatnya mendapatkan seseorang yang bisa percaya padanya. Aka percaya pada Tetsu. Diantara saat ini tak ada yang bisa membuatnya yakin bahwa yang dilakukannya ini benar. Tak ada yang membuatnya keluar dari ketakutan karena yang diperbuatnya. Tetsu bisa.
Tetsu mencium bibir Aka begitu dalam, masuk kedalam rahangnya. Mereka begitu dekat, percaya satu sama lain. Dan.. pikiran mereka mengatakan, mereka akan bisa lalui ini, walau butuh waktu yang lama.
Aka dan Tetsu pun keluar dari kamar mandi.. mereka berjalan lagi menuju tempat perkumpulan sambil mencoba menenangkan lagi pikiran.
“what took you so long..?” tanya Kuro pada suaminya, Tetsu.
“telfon..” jawab Tetsu singkat, sambil memindahkan tas Aka yang tergeletak di sofa tempat dia duduk disamping Kuro.
Lalu Aka datang beberapa detik kemudian, dia mengambil tasnya dan memakai kacamata coklat lalu duduk disamping Tetsu. Aka tak peduli, Tetsu membuatnya tak peduli, semua orang disini tak ada yang bisa membuatnya peduli, dia putuskan akan jalani semua ini berdua, dan akan terus mencoba mencari akhir dari segalanya.
Midori ternyata sudah datang dari tadi dan datang dari lantai atas bersama Ken, “gals.. kita dah ditunggu..!!” serunya.
“oke..!!” jawab Sexy bebarengan.
Mereka berempat pun pamit dan mencium suami masing-masing. Mereka berempat pergi ke sebuah acara inaugurasi universitas papan atas. Disana Kuro tidak jadi memainkan lagu yang mengharuskan Kuro memainkan gitar dikarenakan tangannya yang bahkan memegang microphone lama-lama pun tidak bisa. Untuk menutupi perban itu, Kuro memakai sarung tangan hitam yang sesuai dengan pakaian perform-nya, gothic lollita. Mereka disana memainkan 4 lagu sampai pukul 10 malam. Setelah selesai, mereka langsung pulang ke rumah masing-masing dan tidak disambut oleh suami-suaminya tercinta, karena harus ada kerjaan yang lebih berat dari yang mereka kerjakan.
Aka bersantai diatas tempat tidurnya sendirian bagai ratu, memakai lingery transparan warna merah yang talinya berbulu sambil meminum anggur dan menonton televisi. Handphone-nya berbunyi, dan di layar tertera nama Hyde.
“halo..” sapanya.
“you home..?? kamu belum tidur, sayang..?”
“belum.. aku masih capek dan.. sepi..” Aka berbohong lagi, sebenarnya dia belum tidur karena ingin mendengar satu kalimat cinta, dari Tetsu.
“oh.. sorry ya.. aku gak bisa pulang, banyak banget kerjaannya..!”
“oke.. gak apa-apa, besok kita ketemu lagi kan..?”
“ya.. sure.. Yuki said, besok kita makan siang di rumahnya.. bye, honey..!!”
Klik.. handphone ditutup Hyde. Aka masih menggenggam handphone-nya sendiri, berharap akan berbunyi lagi. Hampir 15 menit dia menunggu, tapi belum juga berbunyi. Akhirnya setelah setengah jam dia menunggu, handphone itu berbunyi lagi dan seperti yang dia harapkan, Tetsu.
“halo..!” Aka buru-buru mengangkatnya.
“hai.. cinta, lagi apa..?” tanya Tetsu dengan nada yang begitu mesra.
Aka tersenyum senang, “waiting.. wishing.. wish you were here.. aku mulai disiksa rindu, nih..!! kamu lagi dimana..?”
Tetsu malah tertawa, “kok samaan ya.. aku juga kangen banget sama kamu..!! tahu gak, aku lagi nelfon dilihatin Ken, Yuki dan Hyde.. tadi dia baru nelfon kamu kan, cinta..?”
Aka begitu kaget dengan pengakuan Tetsu, “egh.. kamu ngapain..??!!”
“tenang aja, mereka tahunya aku nelfon Kuro, lagian mereka di dalem glass-box kok, gak bisa denger..!! kamu harus bersyukur, hubungan kita gak dipersulit kok, asal kitanya gak mempersulit diri sendiri, ngerti..??”
“oke.. asal ada kamu, it’ll become easy, right..?!”
“ya.. I love you, cinta..!! emmh.. tiga hari lagi kita bisa berduaan, I really miss that time.. saat kita bisa bikin dunia kita sendiri.. dan mencium harum tubuhmu, cinta.. wangi yang berbeda, wangi cinta..!”
“aku ingin kamu.. melihat bibirmu berbicara dan menatapi indahmu, aku begitu ingin terus berada disampingmu, cinta..!!”
“I miss you.. udah dulu ya, yang make waktu nelfon sampe dua kali Cuma aku, jadi kelamaan.. bye.. love you so..!”
Handphone ditutup Tetsu. Aka tersenyum sendiri, bagai anak remaja yang baru saja mendapat telfon dari pacar barunya. Kesepian itu seakan hilang setelah Tetsu mengucap kata cinta.
Salahkah aku atas perasaan ini, yang tak mampu menutupi aku masih cinta kamu. Biarkan aku pilih jalanku sendiri tanpa harus ada lagi cinta selain dirimu, kasih.. keyakinan yang memisahkan kita, buatku bertanya ‘adilkah ini..?’
;tia;

Tidak ada komentar:

Posting Komentar